༊·˚

"Mau kemana sih bunda, aku mau main" Harsa merengek, harusnya pagi ini Harsa menjemput Shireen tapi malah harus mengantar sang ibunda ke rumah temannya.

"Pacaran mulu" Sindir adik perempuannya, membuat Harsa ingin menyentil wajah mengesalkan adiknya.

"Pacaran sama siapa. Anterin dulu sebentar atuh, gak lama" Marni mengenakan sandal sambil berjalan ke arah mobil.

Mau tidak mau Harsa harus tetap pergi mengantar Marni. Lelaki itu ikut masuk ke dalam mobil, untuk mengantar sang ibunda pada alamat yang sangat dia hafal.

"Mau ke rumah Naren ya? ada tante Sarah?" Harsa sedikit tersenyum karena tujuannya juga kesana.

"Iya" Jawab Marni singkat, sambil memainkan ponsel genggam miliknya.

"Pusing, jangan main hp di mobil bundaku sayang" Harsa memperingati Marni, yang terus menatap layar ponsel.

Setelah menempuh perjalanan, Harsa menghentikan mobilnya di depan rumah Naren, tapi Marni malah berjalan ke arah lain.

"Ayo ikut dulu, salaman sama tante Viola" Ajak Marni. Harsa jelas tahu rumah siapa yang di masuki Marni, itu rumah Shireen.

"Haii jeng lama ya gak ketemu" Sapa Marni pada Viola, mereka berpelukan sambil cipika-cipiki, melepas rindu.

"Ayo masuk, ini Sarah juga ada di rumah, lagi ngobrol sama Shireen."

"Halo tante" Shireen spontan menyalami Marni, saat Marni memeluk tubuhnya, Shireen langsung melihat Harsa yang tersenyum di belakang Marni.

Ternyata sebelum di kenalkan pun Shireen sudah kenal dengan calon ibu mertuanya. Apalagi sampai cipika-cipiki seperti ini.

"Kak" Shireen kikuk saat Marni langsung beralih pada Sarah.

"Mau pelukan juga?" Tawar Harsa.

"Heh Harsa, katanya udah punya pacar, tapi genit sama cewe lain" Ucap Marni membuat Harsa tersenyum menunjukkan deretan giginya.

"Wah, kok Naren kalah sama Harsa ya" Gurau Sarah, membuat Harsa tersenyum.

"Loh ini kah pacar aku" Harsa menarik tangan Shireen. Kemudian, merangkul pundaknya.

Ketiga perempuan itu saling melirik, kenapa Harsa bisa pacaran dengan Shireen? padahal Marni belum mempertemukan mereka.

"Harsa. Ikut tante" Ajak Viola, tentu saja di ikuti oleh Marni.

Shireen hanya diam melirik punggung Harsa dari kejauhan, pada akhirnya perempuan itu berbincang lagi dengan Sarah.

Rasanya seperti sedang meminta izin untuk melamar, jantung Harsa berdebar sangat cepat, saat dua perempuan paruh baya menatapnya.

"Kamu yakin mau pacaran sama Shireen?" Viola menatap Harsa dengan wajah yang nampak serius. "Gak apa-apa sih.. tapi.."

"T-tapi tante?" Harsa bertanya saat Viola menghentikan kalimatnya

Marni mengusap punggung tangan Viola, seakan mengerti dengan apa yang hendak di katakan. "Aku ngerti kok, biar aku aja yang omongin Harsa, kamu lanjut temenin Sarah." Suruhnya.

Setelah Viola pergi, Marni memijat pelipisnya perempuan itu memukul keras pundak Harsa sampai lelaki itu meringgis.

"Ah, sakit Bun" Katanya, sambil mengusap bekas pukulan Marni.

"Kenapa pacaran sama Shireen ai kamu Harsa?" Harsa mengusap kepalanya, lagi pula apa salahnya itu wajar di kalangan anak seumurannya.

Satu cubitan mendarat di pahanya, Marni terduduk di samping Harsa, perempuan itu berbisik. "Tadinya Shireen mau di jodohin sama Naren, ih gak malu ai kamu ngambil jodoh orang"

My Butterfly is YouWhere stories live. Discover now