Tiga Belas

5.7K 602 32
                                    

Gak tau Gaje !!!

Gak tau Gaje !!!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

-
-
-


Kana menggeliat tidak nyaman dalam tidurnya, terasa sesak saat perunya seperti ditimpa sesuatu. Gara terbangun ketika mendengar lengkuhan kecil dari bibir Kana, tangan kirinya sedikit kebas karena dijadikan bantalan si kecil semalaman.

Dengan hati-hati Gara memindahkan posisi kepala Kana dari tangannya ke bantal agar tidak membangunkannya, setelahnya Gara mengubah posisinya menjadi duduk.

Melihat keadaan wajah si kecil yang pucat dan kurus, tangannya terangkat secara perlahan, mengelus wajah Kana dengan kasih sayang yang mendalam. Raut wajahnya dipenuhi dengan kekhawatiran dan kepedulian. sangat lembut pikirnya.

Tak lama Kana terbangun dengan menghela nafas berat, pandangannya langsung terpaku pada langit-langit kamar, matanya yang sayu dan berbinar-binar meneliti sekitarnya, mencoba mengingat dimana ia sekarang sebelum beralih menatap Gara yang juga menatapnya dengan penuh kelembutan.

"Ibu...." Panggil Kana dengan suara yang begitu kecil, bahkan Gara tidak dapat mendengarnya.

Melihat gerak mulut si kecil yang memanggil sang Ibu, Gara langsung mengangkat Kana ke pangkuannya.

"Kenapa?" ucap Gara pelan.

Devan sedang membersihkan diri di kamarnya, sedangkan Atalarik belum pulang ke Mansion sejak semalam, jadi di kamar itu hanya ada Gara dan Kana yang sedang saling memberi tatapan teduh.

"Ada yang sakit?" Tanya Gara khawatir melihat Kana yang sejak tadi diam.

"Minum.." suara Kana terdengar serak seperti habis berteriak, ia merasa seluruh tubuhnya terasa sakit.

Dengan masih memangku Kana, Gara sedikit menggeser tubuhnya ke sebelah sisi Kasur untuk mengambil minum yang sengaja ia letakan di atas meja, kemudian ia membantu Kana minum dengan perlahan menggunakan bantuan sebelah tangannya, sementara tangan yang lain tetap memeluk erat tubuh si kecil.

Dalam diam, tangan Gara menyusuri kulit halus si kecil, mengecek apakah demamnya masih tinggi. Ia mengambil napas lega, meskipun suhu tubuh Kana masih terasa hangat namun tidak sepanas subuh tadi yang mencapai 39,5 celsius.

Walau kelelahan mulai melanda, lelaki itu tetap memilih untuk terjaga hingga dini hari menjelang subuh, menjaga Kana yang kembali terserang demam tinggi.

Devan menjelaskan bahwa Kana memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, sehingga bahkan kontak ringan dengan air hujan atau sedikit kelelahan saja sudah cukup untuk memicu kembali untuk sakit. Tapi yang mengagumkan, walaupun terserang demam tinggi namun anak itu tidak rewel sama sekali.

Dengan mata yang penuh keheranan dan rasa ingin tahu yang menggelora, si kecil memperhatikan dengan seksama sosok yang memangkunya sekarang.

Dari jarak yang begitu dekat, ia mengamati setiap inti wajah, dan setiap detail dari penampilan Gara, Untuk kedua kalinya ia bertemu orang yang tampan setelah bertemu Atalarik waktu itu di lampu merah.

Baby Williams's Life (Hiatus Bentar)Where stories live. Discover now