14

357 38 6
                                    

Episode 09

Rose dan Jimin sendiri menggendong Ji an dan Seo-ah karena kedua anak itu mengeluh pegal. "Ji an mau ke toilet." Ujarnya.

Rose yang menggendong nya menatap ke arah Jimin. "Pergilah, aku dan Seo-ah akan pergi melihat ubur-ubur." Rose mengangguk dan segera membawa Ji an ke kamar mandi.

Rose pun mengantar Ji an sampai pintu masuk dan membiarkan Ji an untuk belajar ke kamar mandi sendiri. Sesaat ia menunggu ia dikejutkan dengan teman lamanya.

"Rose??" Mendengar itu Rose terkejut melihat siapa yang menyapanya. "Jihyo?" Jihyo tersenyum dan memeluk Rose dengan senang.

"Ini putraku, setelah aku tidak aktif lagi aku berpikir untuk segera menikah, ouh ya kamu disini sedang apa kenapa banyak kamera man di sini?" Tanya Jihyo.

"Kami sedang syuting acara House life with Idol." Jihyo menutup mulutnya terkejut. "Sungguh? Astaga..." Jihyo hendak pergi namun Rose mencekal tangannya.

"Ini sedang tidak melakukan take ouh ya putra mu lucu sekali, berapa bulan dia?" Tanya Rose menatap binar. "Baru 1 tahun." Rose terkejut mendengarnya.

"Astaga setelah sekian lama aku menunggu kabar mu kamu sudah menikah tidak mengundang!" Jihyo tersenyum manis. "Aku tidak melakukan pernikahan yang mewah, hanya keluarga dekat dan yah aku tidak banyak mengundang artis, aku mengundang para member Twice saja maaf ya." Rose cemberut.

"Tidak masalah, aku benar-benar bersyukur kamu bisa berbahagia." Ucap Rose. "Ouh ya suamiku yang disana." Karena merasa jiwa kepo nya meronta Rose mengikuti Jihyo.

"Dia sedang membeli ice cream untukku aku tadi hendak ke toilet eh rupanya ada kamu." Rose melotot. "Dia benar-benar besar, bagaimana cara mendapatkan pria binaragawan?" Jihyo terkekeh geli. "Dia hanya berolahraga."

"Kamu bisa mendapatkannya di gym, tapi suamiku seorang yang berada di bidang sama sebagai yang terkenal di kalangan Maya." Rose kembali membulatkan mata.

Ia menyipitkan mata. "Dia benar-benar keren." Jihyo kembali tertawa mendengar pernyataan Rose.

"Astaga!! Aku melupakan Ji an, aku pergi dulu Yo, sampai jumpa!" Jihyo mengangguk.

Dan sesampainya Rose disana Ji an tidak ia temukan, seketika kepanikan melandanya ia tergesa mencari ke segala penjuru tempat tapi tidak ada. Segera ia berlari mencari Jimin.

"Astaga Oppa, Ji an hilang hiks..." Jimin membulatkan mata.

"Kenapa? Sejak kapan?" Rose menggeleng.

"Aku menunggunya di luar, tapi aku bertemu Jihyo dan saat aku berbicara dengannya aku kembali ke sana Ji an tidak ada di toilet, aku sungguh ceroboh." Ucap Rose panik.

Jimin segera mengecek kesana, Rose yang tidak mau lalai lagi memegang erat tangan Seo-ah. "Mom, kenapa menangis? Ji an hilang?" Seo-ah menatap polos.

"Semoga dia ditemukan." Ucap Rose.

Tidak lama suara dari tempat menyatakan kehilangan seorang anak perempuan bernama Ji an, dan Rose pikir Jimin lah yang melakukannya, tidak lama Jimin datang bersama Ji an.

Rose bernafas lega dan memeluk Ji an dengan erat. "Astaga kembar, kamu kemana, Mom sangat panik tadi." Ji an menunduk sedih.

"Tadi Ji an sudah selesai dari kamar mandi tapi tidak menemukan Mom, jadi Ji an ditemukan oleh seorang petugas kebersihan dan menanyakan orang tua Ji an, karena Ji an tidak berhasil menemukan Mom dia membawa Ji an berkeliling tapi setelah mendengar kabar dari pemberitaan Ji an dibawa ke ruang darurat dan bertemu Dad." Ujarnya.

