eps-⁶

733 22 4
                                    

' 𝐸𝑧𝑟𝑎 𝑀𝑖𝑛𝑡𝑎 𝑀𝑎𝑎𝑓 '

𝐎𝐡 𝐢𝐲𝐚, 𝐬𝐚𝐲𝐚 𝐦𝐢𝐧𝐭𝐚 𝐦𝐚𝐚𝐟 𝐲𝐚 𝐤𝐚𝐫𝐞𝐧𝐚 𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐥𝐚𝐦𝐚 𝐛𝐚𝐧𝐠𝐞𝐭 𝐛𝐮𝐚𝐭 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐧𝐮𝐧𝐠𝐠𝐮𝐢𝐧.. 𝐭𝐚𝐡𝐮𝐧 𝐢𝐧𝐢 𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐛𝐮𝐳𝐲 𝐩𝐞𝐫𝐬𝐨𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐝𝐚𝐝𝐚𝐤 𝐡𝐡𝐚𝐚. 𝐈 𝐫𝐞𝐚𝐥𝐥𝐲 𝐚𝐩𝐩𝐫𝐞𝐜𝐢𝐚𝐭𝐞 𝐲𝐨𝐮𝐫 𝐞𝐟𝐟𝐨𝐫𝐭𝐬 𝐨𝐧 𝐭𝐡𝐢𝐬 𝐥𝐢𝐭𝐭𝐥𝐞 𝐧𝐨𝐯𝐞𝐥 𝐨𝐟 𝐦𝐢𝐧𝐞. 🤍

𝐒𝐞𝐥𝐚𝐦𝐚𝐭 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚 𝐝𝐞𝐚𝐫.❦︎

________________________________________

" Ka- kaka! "

Adeline dan yang lainnya langsung mengalihkan focus mereka pada Riko yang tiba² mendatangi meja tempat mereka duduk.

Kecuali Kelly, dia masih sibuk mengerjakan tugas IPA nya. Kelly tidak akan melihat juniornya kecuali itu penting.

" Oh? Kau teman Ezra, bukan? "

Riko gugup dengan tatapan kakak kelasnya itu, dia hanya menganggukkan kepalanya.

" Why hm? Bilang aja, ga gangguin kakak kok "

Kata² yang dimaksudkan untuk menenangkannya justru membuatnya semakin gugup.

" Eee- engga.. itu.. "

" Ezra sa- sakit perut! Dia butuh buku diari itu "

" Ka- karena.. di dalamnya ada nomor telepon bunda " semakin lama, suaranya menjadi lebih pelan.

Namun Adeline mengerti maksud juniornya itu, Ezra pasti memanfaatkan teman kecilnya ini untuk mendapatkan buku diari nya. Pikir Adeline.

" Jangan bohong, jujur dengan kakak "

" Maaf kaa.. "

" Aku terpaksa bo- bohong.. aku cuman kasian sama Ezra, kakinya kan sakit kaa "

" Astaga.. "

Si ketos itu memutuskan untuk menemui Ezra sendiri dan menarik pergelangan tangan Riko bersamanya.

*Lantai kedua

" EZRA ANANDRA "

Awalnya si pemuda kecil itu sangat ketakutan karena mengira yang memanggil nama lengkapnya adalah bundanya. Namun ketika dia tidak melihat bundanya, melainkan seorang wanita tinggi yang dia kenal muncul. Ezra masih merasakan rasa dingin yang mendominasi seperti saat bundanya sedang marah.

Yang bisa dilakukan Ezra sekarang hanyalah gemetar sendiri di tempat. Di saat seperti ini, kakinya malah semakin sakit.

" KAU MA- MAU APA SI4LAN?! Jangan dekat² aku! "

Riko yang melihat emosi teman nya itu hendak meledak, terpaksa melepaskan pergelangan tangannya dari Adeline.

