13

351 33 6
                                    

Episode 09

Sedangkan di kediaman Liskook.

Bugghh

Bugghh

Karena sudah setengah jam yang lalu Lisa membangunkan Jungkook tidak bangun juga akhirnya ia meminta Seol membantunya membangunkan Jungkook yang sudah seperti orang mati.

Seol menonjok perut Jungkook hampir 3 kali dan berakhir Jungkook terbangun dengan wajah memerah. "Kamu ajak Papa berkelahi hah?" Seol berkacak pinggang.

"Kasihan Mama membangunkan Papa dari setengah jam yang lalu tapi tidak bangun juga, jadi Seol punya cara agar pria malas ini sadar diri." Ucap Seol dengan wajah datar.

"Bukan sadar diri sayang, tapi sadar dari alam mimpi. Itu beda arti!" Ucap Lisa lembut dan membuat Seol melipat kedua tangannya. "Ya Ma."

Kini Seol menatap Jungkook lalu memeluknya dengan manja. "Ayolah Papa jangan marah, itu reflek, jadi hari ini ada misi untuk pergi ke wahana bermain dan tempat lainnya. Papa tidak boleh tidur lagi!" Namun Jungkook yang hendak menarik selimutnya segera di hadang oleh Seol.

"Papa!!! Seol ingin pergi dan bersama-sama, Jika Papa tidak pergi ini akan disebut gagal dalam misi dan Papa harus berada di episode berikutnya untuk menyempurnakan misi nya!" Jungkook terbangun lagi dan tertidur lagi.

"Biar saja asal dengan mu dan Mama mu Papa meneruskan episode lainnya tidak akan keberatan." Ucap Jungkook kembali tertidur.

Seol menatap Lalisa. "JEON JUNGKOOK, BANGUN TIDAK ATAU AKU TENDANG KAMU DARI KAMAR!" Mendengar suara menggelegar Lalisa, Jungkook segera berdiri dari tidurnya.

"Aku bercanda doang, kenapa sih dibawa serius?" Ucap Jungkook dengan senyum tengil nya. "Lagian bikin anak orang darah tinggi Mulu, kenapa pake bahas kalau gagal, aku gak mau ya! Nanti para Eonni ku lulus dan meninggalkan ku bersama tikus got seperti mu." Jungkook berdecih. "Siapa juga yang mau bersama mu, aku sudah gerah dan ingin pulang!" Lalisa berkacak pinggang.

"Mandi!!" Ucap Lalisa dengan melotot.

Jungkook merasa terhibur melihat begitu marahnya Lalisa karenanya. "Astaga Sayang hari ini sangat dingin, mari berendam bersama?" Lalisa lantas menutup telinga Seol.

"Biadab! Sejak kapan kamu di ajarkan mesum di kelompok mu, aku akui kamu memang sudah berusia matang tapi jaga batasan maknae gila." Jungkook membalas dengan tawa renyah.

"Aku suka itu beb." Sambil mengedipkan sebelah matanya sedangkan Lalisa sudah merinding bukan main dan membawa Seol agar bersiap di kamarnya.

"Papa jago sekali menggoda." Ucap Seol. "Siapa yang tergoda?" Tanya Lalisa. "Mama." Mendengarnya Lalisa mencubit hidung Seol.

"Siapa bilang Mama tergoda, itu menyebalkan, saking menyebalkan nya dia malah terlihat seperti badut." Seol tertawa bersama Lalisa yang telaten menyabuni nya.

Tidak lama suara seseorang dari pintu terdengar bersama busa di kepalanya. "Astaga ada yang gibah disini, pantas telingaku panas. Ouh ya sayang mau kamu mandikan aku juga, kebetulan keran di kamar sana mati." Lalisa lantas berdiri dan segera pergi.

"Seol kamu mandi dengan Papa ya, Mama akan mempersiapkan pakaian mu." Seol mengangguk. "Astaga benar-benar tega meninggalkan suami nya!" Ucap Jungkook dengan nada menggoda.

"Dia benar-benar sudah kehilangan akal!" Ujar Lalisa segera keluar dan memastikan keran kamar Jungkook benar-benar tidak menyala dan akan menelpon teknisi.

Namun setelah sampai disana ia memutar kerannya. "JEON JUNGKOOK TIDAK WARAS." Lalisa dengan bodohnya memastikan sambil berdiri di depan shower dan jadinya seluruh tubuhnya basah kuyup.

Jungkook yang mendengar teriakan itu tertawa. "Nikmati air dinginnya sayang, lalu mandilah." Teriak Jungkook dengan jahil.

"Papa hebat haha...hanya Papa yang berani melawan Mama." Jungkook menaik turunkan alisnya dengan bangga.