Rose memeluk kembali Ji an. "Maaf ya, Mom lalai sayang." Ji an mengangguk.

"Tidak apa Mom, Ji an bersyukur masih bisa ditemukan, terimakasih Dad sudah mencari Ji an." Jimin tersenyum mengusap lembut rambut Ji an.

Sedangkan di tempat Gym.

Beberapa menit yang lalu. "Ini tempat olahraga fitness, tapi disana khusus ruang tinju. Kalau kamu mau bisa berkeliling mencari tempat yang kamu impikan." Ucap Jungkook.

Seol mengangguk mantap, Jungkook sendiri lebih baik olahraga push up untuk mengencangkan otot perutnya, dan Lalisa segera berjalan untuk bertemu dengan guru tinju nya.

Hingga menit berikutnya tragedi tak terduga membuat Lalisa panik bukan main, Jungkook juga segera segera berlari untuk melihat keributan apa.

"Ada apa ini?" Tanya Lalisa.

"Ini anak nya ya? Tolong dijaga, karena keusilan dia membuat tangan saya hampir patah." Lalisa maupun Jungkook terkejut. "Apa yang dia lakukan sir?"

Pria itu menatap Seol yang nampak tidak menunjukkan rasa bersalah lantas Seol angkat bicara. "Dia menatap diriku remeh, dia mungkin mengira aku anak lemah jadi aku kesal melihat wajahnya. Memang dia punya otot besar tapi dia tetap hello Kitty karena berani merendahkan orang. Suatu saat aku akan punya tubuh jauh lebih besar darinya!" Ucap Seol dengan gigih.

"Seol." Lalisa mungkin harus ekstra sabar karena Seol sedikit emosional. "Maafkan kami sir atas namanya saya benar-benar menyesal tidak memperhatikannya." Ucap Lalisa dengan lembut.

Pria itu menatap Lalisa remeh. "Kamu harap segampang itu dimaafkan, anak mu benar-benar tidak tau malu, bahkan wajahnya tidak merasa bersalah. Memang kenapa kalau aku merasa dia bahkan tidak mampu mengangkat satu botol air. Dia begitu kecil dan kekurangan gizi." Jungkook menatap tajam ke arah pria itu.

"Istri saya meminta maaf itu artinya dia benar-benar berhati lapang untuk menunjukkan bahwa ia menghormati anda. Tapi anda sama sekali tidak merasa bersalah telah berbicara begitu?" Tanya Jungkook.

Pria itu berdiri dan memang tubuhnya lebih besar dari Jungkook dan Jungkook akui ia sedikit minder tapi demi anaknya ia berani di depan. "Ouh kau merasa besar?"

Lalisa mengepalkan tangannya ia sudah geram dengan perilaku pria itu yang semena-mena. "Sudah tua aja belagu, rasakan ini!!"

Lalisa mendorong Jungkook memukul telak wajah pria itu dan menendang asetnya hingga pria itu terjungkal kesakitan. "Boty aja belagu tampang mu memang sangar tapi kau memang anjing liar yang kehilangan pejantan!" Lalisa menarik Seol menjauhi pria itu.

"Lalisa kamu meninggalkan suamimu." Jungkook nampak mencoba berdiri karena tadi Lalisa mendorongnya kencang namun ia salah karena saat terbangun pria itu juga bangun.

Pria itu mengepalkan tangannya. Ia menarik kerah baju Jungkook dengan kasar.  "Istrimu mengatai ku, artinya dia sudah mengumpan mu untuk kesalahannya." Jungkook menggeleng kepala merasa takut.

"Maaf itu bukan salahnya, kau memang..." Tidak lama pria yang bertubuh besar mendekatinya. "Sayang lepaskan dia, kamu jangan kasar." Pria itu melepaskan Jungkook dan bergelayut manja pada pria yang baru datang.

"Istrinya liar, aku tidak suka." Ucapnya membuat Jungkook blank. "Tidak apa, mereka masih baru dan tidak tau tempat ini." Pria itu hanya mengangguk pasrah.

Jungkook pun berlari. "Setaaannnn..." Jungkook berlari maraton menyusul Lalisa dan Seol sedangkan kedua pria itu menatap bingung. "Kita manusia kan?" Ucap mereka.

TBC.

HOUSE WITH BLACKBANGTAN LIFE(short Story')EndWhere stories live. Discover now