02 - Taruhan

37 8 8
                                    

Benar saja, sesampainya di kampus

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Benar saja, sesampainya di kampus. Javiera di marahi habis-habisan oleh beberapa kakak tingkatnya.

"KENAPA BARU DATENG?!" Bentak seseorang, membuat Javiera menunduk ketakutan.

"Gak usah di bentak-bentak, tadi dia nolong orang lahiran di jalan, makannya bareng gue" Harsa mengarang, agar Javiera tutup mulut dan di biarkan duduk.

Javiera rasanya ingin memukul wajah menyebalkan Harsa. Dia yang membuatnya kesiangan pagi ini. Untung saja Javiera terselamatkan, jika lain waktu terulang, dia akan membuat seluruh kampus tahu jika Harsa adalah kakaknya.

"Duduk sana" Dengan wajah sinisnya, salah satu kakak tingkat menyuruh Javiera duduk bersama yang lain.

Javiera mengangguk, perempuan itu segera berjalan pada barisan yang sudah di tentukan.

"Hai" Javiera mendudukkan diri, sambil menyapa orang tak di kenal di sebelahnya. Sedangkan yang di sapa hanya sedikit tersenyum.

"Aku Javiera, boleh panggil apa aja" Javiera tersenyum, dia mengulurkan tangannya agar di jabat oleh lawan bicaranya.

"Shireen" Jawabnya sambil menjabat uluran tangan Javiera.

Harsa menghampiri Javiera, yang menurutnya sedang so akrab, so dekat, dengan teman barunya.

"Heh kunti bogel, tuh makan" Harsa memberikan nasi berbentuk segitiga yang masih tersegel, pada adik perempuannya.

Sebelum di buka Javiera amati pemberian Harsa. "Onigiri dari mana nyet? di kasih bunda?" Javiera memukul kaki Harsa, karena lelaki itu berdiri. Dapat Shireen pahami jika mereka selalu menggunakan bahasa sunda tipis-tipis.

"Gila. Pantesan orang gak betah temenan sama lo, amit-amit" Harsa memukul-mukul pelan kepalanya, merinding dengan tingkah adiknya.

Shireen merenung, apakah Javiera jika berkenalan selalu mengatakan pada orang untuk memanggilnya dengan sebutan apapun, jadi kakak tingkatnya memanggil Javiera, Kunti bogel.

"Eh sia, kok gak sopan sama kakak tingkat begitu"

Harsa, dan Javiera sontak menoleh pada Shireen, bisa-bisanya perempuan itu memanggil Javiera dengan sebutan sia, padahal mereka baru kenal beberapa menit yang lalu.

Shireen sebenarnya ingin tahu dengan bagaimana respon orang jika dia memanggilnya dengan sebutan yang menurutnya asing, karena tadi pagi orang-orang tertawa saat salah satunya mengatakan kata sia. Maka Shireen coba cantumkan dengan kata lain.

"Eh Shireen, kamu kok kasar?" Javiera sedikit tercengang, mereka baru kenal tapi Shireen sudah berani memanggilnya dengan kasar.

"Loh emang salah ya? katanya, sia itu artinya kamu kan? kalo di sini.. " Shireen menggaruk tengkuknya karena sebelumnya hanya mendengar, lalu menanyakan arti dari kata tersebut.

"Iya tapi kasar, kamu pasti dari luar kota ya?" Javiera memperhatikan Shireen yang tampaknya malu sudah bicara seperti tadi.

Melihat Harsa terus memperhatikan mereka, membuat Javiera risih dengan keberadaan kakak laki-lakinya. "Pergi dong, mau ketahuan orang?" Suruh Javiera, pada Harsa yang tengah tersenyum ke arah Shireen.

My Butterfly is YouWhere stories live. Discover now