Rumah Pohon

3 0 0
                                    

Ayahku sangat hebat. Dia bisa melakukan apapun. Dia bisa memperbaiki pipa bocor, gas bocor, bahkan atap bocor. Ayah berjanji akan membuatkanku rumah pohon di halaman rumah ketika libur sekolah. Hari ini adalah hari aku bisa melihat rumah pohonku yang baru.

"WAH! Rumah pohonnya bagus sekali!" ucapku terkagum-kagum. Rumah pohon ini sangat besar. Terdapat tangga tali untuk menuju ke atas, Ayah sudah mewarnai dinding kayunya dengan warna favoritku yaitu biru. Terdapat dua lubang sebagai pintu dan jendela. Ayah juga menyiapkan katrol untuk membawa barang-barang naik ke atas.

Ayahku serba bisa!

"Kamu masih ingat janjimu jika ayah membuatkanmu rumah pohon?"

"Masih ingat donk, yah. Pertama, jangan lupa belajar dan mendapatkan nilai yang bagus. Kedua, membantu ibu membersihkan rumah."

"Apa sudah kamu laksanakan?"

"Sudah, donk!" Aku menunjukkan rapor hasil belajarku tahun ini pada Ayah. Ayah melihat hasil belajarku semester ini dan tersenyum."

"Bagaimana dengan janji kedua?"

"Aku sudah membereskan kamar dan membantu ibu menyapu. Benarkan, Bu?" Ibu yang baru saja menghampiri kita mengangguk tersenyum.

"Lalu janji yang ketiga?"

"Eh ada janji yang ketiga, yah?" tanyaku bingung.

"Ada donk! Rawat rumah pohon dan pohon besar ini."

Aku mengangguk. "Oke, yah! Laksanakan!" Setelah berjanji aku dengan cepat menaiki tangga menuju rumah pohon baruku. Kira-kira bagaimana aku akan menghiasnya, ya? Aku jadi tidak sabar untuk menghias rumah pohonku.

***


Alkisah dari Desa DongengWhere stories live. Discover now