*⁠.⁠✧7✧.*

1.7K 216 11
                                    

Setelah kejadian itu, Aire jadi penasaran dengan kejadian sebenarnya jadi ia meminta konfirmasi terkait perkataan Matthias beberapa hari yang lalu tentang 'Layla mengintipnya'. gadis berambut emas itu selalu tidak menjawab dan pipinya memerah padam.

Dan itu membuktikan bahwa itu benar adanya tapi dia masih dilanda rasa tak percaya, apa benar Layla mengintip Matthias?

Lalu dia mengambil ponselnya di laci dan membuka E-book novel, membaca alur cerita lagi.

Saat menemukan plot yang tepat, Aire menjentikkan jarinya, pantas saja saat itu ia merasa tidak asing saat melihat tempat dia memetik buah bersama Layla. Ternyata sudah tercatat di alur.

Dan ia juga mengetahui setelah membaca novelnya bahwasannya Layla tidak sengaja memergoki Matthias yang tengah berenang di sungai dengan keadaan telanjang. Pada saat dia beristirahat diatas pohon.

Tapi Matthias bilang padanya beberapa hari yang lalu kalau Layla mengintipnya.

Konyol.

Rambut Aire bergoyang pelan saat ia menggelengkan kepala Lalu menutup ponselnya.

"Astaga si Mamat itu benar-benar.."

Ia meletakan ponselnya di meja, lalu melihat anak anjing yang tengah tidur meringkuk diatas kasurnya dengan perban melilit kaki kanannya.

Tangannya mengelus bulu-bulu halusnya dengan lembut sambil tersenyum kecil.

Pada akhirnya Aire memutuskan untuk merawat anjing ini, meskipun perlu usaha meminta izin pada Paman Bill untuk membiarkannya tinggal dipondok.

Dan Aire memberi namanya Nero Valor. Nama yang menurutnya sangat cocok mengingat bahwa anjing yang ia rawat berjenis doberman.

Ditengah rasa nyamannya mengelus bola bulunya, ia mendengar sayup-sayup suara tawa yang ia kenal semakin.

Kyle Ettman.

Pintu kamarnya terbuka, memunculkan siluet seorang pria yang tersenyum sambil menyandarkan badannya ke palang pintu. Mata hazelnya berbinar terpantul sinar mentari terlihat seperti lelehan madu dinetra gadis itu, "Kak Aire, halo." sapa pria itu dengan ramah.

"Hai juga, Kyle." balas Aire sambil tersenyum.

Kyle melangkah masuk ke dalam kamar dengan santainya, matanya berbinar melihat ke arah anak anjing yang tidur meringkuk dikamar. "Wah, jadi ini anak anjing yang dimaksud Layla," ucapnya antusias sambil mendekati Nero dengan hati-hati.

Aire mengangguk, "Ya, namanya Nero Valor. Panggil saja Nero."

"Nero, hmm, itu nama yang bagus," ujar Kyle sambil menjangkarkan tangannya untuk mengelus kepala Nero. Anjing itu menikmati sentuhan lembut dari Kyle, ekornya bergoyang-goyang kecil sebagai tanda keriangan.

Aire tersenyum melihat interaksi hangat antara Keduanya, "Sepertinya Nero menyukaimu," godanya sambil terkekeh.

"Sepertinya iya." Kyle tertawa kecil.

"Oh iya, bagaimana dengan kelas etiket mu? Lancar?"

Kyle menghela napas dengan ringan sambil menceritakan pengalamannya. "Aku mencoba mengikuti kelas etiket dengan baik, tapi gurunya benar-benar ketat. Setiap kesalahan kecil saja, bisa kena pukulan," keluhnya sambil menggelengkan kepala.

Aire terkekeh pelan, "memang yang diajarkan kelas etiket apa saja?"

"Ada banyak hal, mulai dari cara bersikap di meja makan, berjalan dengan sikap yang berwibawa, hingga bagaimana berbicara dengan sopan," jelas Kyle. "Tapi, yang agak membuatku kesulitan adalah latihan dansa." lanjutnya sambil menggelengkan kepala.

Duke's GripWhere stories live. Discover now