𝐂𝐨𝐟𝐀√

8. ヾ(〃^∇^)ﾉ

“Ya bagus juga deh, kamu tinggal disini aja biar ga repot sama makannya ya, Nak”

“Siap Om”

Kali ini ketiganya berangkat bareng Pak Jamal, dan tebak apa yang terjadi ketika melihat Vije dan Bitna si anak baru keluar dari satu mobil. Ya, gossip beredar kembali. Ga heran lagi, tapi sekarang malah Bitna yang di sirikin sama ciwi-ciwi satu sekolah. Buset dah.

Dana melepas tropongnya, kayaknya perpustakaan ini sudah jadi tempat khusus untuknya. Dia sering ngintipin Nalen pake teropongnya ketika cowok itu lewat lapangan, jelas sekarang dia ga nemu Nalen karena cowok itu di skors. Namun Dana malah excited pas nemu Vije yang baru datang, buru-buru Dana menyimpan teropong miliknya dibalik buku-buku.

Berlari menuju Vije. “Vij, Vije tunggu”

Namanya yang di teriaki suara tak asing membuat langkahnya terhenti, begitu juga dengan Bitna yang mengekor di belakang Vije.

“Gimana kabar Nalen?”

Capek ga si, Vije si cape banget ya.

“Baik, kamu bisa ke rumah kalo mau jengukin Mas Nagen” Vije langsung berlalu, meninggalkan Dana dan Bitna.

Dana merasa aneh. “Gitu banget jawabannya” beralih pada cewek yang tingginya hampir setinggi dia.

“Sepupu Nalen 'kan?” Dana lupa-ingat.

Bitna mengangguk antusias. “Iya, sepupu Nagen sama Vije juga”

Dana tau lah hal itu. “Lo tau keadaanya Nalen ga?”

Bitna melihat arlojinya, kembali melangkah menuju kelasnya. Membiarkan Dana megikutinya. “Nalen baik-baik aja kok, tapi tadi anaknya ga ikut sarapan”

“Ah gitu, gue cuman mau kasih tau nanti Kak Cindy ultah. Ngundang mereka, nih”

Bitna kini telah berada didepan kelasnya, menyambut beberapa lembar undangan. Dia ga tau Kak Cindy itu siapa, tapi setelah melihat nama ketiga cowok Aabhavannan membuatnya bertekad untuk ikut.

“Anak CofA yang lain di undang juga, kalau diantara mereka ga bisa dateng juga gapapa kok. Atau ganti sama lo juga gapapa, oke deh gue cabut”

Dentingan bel masuk itu segera membawa Dana menjauh sembari melambai kearah Bitna, Gadis itu buru-buru masuk. Dia ga mau bertemu sapa sama guru di depan kelas, melangkah menuju tempat duduknya.

Tak menyadari tatapan tajam dari komplotan geng MyAe yang tak menyukai Bitna.

***

Jeri hanya mengaduk gado-gadonya, terlihat tak berselera makan. Begitu juga dengan Vije, keduanya mengehela berat bersamaan. Dana yang berada di depan mereka kebingungan ama ni dua bocah, bisa galau bareng gitu.

“Gue tebak, lo galauin Mas Nagen ya”

Nama itu disebut menarik perhatian Jeri. “Enggak tuh, boring aja ga ada yang gue awasin”

“Terus lo-“ Dana ga yakin Vije kenapa. “Lo kenapa dah”

Vije mengernyit. “Emang gue kenapa?” sewot Vije, nadanya beda lagi nih.

Dana mengernyitkan dahi, kok jadi ketus gitu. Memutar bola matanya malas.

Mendadak Vije jadi penasaran sama satu hal. “Jer, jangan bilang lo suka sama Mas Nagen ya”

Whut!- kok bisa kepikiran gitu sih, Dana skip makannya. Dia ga mau keceplosan kayak Jerico, dan kini hanya ada Jerico yang ditelisik serius oleh Vije.

Mampus.

Di tempat lain ada Jaeve yang milih nyemilin roti almond di kelas bareng Willy yang lagi heboh benerin riasan tipisnya, Jaeve baru tau kali Willy jadian sama kaka kelas yang namanya Eugene. Mendadak tadi nyamperin Willy dan kasih roti, karena Willy ga suka roti almond pas yang ngasih pergi malah di kasih Jaeve.