Part 2

53 31 9
                                    

21 Agustus, hari dimana kehidupanku akan dimulai diperguruan tinggi, dan diantar oleh Ayah, aku mengikuti serangkaian ospek selama 3 hari, cukup melelahkan karena aku harus berhadapan dengan senior yang teriak-teriak tidak jelas selama ospek, 3 hari pun berlalu saatnya mengikuti perkuliahan "Sudah tidak sabar aku ingin kuliah dan cepat-cepat menjadi penulis terkenal ahahaha, aku ada-ada saja, padahal baru masuk kuliah sudah ingin cepat lulus aja" kataku dalam hati

Aku pun masuk dikelasku yaitu kelas C, dan sama sekali belum ada satu pun orang yang datang, mungkin aku terlalu bersemangat hingga datang lebih awal, padahal mata kuliah baru akan dimulai pukul 9 tapi aku sudah ada dikelas pukul 8. Sambil menunggu yang lain aku mengambil novelku dari dalam tasku untukku baca agar aku tidak merasa bosan.

Sekitar 35 menit, tiba-tiba ada yang datang, memakai kemeja biru dengan rambut acak-acakan.

aku cukup gugup, aku ingin berkenalan tapi sulit untuk diriku yang pemalu ini untuk mengajak orang lain berkenalan terlebih dahulu, belum ku ajak bicara, diriku sudah gemetaran dan telapak tanganku sudah mulai keringatan

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

aku cukup gugup, aku ingin berkenalan tapi sulit untuk diriku yang pemalu ini untuk mengajak orang lain berkenalan terlebih dahulu, belum ku ajak bicara, diriku sudah gemetaran dan telapak tanganku sudah mulai keringatan. Tiba-tiba anak laki-laki itu melihatku dan tersenyum menghampiriku. 

"Eh, kenapa liat-liatin?, naksir?"

kata-kata itu seketika membuatku kesal, tanpa berpikir panjang aku membalasnya karena takut disangka naksir sama dia padahal hanya ingin berkenalan.

"Pede sekali kamu, aku ingin berkenalan awalnya, tapi aku malu. makanya dari tadi aku liat-liatin"

"ahahaha sama aja, itu naksir namanya"

"ihh pede banget"

"ahaha bercanda kok, yaudah ayok kita kenalan, namaku Giovarell Sastrantiano panggil aku sastra"sambil mengulurkan tangannya mengajak ku berkenalan

"Aku Ave Maria, panggil saja Ave" membalas uluran tangannya

"Ave? malas deh panggil nama itu, gimana kalau aku panggil bondol aja, ahahaha" ejek Sastra

"enak saja, panggil aku Ave titik" kesalku

"iya-iya aku cuman bercanda kok, serius amat jadi orang"

"Sastra? kenapa namamu sastra, atau karena nama itu kau memilih masuk jurusan sastra"ucapku dengan rasa ingin tahu karena namanya yang cukup unik

"Aku ingin mengikuti jejak papaku, papaku dulu seorang penulis dan karena dia aku tertarik menjadi seorang penulis, tapi sayang, dia sudah pergi 5 tahun yang lalu"

"Wow, aku juga ingin menjadi penulis, tapi bukan karena ingin melanjutkan jejak Ayahku sepertimu, tapi karena aku suka menulis dan membaca novel, aku sudah menulis novel tapi tidak pernah aku publikasikan, karena banyak masih ingin aku perbaiki, itu motivasiku masuk dijurusan ini, untuk menjadi penulis terkenal"

"Wahhh, kamu sangat bersemangat yah, kalau begitu bagaimana kalau kita jadi rekan, rekan calon penulis terkenal ahahha"kata Sastra dengan tawanya yang seperti tawa bapak-bapak itu.

"Aku setuju, ayok kita jadi rekan"

"Ayo" kami berdua saling bersalaman dan berjanji akan menjadi rekan hingga menjadi penulis terkenal nantinya.

Ave & SastraTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon