O3

454 57 2
                                    

PRIA pirang itu kembali ke rumah tepat jam sepuluh pagi. Dia hari ini tidak memiliki kegiatan apapun karena dia belum bekerja, dia akan bekerja di umur dua puluh satu, beberapa bulan lagi.

Sesuai perkiraan Gyuvin, Ricky benar-benar pergi ke arah dapur untuk mencari sesuatu yang bisa dimakan. Dia tidak sempat makan di apartemen Taesan karena kedua pria itu sudah meninggalkannya pergi ke kampus.

Ricky membanting pintu kulkas ketika tidak menemukan sesuatu yang bisa dijadikan makanan di sana. Hanya ada susu dan dia sangat lapar sekali. Hampir saja Ricky memaki sebelum melihat sticky note yang tertempel di pintu kulkas. Perlahan senyumnya mengembang.

Ternyata Gyuvin cukup mengerti masalah perut

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ternyata Gyuvin cukup mengerti masalah perut.

Dirinya segera mengetik beberapa jenis makanan yang dia inginkan pada ruang obrolan miliknya dengan Gyuvin. Bukankah dia bilang akan membayar apapun yang Ricky pesan? Hitung-hitung sebagai permintaan maaf karena kemarin dia sudah melecehkan pantat Ricky.

Setelahnya pesan Ricky dilihat Gyuvin, pria itu tidak membalas. Namun setelah beberapa menit, dia menelpon Ricky.

"Halo, itu makanannya udah diperjalanan ya. Awas gak abisin..."

"Iya, Gyuvin Bacot!" Balas Ricky.

"Bilang makasih dulu. Mana makasihnya?"

"Idih, lu begini cuma buat dapetin makasih dari gue ya?"

"Anak asu, lu kalo hidup minimal harus tau tiga kata ajaib yang harus diucapkan. Tolong, makasih, dan maaf itu sus-"

"Iya, iya. Makasih ya, Gyuvin... Btw, maaf semalem gue ngilang, gue ke rumah Taesan. Lagian, lu sih pegang-pegang pantat gue."

Gyuvin di sebelah sana kembali tertawa, dia ingat bagaimana tangannya dengan jahil memegang pantat Ricky yang ternyata masih mampu memproses apa yang terjadi.

"Iya, gue juga minta maaf ya. Lagian lu tidur gayanya gitu amat, kayak pengen banget dipegang pantatnya."

"Halah, lu aja yang mesum. Gue gaya tidurnya emang gitu dari kec-"

"Iya? Baik, saya langsung ke sana setelah ini. Ricky, nanti gue telepon lagi ya? Gue dipanggil nih. Btw, makan yang banyak ya. See you."

Gyuvin langsung mematikan sambungan telepon.

"Dih, pede banget kayak gue pengen ditelpon dia aja." Ucap Ricky sebelum menyambungkan handphonenya dengan kabel charger miliknya.

Dia menunggu hampir satu jam untuk makannnya. Dari perutnya berbunyi, sampai tidak berbunyi, sampai berbunyi lagi.

Setelah mengucap terima kasih pada kurir, Ricky segera membawa dua paperbag dengan logo rumah makan itu ke ruang tamu. Dirinya duduk melantai lalu membuka semua kotak makanan. Makanan pertama yang dia coba adalah ayam bakar madu yang aromanya cukup memancing perut untuk berbunyi lagi.

Nikah Kontrak | Gyuicky/ShimkongzWhere stories live. Discover now