Part 4

49 32 9
                                    

 "Ehh bondol ngapain kamu disini?' Tanya Sastra

"Lagi jalan-jalan, Sas. Eh kenalin ini temanku, Dewi"

"Hai Sastra, aku Dewi kebetulan aku juga teman sekelas Ashel"

"Owhh iyaa?"

"Iyaa Sas, dia teman aku dikelas"ucap Ashel membenarkan

"Owalah, eh Bondol, nih orang yang mau aku kenalin, pacar aku Ashell"

"Owhh ini yang mau kamu kenalin sampai kecewa seperti itu tadi ahahah,hai Ashel aku Ave teman sekelas Sastra, kita ga ada hubungan yang gimana-gimana kok cuman rekan teman sekelas doang"ucapku ingin meyakinkan Ashel

"Astaga santai aja Ave, aku tidak cemburu kok, kalau cuman sekedar berteman kenapa tidak, masa aku mau melarang Sastra untuk berteman sih"ucap Ashel sembari tersenyum

Aku pun membalas senyuman Ashell sambil berbicara didalam hati "Pacar Sastra ternyata baik banget, tapi kok Dewi bilang dia haus perhatian yah"

"AHH, Panas banget nih Sastra, kulit aku nanti gosong nih, cari tempat lain yuk"ucap Ashell kepada Sastra.

"Yaudahh, ayok. Eh Bondol aku duluan"pamit Sastra

"Iyaa Sas, hati-hati"

"Ternyata benar ucapan Dewi, agak sedikit pikme, padahal matahari sore ini ga bakalan buat kulitnya gosong, malahan matahari rasa tidak kelihatan sore ini hadehh"ucapku dalam hati

"Neng maaf nih, es dogernya neng" panggil mas tukang es doger

"Maaf mas, karena ngobrol tadi jadi lupa deh, makasih mas, ini mas uangnya"maafku sembari memberikan uang 20 ke mas es doger.

"Kita mau duduk dimana, Dew?"Tanyaku pada Dewi

"Itu disana kita duduk disana, saja" ucap Dewi sambil menunjuk kearah bangku panjang

Kami pun berjalan kearah bangku untuk sambil menikmati es kami eheheh, saat menikmati esku aku terpikirkan sesuatu, aku sudah lama tidak berswa foto dengan Dewi.

"Dew, Selfi yo"ajak ku

"Tumben banget kamu"heran Dewi

"Aku sudah tidak pernah berfoto dengan, makanya itu aku mengajak mu selfie"ucapku dengan nada yang agak tinggi.

"Yaudahhh, yok"

CEKLEK........CEKLEK.....CEKLEKK......

Sementara Sastra dan Ashel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sementara Sastra dan Ashel.......

"Ayy, Si Ave itu rambutnya jelek banget yah, bondol kek Dora"ejek Ashel

"Kok ngomong kek gitu"

"Lahh, kan fakta"

"Ihhh, kamu gak boleh kayak Ayy" tegur Sastra

"Owhhh jadi kamu belain dia, kamu ga terima aku ngejek kayak gitu, HAH?"

"Yahh lah lagian kamu, ngapain tiba-tiba ngejek kek gitu"

"OWWHH, ketanya sebatas teman kok kamu dukung dia, harusnya kamu dukung aku buat jelek-jelekin dia dong, kamu gimana sih"marah Ashell

"Bukann kek gitt...."ucap Sastra tapi dipotong oleh Ashell

"Udah, aku mau pulang"ngambek Ashel

"Kok gitu sih sayang"

"Gak aku mau pulang titik"

Sastra pun menghela napas "Yaudah kalau itu mau kamu"

"Yaudah"ngambek Ashell sambil meninggalkan Sastra

"Ehh tunggu"

"Dasar cewe ngambek ga jelas"ucap Sastra dalam hati.

Kembali ke Ave dan Dewi

"Cantik banget yah viewnya"ucapku sambil menikmati view laut dan langit yang sudah berwarna jingga itu

"Iyaa, yahh, aku jadi teringat Papaku"balas Dewi

Aku pun menatap Dewi dengan rasa sedih mengingat Papanya sudah pergi saat dia masih berumur 13 tahun, Papanya meninggal karena kecelakaan ditabrak oleh mobil yang nampaknya pengemudi mobil tersebut mengantuk kala itu, Papanya dan Pengemudi mobil itu sama-sama meninggal saat itu, papanya yang mengemudi kala itu meninggal ditempat dan pengemudi mobil meninggal ketika dilarikan kerumah sakit, karena sempat banding stir dan menabrak tiang listrik dijalan itu juga. Mama Dewi saat itu, tidak ingin menuntut keluarga yang menabrak karena mereka sama-sama kehilangan orang tersayang mereka, mama Dewi hanya bisa ikhlas saat itu, dan Dewi dia menyimpan dendam dan berjanji akan membalas dendam pada keluarga penabrak, karena menghancurkan keluarga Dewi dimana saat itu Papanya lah yang mencari nafkah dan kala itu Dewi hidup dengan kondisi finansial yang buruk. Tapi, Dewi bangkit dan membantu ibunya mencari nafkah untuk sekolah dan makan mereka. Mereka membuat usaha dengan modal seadaanya dan dengan kerja keras mereka usaha mereka laris manis dan sukses hingga sekarang, Dewi hebat kalau aku diposisi Dewi mungkin aku tidak akan sekuat dia.

"Heiii, kenapa liatin aku, bedak ku dempul yah? Atau maskaraku luntur?"

"Engggak kok Dew, kamu cantik makanya aku liatin"

"Ahkkk kamu bisa aja Ave, siapa yang ajarin kamu kek gitu hah?"ucap Dewi dengan wajah yang memerah karena dipuji olehku

"Ihh mukanya merahh ihhh ahahahha"

"Ahkkk kamu sihhh, kita pulang yok, udah mau gelap nanti kita dicariin"ucap Dewi

"Ayokkkkk

Ave & SastraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang