05; WEDDING DAY

1.6K 214 303
                                    

kalau mau lanjut cepat, jangan jadi
siders. happy reading >3

ཐིཋྀ

River tidak pernah menyangka jika ia akan mencium calon saudari tirinya sendiri di hadapan mantan pacar Seraphine yang gila itu demi membuktikan bahwa ia sungguh pacar dari cewek itu. Bukannya River mencari kesempatan dalam kesempitan, hanya saja lelaki itu tidak tahu harus bagaimana supaya bajingan itu percaya.

Mencium Seraphine di depan bedebah itu membuat River merasa sedikit déjà vu sebab seseorang dulu pernah melakukan hal itu untuknya. Bedanya, dulu River yang berada di posisi Blake.

Melihat ekspresi Blake melihat mereka, River mengerti bagaimana yang cowok itu rasakan sekarang sebab ia pernah melalui hal tersebut sebelumnya dan tidak peduli.

"Thanks, Brother." Seraphine tidak berhenti memandang River yang tengah menyetir begitu mereka kembali ke dalam mobil. "For saving me from that asshole and..." Senyuman Seraphine mengembang. "For kissing me."

"Ciuman itu sama sekali gak berarti apa-apa. Jangan salah paham," sahut River. "Semua itu cuma cara buat ngusir orang gila yang selalu ganggu lo."

"Tetap saja itu berarti," sahut Seraphine sembari menyentuh bibirnya. "You're a great kisser. Wanna taste my lips again?"

"Stop it, Seraphine."

Seraphine tersenyum nakal. "Or my another mouth?"

Seketika River mendelik sampai Seraphine tertawa lepas melihat ekspresi cowok yang sibuk mengemudikan yang justru terlihat menggemaskan.

"You're so cute, River."

Dan kembali mendelik ketika Seraphine tiba-tiba mengirim kecupan singkat tetapi sangat hangat di pipinya. Bahkan bekas lipstik merah itu meninggalkan sedikit jejak di sana. Melihat sekilas reaksi kaget River, Seraphine langsung buang muka dan pura-pura tidur sambil terkikik gemas.

River diam. Wajahnya langsung merona, sepenuhnya merah dan terasa panas. Sial.

Seraphine ternyata lebih agresif dari yang River duga.

Setelah malam itu, River dan Seraphine tidak pernah bertemu lagi. Bahkan saat Seraphine mencoba mengganggunya lewat media sosial, River berusaha mengabaikan. Ia hanya tidak ingin benar-benar dibuat gila oleh calon saudari tirinya itu.

Sampai di minggu selanjutnya ketika pernikahan antara orang tua mereka di salah satu hotel besar di pusat kota yang ditata semewah mungkin dengan berbagai ornamen elegan yang berlangsung, kembali mempertemukan keduanya.

Semprotan parfum beraroma aqua menjadi sentuhan akhir dari lelaki tampan yang mengenakan setelan semi formal; kemeja putih dengan dua kancing teratas terbuka, tuxedo abu-abu, celana bahan senada, arloji rolex di pergelangan kiri dengan sepatu pantofel hitam mengkilat. Menata tipis-tipis rambutnya kembali, River lantas menatap refleksi dirinya pada cermin besar di kamar hotel berdominasi putih yang menjadi tempatnya tidur sejak kemarin.

"Bukan gue yang nikah tapi kenapa gue nerveous," gumamnya pelan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Bukan gue yang nikah tapi kenapa gue nerveous," gumamnya pelan.

Justru lebih aneh jika ia tidak gugup.

Karena setelah pernikahan papanya nanti, ada banyak fakta yang akan River terima. Mulai dari ia akan mempunyai keluarga lengkap, memiliki Ibu tiri, serta saudara dan saudari tiri. Ia tidak akan tinggal bersama Papanya saja nanti.

RIVERTALE: HE & HIS STEPSISTERWhere stories live. Discover now