Teddy terdiam. Tidak menyangka bahwa istrinya akan mengatakan hal itu. Pikiran akan kehilangan istrinya lenyap, tergantikan dengan senyum yang mengembang dari wajahnya.

"Iya boleh, tapi mas cuma mau bilang, mas minta maaf untuk yang semalem. Mas lepas kendali karena mas masih cape sama kerjaan dan takut kamu semakin kecewa." Panjang lebar Teddy mencurahkan isi hatinya kepada Abel

"Mas, aku yang justrunya minta maaf. Mungkin akunya yang lagi sensitif dan kebawa pikiran. Maafin ya mas." Ucapan Abel jujur adanya. Kepergiannya dari rumah secara diam-diam adalah cara untuk menenangkan jiwanya. Membuang jauh skenario negatif tentang suaminya.

Lucu memang. Dua manusia ini layaknya surat dan perangko. Harus ada satu sama lain dan tidak boleh terpisahkan. Pertengkaran dalam rumah tangga lumrah terjadi pada pasangan suami istri.

Abel membawa Teddy ke dalam pelukannya. Sekali lagi, dirinya memang tidak bisa jauh dari suaminya. "Emang mau jalan kemana?" tanya Teddy dalam pelukan istrinya. Teddy terus mengelus surai rambut hitam istrinya yang wangi seperti bunga mawar.

"Hmmm... ke mall?" jawab Abel tidak yakin. Sebenarnya dirinya masih mempertimbangkan untuk mengajak Kirana keluar rumah. Pergi berdua di tengah fenomena viralnya Teddy dan Kirana membuat Abel sedikit khawatir

"Nunggu mas aja. Atau mau hari ini? Mas kan libur" ajak Teddy sembari melepas pelukan istrinya. Benar-benar dirinya rindu dengan wanitanya.

"Hari ini? mau ajak Bunda juga?"

"Boleh. Nanti perginya pake mobil mas aja. Mobil kamu tinggal disini juga gapapa"




🧸🧸🧸🧸




Sejauh mata menandang, Abel melihat berbagai ponsel mengarah pada Kirana dan Teddy. Mall di kawasan Jakarta Selatan menjadi pilihan untuk keluarga Wijaya dan Bunda untuk mengisi waktu luang. Setidaknya hari ini Teddy bisa kembali memanjakan sang putri .

Teddy dan Kirana memasuki toko mainan yang cukup besar. Membiarkan putrinya mengambil puluhan mainan yang terpajang di rak. "Dek, ini belum punya kan? Ambil ini ya." Definisi gaji habis untuk mainan anak semata wayang.

Disisi lain, Abel dan Bunda memasuki butik brand cukup terkenal. Memenuhi hasrat wanitanya yang ingin membeli sebuah tas hitam berukuran sedang. Abel mengamati berbagai macam model tas yang disuguhkan oleh staff laki-laki toko. Begitu telaten staff itu hingga membuat Abel semakin binggung untuk memilih tas.

"Bagus mana ya, Bun?" tanya Abel sembari mencoba beberapa tas dihadapannya. 

"Itu aja. Kan belum punya kamu mba" jawab Bunda pada tas berwarna hitam.

"Atau ini?" tunjuk Abel pada tas berwarna putih. Abel membandingkan kedua tas tersebut ke hadapan cermin yang berada disudut kiri butik.

"Ambil semua juga gapapa" suara Teddy muncul dari arah pintu dengan kedua tangannya penuh tas belanjaan. Sudah dipastikan itu adalah milik Kirana.

"Kapan sampe mas?" tanya Abel berjalan ke arah Teddy dan mengambil Kirana dari gendongan suaminya.

"Puas adek main sama papa ya? banyak mainan ya? nanti rumah kita isinya mainan adek semua" ucap Abel pada Kirana yang kegirangan karena sudah menemukan mainan baru.

Abel kembali berjalan untuk menentukan keputusan akhir dalam memilih warna tas. Sembari menggendong Kirana, Abel mengira-ngira warna tas yang cocok dengan semua warna pakaiannya.

"Dua-duanya juga gapapa sayang" Teddy memperhatikan bagaimana bingungnya sang istri untuk menentukan warna tas.

"Bunda ga pilih juga?" tanya Teddy pada Bunda yang duduk disamping kanannya.

"Udah mas, itu" tunjuk Bunda pada tas merah berukuran kecil. "Mba Abel kalo belanja memang lama. Ga kuat Bunda kalo nemenin." celetuk Bunda membuat Teddy tertawa.

Ada benarnya juga. Bahkan dirinya belum pernah menemani Abel berbelanja seperti ini. Justru hanya menemani Abel berbelanja kebutuhan rumah. Itu dua hal yang berbeda bukan? Teddy tidak bisa membayangkan betapa lama istrinya berkeliling semua toko untuk berbelanja.

"Ambil dua aja sayang, gapapa" sekali lagi Teddy berucap karena istrinya masih kebingungan dengan tas yang memiliki warna dan ukuran yang berbeda. 

"Bener ni mas?" Abel memutar tubuhnya dan menunjukkan dua tas tersebut kehadapan Teddy. Anggukan kepala Teddy menandakan persetujuannya. Abel lalu memberikan kedua tas tersebut ke staff laki-laki dan langsung membawanya ke meja pembayaran.

Tas hitam berukuran sedang yang sudah Abel incar sedari awal dan tas putih berukuran kecil tambahan menjadi pilihan akhir Abel untuk hari ini.

"Tas Bunda aku yang bayar ya" celetuk Abel mengeluarkan dompet dari dalam tasnya.

"Coba bilang lagi?" Teddy mendekatkan telinganya ke wajah Abel.

"Mas yang bayar semuanya. Istri mas tinggal terima beres, tinggal terima transferan uang belanja bulanan." Ucapan Teddy membuat Abel terbang tinggi. Betapa baiknya suaminya ini.

"Baik banget mas, istrinya pasti cantik ya? mau bayarin belanjaan istrinya?" Ledek Abel pada suaminya yang sedang mengeluarkan kartu kebangaan yang disukai oleh seluruh kaum hawa.

"Baik mba, dia cantik juga. Mau kenalan ga? namanya Abel" ledek Teddy tak mau kalah dengan istrinya. Seakan lupa keberadaan Bunda yang mendengar percakapan mereka. Hanya bisa tersenyum melihat tingkah laku pasutri ini.

"Mas, itu sampe 2 digit loh" ucap Abel berbisik pada Teddy.

"Gapapa dong sayang. Atau kamu mau nambah yang lain?" tanya Teddy melihat sekeliling bagian toko. Berharap ada yang menarik untuk istrinya.

"Ga mas, ga usah ini udah banyak banget loh." Dengan cepat Abel mengambil paper bag berisikan tas pilihannya dan Bunda sebelum suaminya ini mengeluarkan pundi-pundi rupiah lagi.

"Namanya juga sayang istri" ucap Teddy tertawa melihat tingkah istrinya.

Setidaknya hari ini Teddy berhasil memanjakan keluarganya dan tidak peduli berapa banyak uang yang ia keluarkan. Jika dirinya bisa mengeluarkan banyak uang untuk satwanya, maka dirinya juga harus bisa mengeluarkan lebih banyak untuk istri dan anaknya. 



















🧸🧸🧸🧸

Halo halo,
Mohon maaf baru update karena kesibukan satu dan lain hal di RL 🥹


Disclaimer!!
spoiler spinoff dari POLAROID akan mulai bertebaran hehehhe. See you😋🫶🏻

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 08 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

POLAROIDWhere stories live. Discover now