Part 16

870 72 8
                                    

"Sayang, ini ada paket" Teddy menunjukkan paket sembari menemani Abel yang sedang memasak

"Astaga sayang, aku lupa ngasih tau. Itu undangan dari timnya Andrew" Abel menepuk jidatnya sendiri

"Oh ya? Undangan apa?"

"Undangan acara studio tim Andrew. Ada client dia juga, terus dia minta tolong buat aku dateng sebagai owner studio. Kamu mau temenin aku, kan? weekend acaranya"

"Mau dong, nanti bawa Kirana ya" Teddy membaca undangan tersebut

"Terima kasih suamiku, ganteng deh" Abel mencium pipi kiri Teddy. Teddy yang mendapatkan perlakuan manis dari istrinya pun tidak mau kalah. Ia memeluk Abel dari belakang dan menyandarkan dagunya pada pundak Abel

"Mas entar ada yang liat" Abel kaget dengan tindakan suaminya

"Siapa? Kirana? lagi tidur dikamar"

"Mas, ni udah mateng, ayo makan" Abel melepaskan pelukan Teddy

"Bilang aja salting kan?" Goda Teddy

"Ih, mana ada"

"Tapi kok merah pipinya" Teddy berjalan mengikuti Abel ke meja makan


🧸🧸🧸🧸



Hotel Kawasan Jakarta Pusat

Abel, Teddy, dan Kirana memasuki gedung hotel yang menjadi lokasi acara dari tim milik Andrew. Banyak mata yang tertuju pada keluarga Wijaya ini, terlebih pada Abel.

Abel tampil cantik nan elegan dengan dress hitam di atas lutut, mengekspos sedikit punggungnya dan rambut yang sengaja tergerai.

"Selamat datang Ibu Abel Liana Ruby. Silahkan masuk" sambut salah satu staff wanita dan mengarahkan Abel serta Teddy yang mengendong Kirana ke meja VIP.

Sesampainya di meja itu, Abel menyapa Gia yang datang seorang diri dan para timnya

"Gila bel, lo cakep banget" puji Gia sambil berbisik

"Bisa aja lo" Abel menepuk pelan lengan Gia

"Cakep banget bel, suami lo ga ngedip tu" Gia melirik Teddy yang tentu saja sedang terpesona dengan penampilan sang istri

"Itu lebih ke takut istrinya di ambil orang" canda Abel sambil berbisik pada Gia

"Bapak Adam, ini Ibu Abel selaku owner Ruby Photography Studio" tiba-tiba Andrew datang dengan seorang laki-laki tinggi menggunakan jas hitam. Badan yang tinggi dan sedikit kekar menjadi point utama dari laki-laki bernama Adam ini

"Selamat malam" Abel mengulurkan tangannya dan disambut oleh Adam

Jangan tanya keadaan Teddy sekarang. Sudah pasti hatinya penuh dengan api yang membara.

"Ini Pak Adam salah satu client yang sering pake jasa tim Andrew, loh" Gia menunjukkan bukti dari dokumen ponselnya

"Wah, termasuk banyak ya, terima kasih banyak" Abel tersenyum

"Saya selalu pakai jasa dari studio milik mba Abel, kalo ada acara resmi. Bagus bagus hasilnya. Ga kecewa saya" Adam turut memberikan apresiasi kepada Abel

"Oh iya, mba Abel kesini sama siapa?" secara tiba-tiba Adam bertanya pada Abel. Sejauh ia berinteraksi dengan Abel, ia hanya mengenalkan rekan kerjanya saja

Mendengar pertanyaan itu, tentu membuat darah Teddy semakin panas. "Sopan kah menanyakan itu didepan suaminya?" Pikir Teddy

"Sama suami, sini mas" panggil Abel pada Teddy yang menampilkan muka datar nya. Kebetulan jarak Abel dan Teddy tidak terlalu jauh, sehingga Teddy bisa dengan jelas mendengar semua percakapan sang istri

Teddy berjalan dengan gagahnya sembari mengendong Kirana di tangan kanannya. Menggendong dengan 1 tangan menjadi daya tariknya sekarang. Aura hot daddy menjalar keseluruh tubuhnya.

