20. Makan Siang

14 3 0
                                    

Aldery dan Arsyafa pun pergi makan siang, mereka makan siang disebuah resto yang cukup jauh dari kantor, takut ada yang melihat aldery bersama wanita lain selain istrinya Arana.

"tadi arana ngajak aku makan siang bareng" ujar aldery memulai obrolan disela-sela makannya.

"ohya? terus?" - arsyafa.

"ya aku tolak dong, pake nanya. kenapa? kamu mau aku makan bareng dia kah?" - aldery.

"kalo kamu mau ya silahkan" - arsyafa.

"kamu izinin? ntar ngambek" - aldery.

"nanti aku join, trus kita makan bertiga. eh aku ajak ka gal ntar" - Arsyafa.

"mulaiii.. mulaiii" ujar aldery karena kekasihnya sangat menyebalkan.

"hahaha" - arsyafa

Selesai makan, arsyafa ke toilet untuk memperbaiki make up nya. namun hal yang tidak diduga terjadi, ia malah bertemu arana disana. ternyata arana membuntuti mereka yang sedang makan siang itu.

"yang bener aja, lo ikutin laki lo sampe kesini? haha" - arsyafa.

"sampai kapan kamu mau jadi simpanan abang?" - arana.

"sampai kalian cerai" - arsyafa.

"kita ngga bakal cerai. jadi tolong stop! tinggalkan abang" - arana.

"ngga mau. kalo ngga cerai, berati sampai gue jadi istri kedua aldery. satu lagi, kenapa lo perintah gue? kenapa ngga suruh suami lo? ngga mampu ya?" - arsyafa.

arana memanas mendengar itu, rahangnya mengeras, tangannya mengepal menahan emosi.

"lo ngga akan pernah jadi istri kedua abang! lo itu cuma pemuas! wanita bayaran! murahan! perebut!" - arana.

arsyafa juga memanas dengar itu, dia mendorong kuat tubuh arana hingga tersandar ke dinding.

"kalo gue perebut, lo jalangnya. gue murahan? al pacar gue, bukannya itu hal yang wajar? gue cuma lakuin itu ke al, sedangkan lo? lo lakuin itu ke banyak cowo, ngga cuma satu kan? dua? tiga? lo biarin punya lo dimainin sama cowo-cowo yang statusnya belum jelas. kata al, lo mau jadi seperti gue? udahlah ra, sampai kapan pun ngga bakal bisa, karna lo lebih murahan dari gue!" - arsyafa.

plak. satu tamparan keras mendarat dipipi arsyafa.

"jaga mulut lo! lo ngga tau apa-apa! gue bisa jadi lo asal lo pergi tinggalin abang!" - arana.

"kenapa harus gue? yang dicintai al itu gue bukan lo, kalo mau ya lo aja yang pergi haha" - arsyafa.

arsyafa langsung pergi keluar toilet dan meninggalkan arana disana. ia terkejut, ternyata diluar ada aldery yang menunggunya.

"sakit ya? arana brengsek!" -  aldery.

"ngga papa kok, it's okey... kamu denger semuanya?" - arsyafa.

"hm... maaf ya, aku ngga bisa tolong tadi"  - aldery.

"ngga papa sayangggku.. tapi ini cakiitt" ujar arsyafa dengan manjanya.

"mana yang sakit? sini aku cium" aldery langsung mencium pipi arsyafa yang memerah itu.

"masihhh sakitttt" arasya memanyunkan bibir bawahnya.

"jangan gitu bibirnya cintakuu.. kamu mau aku terkam hm? nanti malah berakhir kayak tadi malam" - aldery.

keduanya sengaja mengobrolan seperti itu niat untuk memanaskan arana yang ada di toilet. dan benar saja, kuping arana memanas mendengar itu, tapi dia hanya bisa diam dan menangis"

To Be Continued

Ketidakpastian Takdir [On Going] Where stories live. Discover now