BAB 1: Awal Yang Putih

10 2 0
                                    

Pagi hari yang indah, Revan berkeliling kampung, dia bersama Nana seekor anjing miliknya yang ia pasang harness pada badannya, dan dia memegang talinya, agar Nana tidak kemana-mana. Dia berjalan menikmati indahnya pemandangan pesawahan, dan betapa sehatnya udara segar di pagi hari.

Dia membawa buku novel tebal di tangan kanannya, dan di tangan kirinya ia memegang tali Nana, sudah satu minggu ini Revan selalu mengajak Nana berjalan di pagi hari seraya membawa buku tebal itu kemana-mana, Revan sedang mencari tempat untuk dirinya membaca buku, ia ingin membaca buku di tempat yang sepi, dan pemandangan yang indah, dan menjadikan tempat itu, tempat rahasianya.

Jalan demi jalan ia lewati, Revan tidak menemukan tempat yang ia inginkan, selama seminggu ini ia sudah mengelilingi pedesaan juga ia belum menemukannya, Desa 1, Desa 2, bahkan Desa 3 pun ia kunjungi hanya ingin mencari lokasi impiannya. Pada akhirnya ia capek, dan berujung ia membaca buku di tempat yang sama setiap hari setelah mencari tempat, yaitu di Taman Jasmine.

Taman Jasmine memang dibuka untuk umum gratis. Tetapi, entah mengapa taman itu selalu sepi, setiap Revan pergi kesana ia selalu sendirian disana, terkecuali ada sepasang kekasih yang ingin bermesraan, dan orang yang ber swafoto saja yang datang, itupun tidak lama, tidak seperti Revan yang bisa berjam-jam disana sendirian membaca buku.

Revan mengikat Nana di bangku, supaya Nana tidak kemana-mana dan memberinya makanan anjing agar Revan lebih fokus pada bukunya. "Makan banyak ya Nana, aku mau membaca buku sebentar," ucapnya seraya mengusap puncak kepalanya. Nana hanya menurut saja, lalu menyantap makanannya.

Beberapa jam kemudian ada seseorang yang duduk di depannya, nampaknya orang tersebut sedang beristirahat usai olahraga pagi. Revan sangat fokus pada bukunya, sampai akhirnya di buyarkan fokusnya oleh Nana, sepertinya Nana sudah bosan dengan tempat ini. "Ada apa Nana? kau ingin pulang?" tanyanya. Anjing itu hanya meng-gong-gong, dan memutari kaki Revan.

Mendengar kata-kata yang diucapkan oleh Revan, pria yang berada dihadapannya sontak melirik. Karena ucapan Revan begitu tidak biasa didengar, apalagi di zaman sekarang. Revan beranjak dari tempatnya dan segera melepaskan tali yang terlilit di bangku itu. Disaat ia ingin mulai berjalan, ia tanpa disengaja melirik ke depan, ke pria tersebut, dan mereka saling berkontak mata tanpa disengaja.

Revan pun pergi dengan Nana, laki-laki itu hanya diam saja disana, sambil meluruskan kakinya.

*****

Sesampainya Revan dirumah, ia disambut oleh ayahnya. "Habis darimana kamu?" tanya nya, seraya memasukan makanan ke dalam mulutnya. "Aku sedang mencari tempat rahasia," jawab Revan polos.

Revan duduk di sofa dan melepaskan tali Nana terlebih dahulu. Revan menyalakan televisi, karena serial kartun kesukaan nya yang tayang setiap pagi. Sang ayah yang sedang duduk di meja makan berseru, "sarapan dulu nak, makin kurus saja badanmu itu, kau harus banyak makan."

"Aku tidak lapar ayah," jawabnya.

"Tidak lapar bagaimana, kau belum makan apa-apa, sarapan pagi itu penting nak." Sang ayah memberikan satu porsi makan ke atas piring, lalu berjalan menuju ruang keluarga. "Kau harus sering makan, ngemil kek apa kek, badanmu itu terlalu kurus untuk ukuran pria, harusnya badanmu se kekar ayah, dan umurmu sudah mau masuk remaja menuju dewasa, seharusnya kau berhenti menonton acara anak-anak." Revan hanya diam saja mendengar ayahnya mengomel, lalu ia menerima sepiring nasi yang di siapkan oleh ayahnya.

"Bagaimana aku mau se kekar ayah, aku kan tidak boleh mengangkat beban terlalu berat," ujar Revan seraya menonton televisi.

Pak Abirama terdiam, dan baru mengingat bahwa anaknya menderita Skoliosis. "Ya, setidaknya kau berolahraga berenang, buat apa ayah bikin kolam renang khusus untukmu jika tidak dipakai? Kata Bu Senja kau banyak malas-malasan."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 12 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Pelangi Tanpa WarnaWhere stories live. Discover now