Setelah semua keluarga bersiap, mereka pun bersamaan pergi ke berbagai tempat dan mereka sepakat berakhir di kebun binatang untuk tujuan terakhir.

Jinsoo pergi ke wahana bermain mereka berencana mengajak Arra menikmati berbagai permainan yang seru.

Taennie mereka berencana pergi ke museum art lebih dulu dan terakhir adalah kebun binatang.

Jirose mereka berencana pergi ke aquarium lebih dulu dan terakhir kebun binatang.

Sedangkan Liskook mereka pergi ke gym karena Seol ingin berlatih tinju. Juga ingin melihat kemampuan orang tuanya sedangkan pilihan akhirnya adalah kebun binatang.

Dan kini kita berada di wahana bermain. "Wahh Arra ingin naik roller coaster." Jisoo menggeleng. "Nanti ya peri manis kalau Arra sudah sedikit lebih tinggi lagi nanti baru bisa naik itu bagaimana kalau naik bianglala?" Arra mengangguk menarik tangan Jin dan Jisoo.

"Appa, apakah kita bisa berputar sampai puncak itu?" Tanya Arra. "Tentu saja. Appa akan memegang tangan Arra jika Arra ketakutan." Ucap Jin.

Mereka pun menaiki bianglala disana mereka duduk berhadapan, namun tidak diduga karena akhirnya Arra duduk sendiri dengan Jin dan Jisoo duduk berdua.

Sebelumnya...

"Tentu saja. Appa akan memegang tangan Arra jika Arra ketakutan." Ucap Jin.

Setelah naik Arra melihat tempatnya cukup menarik karena jangkar nya di hias semenarik mungkin. "Arra ingin duduk sendiri!! Disini sangat luas." Arra pun duduk ditemani Jin.

"Appa!! Jangan duduk di dekat Arra, itu membuat Eomma ketakutan, duduk dengan Eomma, Arra lebih berani." Ucap Arra. "Tidak, Eomma baik-baik saja." Ucap Jisoo.

"Tidak! Tangan Eomma gemetar sebaiknya Appa yang duduk menemani Eomma!" Usir nya sambil mendorong punggung Jin.

"Astaga anak ini." Akhirnya Jin mengalah dan berakhir duduk bersama Jisoo, suasana sebenarnya Canggung tapi mau bagaimana lagi sudah seharusnya kondisinya berbalik.

"Arra benar-benar hebat." Ucap Jisoo dengan senyum canggung. "Eomma tidak perlu merasa bersalah begitu, Arra sering naik ini jadi tidak masalah jika kita saling memahami." Jisoo tersentuh mendengarnya.

Sedangkan di museum Art.

"Wahh kapalnya sangat keren, apa June bisa menyentuhnya? Seperti terlihat 3d." Ucap June dengan mata berbinar.

"Tidak bisa Jun, disini sangat dijaga keutuhan dan keasliannya, jika banyak tangan memegangnya karya itu bisa rusak dan sudah tidak bisa terlihat keunikan nya." June cemberut.

"Bisakah kita membelinya? June sangat ingin pigura kapal itu!" V terkekeh. "Museum tidak memperjual belikan nya kecuali barang lelang, tapi kita bisa beli versi tidak asli nya jika June mau." June menggeleng ribut.

"Tidak, June lebih baik membuatnya sendiri dan suatu saat milik June juga akan dipajang disini!" Ujarnya dengan menggebu membuat V menampilkan senyum bangga, ia menepuk kepala June. "Aku menantikannya." Ucap V.

Sedangkan Jennie sudah seperti pegawai museum saja, saat berkeliling ia menjelaskan gambar apa yang dipajang dan barang-barang apa yang diletakkan dengan bentuk unik.

"Ini karya seniman terkemuka, karya ini berada sudah sejak tahun 1978 dan di disahkan pada tahun 1988, menurut para ahli sejarah nya lukisan ini benar-benar memiliki detail yang rumit dan ini melambangkan hidup dengan kedamaian yang utuh oleh sebuah kelompok manusia." Jane menatap Jennie.

"Eomma sangat pintar Jane jadi iri." Jennie terkekeh gemas, mencubit pipi Jane. "Itu artinya besar nanti jika Jane belajar dengan baik, Jane bisa seperti Eomma, menjelaskan banyak hal pada orang yang tidak mengerti dengan satu hal. Jane mau pintar bukan? Maka jangan malas belajar okay!" Jane mengangguk semangat.

"Okay!" Jennie pun mengajak Jane untuk mencari V dan June yang sejak awal mereka sudah lebih dulu baik ke lantai atas.

TBC.

HOUSE WITH BLACKBANGTAN LIFE(short Story')EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang