O4

463 61 18
                                    

GYUVIN mulai bingung bagaimana caranya mengatasi Ricky yang sedang galau. Dia sampai tidak masuk kerja hanya untuk membujuk Ricky agar mau makan. Ricky tidak sarapan dan ini sudah jam empat sore. Perutnya perlu diisi sesuatu apalagi dia sedang banyak pikiran.

Ricky bermasalah lagi dengan orang tuanya yang ingin Ricky cepat-cepat masuk ke perguruan tinggi, bahkan jurusan yang mereka tentukan bertolak belakang dengan jurusan yang Ricky minati. Lebih parah lagi, Ricky mulai menggantikan ayahnya bulan depan. Dia begitu stress sampai Gyuvin mendapatinya menangis diam-diam tadi.

Ngomong-ngomong, ini sudah bulan kedua pernikahan mereka. Meskipun tidak ada perubahan yang cukup signifikan pada orang tua mereka, namun mereka tidak lagi menyusun rencana untuk menjatuhkan satu sama lain.

"Ricky, makan dulu yuk. Nih gue udah beli ayam bakar madu kesukaan lu." Bujuk Gyuvin yang sedang bersandar di ambang pintu kamar dengan kedua tangan dia lipat di dada.

"Makan aja, gue gak nafsu makan." Balas Ricky.

Dia hanya tidur tiarap dan menyembunyikan wajahnya pada bantal, terlihat tidak ada semangat sama sekali. Sudah beberapa jam dia seperti itu.

"Ayolah, nanti kita pikirin sama-sama solusinya. Lu banyak pikiran terus gak makan nanti lu sakit, makin parah lagi sakit sambil mikirin kemauan orang tua lu."

Ricky tak menjawab.

Mau tak mau Gyuvin pergi mengambilkan makanan untuk Ricky. Dia akan menyampingkan egonya untuk menyuapi si kepala blonde yang kini sedang galau, melihat si blonde galau membuat Gyuvin ikut galau juga. Dia jadi rindu dengan Ricky yang mudah marah.

"Bangun dulu, nanti gue suapin."

"Makan aja, gue bilang gak nafsu makan." Balas Ricky.

Gyuvin berdecak lalu meletakan piring dan gelas tepat di meja samping tempat tidur. Dengan sekuat tenaga Gyuvin memeluk pinggang Ricky lalu menarik tubuhnya agar bangun.

"Anjing banget." Ricky menekuk wajahnya hingga rasanya Gyuvin ingin meninju wajahnya saat itu juga. Wajahnya mulai merah lagi mungkin ingin menangis.

"Cengeng amat dah jadi laki, buru buka mulut."

Ricky hanya membuka mulut pasrah saja, dia menatap Gyuvin dengan tatapan kosong. Gyuvin tau meskipun matanya menatap ke arahnya, pikiran Ricky sedang di tempat lain.

"Gigit terus telen, jangan diisep aja nasinya. Kayak anak kecil aja."

"Lu bwanyak atuwrannya! Mwakan aja sendiri!" Ucap Ricky dengan mulut yang penuh dengan makanan.

"Oh iya, iya. Maaf ya, Ricky~ makan banyak. Aaa, pinter anak Ayah." Gyuvin meniru gaya ayahnya yang menyuapinya saat masih kecil.

"Kalo gak nyaman sama orang tua itu wajar gak?" Tanya Ricky tiba-tiba.

"Wajar aja, apalagi mereka suka maksa lu." Balas Gyuvin tanpa menghentikan kegiatan menyuapi Ricky.

"Gue rasa gue bakal mati duluan."

Gyuvin mengetuk bibir Ricky dengan sendok besi yang dia pakai untuk menyuapi Ricky.

"Entar gue jadi duda dong kalo lu mati duluan."

Ricky menggeleng, "kan kita cuma nikah kontrak."

Gyuvin tersenyum, "emang gak boleh kita nikah sampai tua aja sampe mati sama-sama?"

"Gimana, Vin?"


















Keesokannya harinya Gyuvin masuk kerja seperti biasa. Pikirannya masih pada Ricky di rumah, dia yakin Ricky masih mengingat kejadian debat dengan orang tuanya, Gyuvin memutuskan untuk memantau cctv di rumahnya melalui laptop.

