O2

457 48 2
                                    

TENGAH malam tepat pukul dua belas lewat beberapa menit, Ricky mulai heboh dan mengamuk pada Gyuvin. Bukankah dia sudah bilang mereka tidak boleh tidur bersama? Keputusannya seranjang dengan Gyuvin salah karena pria mesum itu malah memegang pantatnya saat dia hampir masuk ke alam mimpi.

"Anjing, gue ingetin sekali lagi ya lu, jangan pernah lu pegang-pegang gue!" Teriak Ricky. Dia benar-benar tidak perduli lagi kalau ada tetangga yang akan menggerebek mereka, dia sangat emosi dengan suami kontraknya.

Meskipun dalam kontrak tidak ada aturan tidak boleh pegang-pegang, itu salahnya sendiri karena tidak menambahkan aturan itu. Tapi tetap saja bukan? Mereka hanya menikah kontrak. Mereka tidak bisa melakukan sesuatu melewati batas.

Ricky merampas bed cover dan bantal dari Gyuvin yang hanya tertawa seperti orang bodoh. Pria berambut pirang itu langsung pergi keluar, dia akan tidur di sofa saja. Baru beberapa menit saja pantatnya sudah dipegang, apalagi kalau beberapa jam.

"Aduh, gue takut banget sumpah." Ricky menutup seluruh tubuhnya dengan bed cover takut si mesum itu malah mengikutinya keluar dan berakhir memperkosanya.

Sudah hampir dua puluh menit mata Ricky masih belum tertutup. Dia benar-benar dilanda ketakutan dan mulai gelisah.

Pria berambut pirang itu mulai membuka aplikasi telepon pada handphone miliknya dan menelpon seseorang yang mungkin bisa dia mintai tolong. Dia butuh menginap, dia tidak akan tertidur di sini.

"Taesan, lu dimana? Please gue nginep di rumah lu ya?" Tanya Ricky tanpa basa-basi.

"Ngapa jir? Bukannya ini malam pertama lu sama Gyuvin?"

"Gak, gak. Lu harus ijinin gue nginep di apartemen lu, gue ketakutan anjing, masa tadi Gyuvin pegang-pegang pantat gue."

Taesan tertawa di sana. Sahabatnya ini dari dulu memang sangat ganas, dia pernah dijuluki untouchable karena memang tidak mau disentuh siapapun, disentuh tangannya saja sudah mengamuk apalagi pantatnya.

"Tapi dia kan laki lu, Rick. Lagipula kalian juga baru nikah tadi, harusnya kalian wleowleo malam ini dong."

"Ogah, gue gak akan pernah begituan sama dia. Gue otw apartemen lu ya, btw ajak Leehan juga supaya rame ntar kita nobar."

"Telat lu ngingetin. Leehan kan tiap saat bareng gue."

"Bacot." Ricky mematikan sambungan telepon.

Pria itu segera meraih kunci motor kesayangannya lalu mengambil jaket varsity miliknya. Setelah dirasa tidak ada lagi yang perlu dia bawa, pria itu segera meninggalkan rumah barunya. Dia benar-benar keluar di tengah malam dengan piyama.

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.














Setelah beberapa menit perjalanan, dia sampai di basement yang sialnya sudah dijaga security

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.


Setelah beberapa menit perjalanan, dia sampai di basement yang sialnya sudah dijaga security. Membutuhkan banyak waktu ketika dia mencoba menelpon Taesan agar turun ke bawah dan membawanya masuk bersama motor kesayangannya.

Setelah sampai di dalam flat milik Taesan, Ricky langsung merebahkan tubuhnya dikarpet bulu yang digelar tepat di depan tv. Dia berbaring tepat di sebelah Leehan dan memeluk lelaki gondrong yang merupakan kekasih Taesan.

Taesan yang sedang merapihkan sendal Ricky yang dia letakan sembarangan itu juga menatap tidak senang karena Ricky yang memeluk Leehan.

"Heh, awas ya pacar gue lecet." Tegur Taesan sebelum ikut berbaring di sebelah Leehan.

"Apaan lu begitu? Gue mau melepas rindu juga sama sahabat gue. Semenjak pacaran sama lu, kita berdua jadi jarang main bareng." Ricky kembali memeluk Leehan yang sudah dia kenal jauh sebelum dirinya mengenal Taesan.

"Btw, mau tau rahasia gak?" Tanya Ricky yang langsung membuat kedua orang di sampingnya menoleh bersamaan.

"Cie, saking bucinnya sampe noleh aja sama-sama."

Taesan memukul wajah Ricky dengan boneka keropi yang dia jadikan bantal sedari tadi.

"Kasih tau, rahasia apa?" Tanya Taesan.

"Ekhem..." Ricky berdehem sebelum mengubah posisinya menjadi duduk, "gue sama Gyuvin cuma nikah kontrak."

"Apa?!" Leehan yang sedari tadi hanya diam kini ikut duduk dan berteriak.

"Bercandanya gak lucu ya, Ricky Shen." Taesan juga ikut duduk. Mereka mengabaikan tv yang menampilkan film action yang sudah berada di bagian konflik.

"Serius, jadi sebenarnya kita tuh..."

Ricky mulai menceritakan bagaimana dirinya dan Gyuvin bertemu lalu menandatangani surat kontrak pernikahan demi membuat kedua orang tua mereka menjadi akur dan berhenti saling menjatuhkan.

"Gue tau tujuan lu baik, Rick. Tapi kata gue mah pernikahan gak boleh dibuat main-main sih, gak ada yang namanya pernikahan kontrak." Kini Taesan dalam mode serius. Leehan hanya mengangguk setuju dengan ucapan Taesan.

"Tapi mau gimana lagi, San. Gue gak kuat liat Mama Papa punya musuh dimana-mana, apalagi mereka udah tua. Harusnya mereka mikir berbuat kebaikan supaya masuk surga."

Taesan menggaruk kepalanya yang tak gatal. "Tapi cara lu juga salah. Lu pikir lu bener gitu nikah main-main buat perbaiki hubungan orang tua lu sama Gyuvin? Terus si Gyuvin setuju aja gitu lu ajak nikah kontrak? Bukannya dulu pernah ada berita Gyuvin deket sama artis ya?" Tanya Taesan bertubi-tubi.

Ricky mengangkat bahu acuh tanda dia tak tau dan tak perduli dengan itu. "Gak tau sih. Lagian beberapa bulan nanti juga pisah. Udah ya? Jangan nasehatin gue, ini udah keputusan bulat dan gak akan gue ubah. Gue mau tidur dulu." Ricky berbaring membelakangi Leehan dan Taesan.

Taesan dan Leehan saling menatap seakan tau apa pikiran mereka masing-masing tanpa harus mengeluarkan kalimat demi kalimat.



















Pagi hari sudah tiba, kini Gyuvin kebingungan mencari Ricky di segala sudut rumah. Saking pusingnya, dia sampai membuka tutup ember untuk mencari Ricky di dalam sana.

"Lah, itu anak kemana coba. Udah gue bilang buat masakin gue." Gyuvin mulai berceloteh. Mau tak mau dia mulai memasak sendiri, meskipun dia tak sepandai itu dalam hal memasak, namun masakannya tidak mengecewakan.

Gyuvin menoleh ke arah gantungan tempat mereka menggantung kunci rumah dan kunci kendaraan. Di sana tidak ada kunci milik Ricky, pasti si kurus itu pergi kelayapan dari malam.

Pria tinggi itu kembali fokus dengan masakannya. Dia harus berangkat lebih awal, hari ini dia akan meeting dengan beberapa model baru untuk pakaian musim panas yang akan dirilis beberapa minggu lagi.

Gyuvin mulai makan dan bersiap agar tidak terlambat. Sebelum berangkat, dia menulis sesuatu pada sticky note dan menempelkannya pada kulkas yang ada di dapur. Dia tau Ricky itu suka makan, pasti dia akan membuka kulkas saat pulang nanti.

Setelah selesai dengan urusannya, Gyuvin memakai sepatunya dan berjalan keluar. Dia mengunci pintu rumah dan meletakannya pada pot bunga. Setelahnya dia mengabari Ricky tentang kunci rumah sebelum Gyuvin benar-benar pergi meninggalkan pekarangan rumahnya.








TO BE CONTINUED.

Nikah Kontrak | Gyuicky/ShimkongzDonde viven las historias. Descúbrelo ahora