Jas hitam dengan dasi navy menambah aura mahal dari papa anak 1 ini. Tidak heran banyak wanita yang melirik Teddy. Siapa yang tidak tahu Teddy Indra Wijaya? Ajudan Bapak Prabowo yang viral dan menjadi rebutan seluruh wanita Indonesia

"Mas, ini Pak Adam, salah satu client Andrew"

"Teddy Indra Wijaya, SUAMI dari Abel" Teddy menekankan kata "SUAMI" pada perkenalannya, sekaligus peringatan keras untuk Adam jikalau amit-amit ingin mengambil kesempatan dalam kesempitan

"Oh..oh suaminya. Perkenalkan, saya Adam" jawab Adam sedikit canggung

"Bel, suami lo tu" Gia berbisik pada Abel dan memberikan kode jika Teddy dalam suasana hati yang berapi-api

"Kalo gitu, saya permisi ya Pak Adam. Masih banyak yang harus saya datangin" Abel menarik Teddy menuju meja belakang

"Ini kapan selesainya?" Tanya Teddy dengan nada jutek saat sudah berada di meja belakang

Keduanya mengambil posisi paling belakang, jauh dari kamera tim Andrew yang tengah bertugas

"Bentar lagi sayang. Maaf ya tadi ngobrolnya kelamaan" Abel mengelus pipi suaminya. Ia sadar betul suaminya ini menahan rasa cemburu

"Dek, bilangin papa jangan cemburu, nanti mama sedih" Abel berbicara pada Kirana yang dipangku oleh Teddy

"Tuh kan, papanya ga mau jawab. Nanti mama tidur di kamar Kirana aja ya" Abel berusaha membujuk suaminya

"Cium dulu baru dimaafin" Teddy menunjuk pipinya

"Ih mas, dilatin entar. Malu ah"

"Ya udah, ga dimaafin"

"Eh ga mas, becanda. Ututututu yang cembuyu nii" goda Abel lalu mencium pipi suaminya. Tentunya ciuman itu tidak terekspos karena Teddy mengangkat tubuh Kirana dan dijadikan benteng penutup agar tidak terlihat oleh orang lain

"Makasih ya dek, jadi benteng papa"

"Ya ampun kacian anak mama"

Kirana hanya bisa tertawa saat diajak bicara oleh orang tuanya. Menampilkan gusinya yang imut

"Ih belum tumbuh gigi ih" ledek Abel pada anaknya

"Iya ih, dedek masih ompong" ledek Teddy sembari mencium pipi Kirana tanpa henti

Bukan tawa lagi yang tampilkan Kirana, tapi tangisan imut. Seakan mengerti jika dirinya sedang di goda oleh orang tuanya

"Loh nangis, kan beneran ompong dedek tu" Teddy tertawa dengan perubahan ekspresi Kirana

"Yah nangis deh, ga mau dikatain ompong tu pa" Abel mengambil Kirana dari pangkuan Teddy dan membiarkan suaminya menikmati acara

"Ni kalo kamu yang pangku ketauan udah nikah" goda Teddy pada istrinya

"Kan memang sudah nikah ya, Bapak Teddy Indra Wijaya. Beda ni kalo kamu sekarang engga gendong Kirana, dikira bujangan"

"Coba aja kamu jalan dikit ke depan, pasti di kepung sama cewek-cewek" ledek Abel

"Patut dicoba" Teddy mengambil ancang-ancang berdiri

"Ya, paling abis itu tidur di teras depan" ancam Abel dan membuat Teddy kembali pada posisi duduknya

"Siap salah istriku" jawab Teddy sembari membelai rambut Abel




POLAROIDWhere stories live. Discover now