Melihat kegiatan Ricky yang hanya memainkan ponsel, masuk ke kamar mandi, memakan makanan ringan, lalu menonton tv dan rebahan membuat Gyuvin ikut mengantuk juga. Mungkin itu cara Ricky menghilangkan stressnya.

Tapi kasihan juga kalau dipikir-pikir, Ricky sendirian di rumah. Apa dia tidak membutuhkan teman untuk mengobrol?

Gyuvin tanpa berpikir beberapa kali langsung menelpon Ricky, matanya terus menatap Ricky lewat rekaman cctv yang memperlihatkan Ricky hanya berdiri dengan malas untuk mengambil handphonenya yang berada jauh dari jangkauannya.

"Halo?"

"Hai, kamu udah makan belum?"

"Idih, tumben pake kamu kamu, biasanya juga gue-lu."

Meskipun terdengar cuek, Ricky terlihat tersenyum di cctv membuat Gyuvin juga ikut tersenyum.

"Ciee, senyum-senyum sendiri."

"Apaan sok tau."

Ricky terlihat merebahkan tubuhnya di sofa dan memeluk bantal sofa. Dia terlihat lebih santai dari sebelumnya.

"Gue tau, nih lagi pantau dari cctv."

Pria berambut pirang itu langsung cepat-cepat bangun dan menoleh ke arah cctv. Gyuvin tertawa melihat wajah Ricky yang datar.

Ricky mengangkat jari tengahnya ke arah cctv membuat Gyuvin tertawa lepas.

"Gak sopan banget tangannya."

"Lagian lu kenapa segala pasang cctv? Ganggu privasi gue aja. Jangan-jangan lu pasang juga di kamar mandi ya."

"Sembarangan aja lu. Lagian pede banget, gue pasang buat mantau rumah, takut ada maling masuk. Lu kebiasaan tidur terus. Gak masalah kalo harta diambil, tapi kalo lu yang diambil gimana?"

Ricky hanya tersenyum, matanya mulai berkaca-kaca. Meskipun candaan Gyuvin terdengar garing, dia bisa merasakan adanya kekhawatiran di sana.

"Itu lu nangis ya?" Tanya Gyuvin, pasalnya dia melihat Ricky yang membelakangi kamera mulai menyeka matanya bergantian.

"Makasih udah perhatian. Orang tua gue aja gak seperhatian itu ke gue."

"Waduh, gue dianggap kayak orang tua aja nih?"

"Iya, emang lu mau dianggap kayak apa?"

"Kayak yang seharusnya gue dianggap ketika kita nikah."

"Tanda tangan lu masih tebel di surat kontrak, btw."

"Kontrak mulu diingetin."

Mereka berdua mengobrol cukup lama, mungkin hampir tiga jam. Meskipun ada saat dimana mereka berdua hanya diam-diaman, tetapi itu cukup mengusir stress Ricky. Dia lebih banyak tertawa karena candaan Gyuvin yang seperti bapak-bapak.

"Gue tutup telponnya ya. Abis ini mandi terus makan duluan aja ya, gue kayaknya bakal telat pulang soalnya mau beli bahan-bahan makanan."

"Gue tunggu lu aja biar bareng. Nanti kita belanjanya juga bareng."

"Ya udah kalo gitu. Tunggu gue ya, Sayang."

"Mata lu sayang."

Gyuvin tertawa sebelum menutup teleponnya. Dia segera membereskan segala peralatannya dan mulai bersiap untuk pulang. Dia tidak akan melewati moment penting bersama Ricky, meskipun mereka menikah hanya beberapa bulan, dia pastikan Ricky tidak menyesal menikah dengannya.











_________

mungkin ada readers Strange World, monmaap itu ff lama dilanjutin soalnya gue udah ketik sampe hampir tamat kan, trus pas gue logout dan login lagi akun ini... danggg, ilang anying😭 cuma nyisain yang udah dipublis aja anjir. Ntar gue usahain update lagi yeee

Nikah Kontrak | Gyuicky/ShimkongzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang