[02] Stumbling Gracefully

2 0 0
                                    

"Seingat saya, Anda tidak mengatakan kalau Zamharias Dominion adalah tempat seperti ini," gumam Hope sembari menggosok-gosok lengannya demi mendapatkan sedikit kehangatan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Seingat saya, Anda tidak mengatakan kalau Zamharias Dominion adalah tempat seperti ini," gumam Hope sembari menggosok-gosok lengannya demi mendapatkan sedikit kehangatan. Giginya bergemeletuk. Uap putih mengepul dari mulutnya ketika dia bicara.

Portal melontarkan Nyx, Hope, Shine, Conva, dan Prof. Hadwindi tengah danau beku yang begitu luas. Proses pendaratan itu tampaknya lebih melukai harga diri ketimbang fisik, sebab mereka langsung tergelincir begitu menginjak lapisan es dan jatuh dalam posisi yang menghancurkan martabat. Di antara kelima orang itu, hanya Hope yang entah bagaimana bisa tergelincir dan jatuh dengan penuh gaya. 

Langit kelabu menggantung rendah. Angin dingin yang bahkan sanggup membekukan tulang sesekali berembus. Keberadaan daratan tampaknya cukup jauh dari posisi mereka saat ini. Tempat itu begitu terbuka sehingga membuat mereka sangat mudah terlihat dan rawan dijadikan sasaran.

Nyx tidak suka memikirkan dirinya dikejar-kejar dan menjadi mangsa.

Sesaat, dia mengalami disorientasi dan masih agak mual setelah digelontor melintasi saluran air raksasa antar-dimensi. Yang diinginkannya saat ini hanyalah kembali ke kehangatan dan kegelapan kamar asramanya, kemudian tidur. Bukan berdiri di antah-berantah seperti sekarang bersama tiga murid lain yang baru dia kenal beberapa jam lalu, serta klona wakil kepala sekolah yang menurutnya lebih cenderung ceroboh dan seenaknya daripada bijak.

Prof. Hadwin bersin beberapa kali, lalu menggosok hidungnya, sebelum kemudian menjawab, "Y-yah, sepertinya aku lupa." Suaranya agak sengau. Hidung serta wajahnya merah. Ingus beku mencuat dari lubang hidung Wakil Kepala Sekolah Zodiac Academy tersebut.

"Hebat sekali. Dia melupakan hal sepenting ini. Luar biasa," gumam Nyx. Dia berhasil terdengar sinis meski suaranya sama datar seperti raut wajahnya.

Prof. Hadwin memberengut. "Se-seharusnya kau bersyukur karena sihir portal begitu pengertian mengeluarkan kita di atas danau beku, bukan di bawah lapisan esnya—mengingat portal tempat kita lewat merupakan portal air."

Nyx mendengkus."Oh, ya. Aku sangat bersyukur—begitu bersyukurnya sampai rasanya ingin menangis. Setidaknya, kita akan mati beku di daratan, bukan di bawah permukaan air," balas Nyx pedas.

"Bisakah kalian berhenti bertengkar?" Hope berusaha menengahi sebelum pertengkaran keduanya memburuk. "Perasaanku sungguh tidak nyaman," ujar pemuda berambut violet itu sembari merapikan dasinya.

"Kalau kau merasa nyaman dan kerasan di tempat seperti ini, maka aku akan meragukan kewarasanmu," sahut Nyx sinis.

Prof. Hadwin sudah membuka mulutnya, siap melontarkan balasan untuk perkataan Nyx. Namun, niatnya itu dihentikan oleh teriakan Conva.

"Penipu! Pembohong! Penjahat keji! Perbuatan Anda benar-benar tak bisa dimaafkan! Anda bilang di sini banyak tanaman beracun! Mana? Mana? Jangankan tanaman beracun, rumput saja tidak ada!" teriak Conva histeris.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Zamharias: The Tomb of GlazedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang