Part 3

29 2 1
                                    

Las Vegas, USA | 08:12 AM

Sinar mentari pagi memancar masuk melalui jendela, menyinari ruangan dengan kehangatan yang lembut. Fabio duduk di ujung tempat tidur, matanya tertuju pada Sally yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan langkah ringannya, mengenakan jubah mandi yang menutupi tubuhnya dengan lembut. Sebuah handuk membungkus rapi rambutnya, menambah pesonanya. Dengan langkah yang anggun, dia menuju meja rias dan mematuk dirinya di depan cermin.

Fabio tersenyum melihat Sally yang mulai sibuk dengan skincare-nya di depan meja rias. "Cuaca sedang cerah hari ini," katanya dengan senyum hangat.

Sally mengangkat kepalanya dan menoleh ke jendela, matanya menyorot dengan teduh saat melihat langit yang biru dan cuaca cerah di luar. "Benar sekali, udaranya juga terasa segar," ucapnya sambil tersenyum.

Fabio menatapnya dengan penuh kelembutan. "Apa jadwalmu untuk hari ini, sayang?"

Sally menatap ke luar jendela sejenak sebelum menjawab, "Hari ini adalah hari kosong bagiku, kecuali persiapan untuk konser besok lusa."

Fabio kemudian melangkah mendekat ke arah Sally yang sedang sibuk dengan skincare-nya di meja rias. Dia berdiri di belakangnya, menatap wajah Sally yang terpantul indah di cermin. Dalam keheningan, dia merasakan getaran kelembutan di dalam dirinya saat memperhatikan kecantikan kekasihnya.

Tanpa sepatah kata, Fabio dengan lembut melepas handuk dari kepala kekasihnya itu, memamerkan rambutnya yang lembut dan berkilau. Lalu, dia mengambil hair dryer dengan hati-hati, siap membantu mengeringkan rambut Sally.

Sally terkejut oleh sentuhan tak terduga Fabio, namun senyumnya tidak dapat disembunyikan. Pipinya merona, dipenuhi dengan kebahagiaan dan kelembutan yang teramat dalam. "Fabio..." panggilnya dengan suara lembut.

Fabio, tanpa menjawab panggilan Sally, memandanginya melalui pantulan cermin dengan penuh kasih. Hatinya dipenuhi dengan kebahagiaan karena bisa membuat Sally merasa bahagia.

"Mari kita keluar sebentar. Cuaca cerah seperti ini tidak boleh disia-siakan," ujar Fabio sembari masih menatap Sally melalui pantulan cermin.

Sally merasa senang dan tersentuh melihat Fabio yang begitu peduli, namun pada saat yang sama, ia sadar bahwa Fabio pasti merasa lelah setelah perjalanan panjang dari Qatar. Pria itu bahkan baru tiba pagi tadi sebelum Sally terbangun. Dengan penuh perhatian, Sally menatap Fabio, "Apakah kamu tidak merasa lelah?" tanyanya dengan suara lembut.

Fabio tersenyum dan menggeleng pelan. Dia mencium rambut Sally dengan lembut sebelum menjawab, "Lelahku lenyap begitu aku melihatmu, Sally."

Senyum Sally kembali merekah. "Apa kamu tidak lelah? Kamu baru saja kembali dari Qatar ke Las Vegas pagi ini. Mungkin kamu butuh istirahat."

Fabio tersenyum penuh perhatian. "Aku baik-baik saja. Lebih baik menghabiskan waktu bersamamu daripada tidur sepanjang hari."

Sally tersenyum bahagia mendengar kata-kata Fabio. Meskipun ia ingin melindungi Fabio dari kelelahan, ia juga merasa hangat karena keinginan Fabio untuk berbagi momen indah bersamanya. Dengan penuh cinta, ia menggenggam tangan Fabio, "Baiklah. Aku sangat senang bisa menghabiskan hari ini bersamamu."

***

Di bawah sinar matahari yang hangat, Fabio dan Sally berjalan di sepanjang tepi pantai yang tenang. Pasir putih berkilauan di bawah mereka, sementara ombak bermain-main di kejauhan. Angin sepoi-sepoi menyapu lembut, membawa aroma asin dari laut yang luas.

Fabio tersenyum pada Sally, matanya terpesona oleh kecantikan alam di sekeliling mereka. Cahaya matahari memancar dari rambut Sally yang tergerai indah, menciptakan siluet yang memikat di bawah bayang-bayang pohon kelapa.

Different Hearts (Fabio Quartararo)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt