O6

535 81 11
                                    

GYUVIN dibuat kebingungan lagi karena Ricky yang tiba-tiba bersikap dingin terhadapnya sepulang dari rumah orang tuanya. Dia berpikir pasti sesuatu sudah terjadi di sana dan itu adalah penyebab perubahan sikap Ricky saat ini.

Bahkan tidak biasanya dia masuk tanpa suara. Dia selalu berteriak memanggil Gyuvin ketika masuk ke dalam rumah. Jika belum menemukan Gyuvin, pria pirang itu pasti akan membuat keributan dan mulai menelpon asal kedua nomor Gyuvin.

"Heh, lu kenapa?" Gyuvin menoel pinggang Ricky yang sedang rebahan dengan kepala yang dia benamkan pada bantal. Ini membuatnya flashback ke beberapa bulan yang lalu.

"Gapapa, jangan ganggu gue dulu. Gue butuh tidur nih." Ricky mengipaskan tangannya ke udara tanda dia mengusir Gyuvin.

Gyuvin hanya mengangkat bahunya acuh. Mungkin Ricky benar-benar mengantuk, kemarin dia sampai larut mengerjakan tugasnya dan tadi pagi dia bangun terlalu pagi karena sakit perut.

Gyuvin berinisiatif membuatkan sesuatu untuk Ricky, apalagi anak itu menyukai makanan manis. Mungkin Gyuvin akan membuatkan dessert yang berbahan dasar strawberry untuk Ricky. Lelaki itu melangkahkan kakinya ke dapur untuk mengeksekusi strawberry dan tepung-tepung yang ada di dapur.

Ricky yang merasa Gyuvin sudah menghilang dari sana langsung bangun. Dia mulai merasa bersalah karena mengusir Gyuvin tadi. Seharusnya tadi dia membicarakan apa yang ibunya bilang.

Ricky berdiri dan berjalan perlahan ke arah dapur, ingin sekali dia mengagetkan Gyuvin yang sedang membelakanginya. Pria itu terlihat dengan menghaluskan sesuatu dengan blender buah di rumah mereka.

Ricky dengan kesadaran penuh berjalan ke arah Gyuvin dan memeluk erat pria tinggi itu dari belakang. Bahkan dia membenamkan wajahnya pada tengkuk Gyuvin.

"Coba minggir dulu, gue lagi masak nih."

Gyuvin tidak risih. Hanya saja ini tidak aman untuk kesehatan jantungnya.

Ricky menggeleng membuat hidungnya bergesekan dengan tengkuk Gyuvin, tentu saja Gyuvin merasa geli hingga tubuhnya bergerak asal.

"Rick, jangan gini dong. Gue kotor nih kena tepung, ntar lu kena tepung juga trus jadi kotor kayak gue."

Ricky kembali menggeleng.

"Jantung lu kok dagdigdugser gitu, Vin?" Tanya Ricky yang malah membuat Gyuvin semakin deg-degan.

"Mana ada, lepasin gak?" Gyuvin mencoba meraih tangan Ricky tetapi lelaki pirang itu malah semakin memeluk erat tubuh Gyuvin.

"Gak mau."

"Ricky, jangan gitu dong." Gyuvin sudah mau menangis menghadapi Ricky dengan mode seperti ini. Entah ini mode manja atau mode membuatnya kesal dan ingin berteriak.

"Ricky."

"Hm?" Ricky menyahut dengan lembut.

Gyuvin semakin lemah dibuatnya. Pria jangkung itu dengan susah payah memutar badannya hingga kini posisinya adalah Ricky memeluk tubuh Gyuvin dari depan.

Ricky mendongak ketika tidak ada pergerakan lagi setelah Gyuvin memutar badan. Sialnya pandangan mereka berdua malah bertemu, keduanya saling menatap tepat pada mata masing-masing.

Pupus sudah sebutan untouchable untuk Ricky karena dia yang terlebih dahulu mengelus dada Gyuvin, elusannya begitu sensual.

Entah apa yang merasuki kepala Ricky sampai bisa berbuat seperti ini. Walaupun dia menjadi submissive dalam pernikahan, dia tetap seorang pria yang mempunyai nafsu dan mudah terangsang bukan?

Gyuvin memegang kedua sisi rahang Ricky dan langsung saja mencium Ricky. Ciuman yang sedikit buru-buru itu belum berakhir meskipun sudah beberapa detik.

Nikah Kontrak | Gyuicky/ShimkongzWhere stories live. Discover now