Chapter 16 : MULAI SADAR

Start from the beginning
                                    

Kedua manusia beda jenis itu kini sudah terlihat tak berinteraksi lagi. Aluna yang sudah terlihat lelap itu berhasil menciptakan keheningan didalam apartemen.

Sagara membuka matanya perlahan, ia menatap intens Aluna yang kini sudah tertidur pulas meringkuk di dada bidangnya. Jujur saja, cowok itu tak tertidur sama sekali, ia hanya menutup matanya.

"Gue..Gue gak nyangka bisa berbuat sejauh ini," gumam Sagara. Terdengar helaan napas dari dirinya. Cowok itu menatap langit-langit kamar, ia terlihat gelisah.

"Gue gak salah, kan?" gumam nya. Terdengar nada keputusasaan.

Kembali ia tatap Aluna. Perlahan ia menggeser badannya agar sedikit menjauh. Tatapannya tak lepas dari sosok Aluna. Sagara menopang kepala nya dengan tangan kanan, tangan kirinya ia gunakan untuk menyapu sebagian rambut Aluna yang berantakan.

"Kalo seandainya lo bukan anak dari jalang itu, kalo seandainya lo gak terlahir dari keluarga lo yang sekarang ini. Mungkin ini gak akan terjadi. Lo gak akan menderita," ucap Sagara sambil membawa anakan rambut Aluna ke belakang telinganya.

Lagi lagi Sagara menarik napas panjang. Sebenarnya ia tidak ingin berbuat sejauh ini. Tapi dendamnya harus tetap terbalaskan bukan?

"Gue benci keluarga lo, Lun. Mereka udah hancurin keluarga gue, semuanya hancur lebur," timpa Sagara lagi. Sesaat ia terdiam, menjeda ucapannya. "Gue gak salah, kan?"

"Arghhh!" erang Sagara frustasi. Cowok itu kini menelentangkan badannya, menatap langit-langit kamar itu kembali dengan tatapan sendu. Sekali lagi,ia tak menyangka sudah berbuat sejauh ini.

"Sakit dibalas maaf itu... Gak adil, Lun. Gue gak bisa memaafkan semudah itu karena gue bukan tuhan," ucapnya lagi.

"Seandainya lo bukan anak Tania yang udah rebut kebahagiaan keluarga gue, apa...." Sagara terdiam, sepertinya sulit untuk melanjutkan ucapannya yang akan menyakiti hatinya sendiri itu. Perlahan tatapannya teralihkan kembali pada sosok Aluna, cewek yang selalu ia siksa itu terlihat sangat manis saat tengah tertidur sekarang.

"Lun," panggilnya. Nada bicara cowok itu terdengar halus. Nada yang tak pernah terdengar ditelinga Aluna.

"Gue benci sama keluarga lo, dan termasuk lo juga."

Tangan Sagara perlahan menyentuh pipi Aluna. Sedikit merah, membuat Sagara meringis ngilu. Tangan itu perlahan turun menyentuh lebam yang hampir sedikit lagi pudar disudut bibir Aluna.

"Lo pasti kesakitan, ya?"

Sagara membuang napas kasar, ia kembali mendekatkan dirinya pada Aluna, kembali memeluk cewek itu dengan erat, sambil memejamkan mata cowok itu berucap.
"Lo harus bertahan, Lo cewek kuat."

"Lo harus bertahan sampai gue puas nyiksa lo, sampai gue puas dendam gue ilang di keluarga lo, sampai gue puas hancurin lo. Sampai saat itu tiba gue bakal lepasin lo, bahkan lo mau mati pun gue ikhlas. Tapi, jangan mati sekarang, Lun."

Tak disangka, Sagara tak menyadari bendungan air mata Aluna yang perlahan turun. Dalam mata yang masih tertutup itu, Aluna menintikkan air matanya.

***

"Papa Dino mana?" tanya Aletta pada Tania.

SAGARALUNAWhere stories live. Discover now