" Uumm jangan kayak gini.. kamu dengerin dulu kak Adeline mau bilang apa " Riko sambil mengelus lembut kepala temannya itu.

" Ta- tapi aku takut.. " Ezra mencicit pelan, hanya Riko yang mendengarnya.

Si ketos memahami permintaan Ezra sekarang, dia akan menggunakan cara yang lembut. Karena saat ini dia hanya ingin penjelasan dari Ezra sendiri.

Karena kasian bocah kecil itu harus mengangkat lehernya hanya untuk melihat dia, Adeline duduk di meja di depan Ezra.

" Mau buku ini? Jelasin dulu "

" Ckk, jelasin apanya " Ezra cukup malas dan bosan dengan hal seperti itu, serasa berada di ruang BK.

" Gue pake cara yang lembut Ezra, jangan sampe kita ke lapangan basket lagi "

Ezra menghela nafas pelan, mau tak mau ia harus mengungkapkannya dan jujur. Jika tidak, kapan dia mendapat buku kesukaannya kembali?

" Buku itu penting buat aku, setiap jamkos ato istirahat aku nulis² apa yang aku pengen "

" Anak nakal kayak lu bisa suka buku juga. Terus? Masa cuman itu? "

Ezra memutar matanya malas. " Bunda kasih aku hukuman, aku disuruh nulis minta maafnya aku seratus kali dalam buku itu "

" Gue gak ngerti. Coba ulangi kayak saat bunda suruh "

Dengan paksa Ezra mengambil buku diarinya dan menuruti permintaan Adeline.

Ezra membuka halaman kosong itu, lalu menulis kata 𝖾𝗓𝗋𝖺 𝗆𝗂𝗇𝗍𝖺 𝗆𝖺𝖺𝖿. Dia melakukannya dengan serius dan gementaran, sama persis seperti saat bundanya menghukumnya.

Adeline memperhatikan setiap gerakan jemari milik Ezra dan bagaimana kepala yang lebih kecil itu bergerak mengikuti gerakan menulis Ezra. Semuanya lucu, seperti melihat seorang anak sd yang sedang dihukum. Tubuhnya saja gementaran.

" Huh.. lucu² gini, gak cocok jadi preman sekolah. Dasar bocah tengil, keras kepala " batin si ketos.

" Udah kan? Puas ngga? "

" Not yet "

Adeline merasa bahwa Ezra meminta maaf dengan cara yang salah, sebaiknya face to face dan membalas secara lisan.
𝐊𝐞𝐦𝐮𝐝𝐢𝐚𝐧 𝐧𝐨𝐧𝐠𝐤𝐫𝐨𝐧𝐠 𝐛𝐚𝐫𝐞𝐧𝐠, 𝐜𝐮𝐝𝐝𝐥𝐞 𝐝𝐚𝐧 𝐝𝐢𝐛𝐚𝐰𝐚 𝐤𝐞𝐭𝐞𝐦𝐮 𝐛𝐮𝐧𝐝𝐚 𝐧𝐠𝐠𝐚 𝐬𝐢𝐡.

" Aku udah nurutin! Mau apa lagi sih coba?! "

Ezra bingung, heran dengan kemauan kakak kelas yang satu ini.

" Minta maaf nya gak tulus, harusnya ngomong "

" Ogah, gak mau! Ambil nih kertas, baca " Ezra mengambil setiap lembar kertas yang berisi kan permintaan maafnya dan memberikannya pada Adeline.

" Oh begitu hm? Tunggu hukuman lu pagi besok "

Si ketos tetap mengambil semua lembar kertas yang diberikan oleh pemuda kecil itu dan langsung keluar meninggalkan kelas junior nya.

" Hwaaa! Riko! "

Pemuda kecil itu langsung gementaran dan menangis. Ezra anaknya suka gitu, suka menyembunyikan rasa takut di depan musuhnya.

" Ishh Ezraa.. makanya jangan bandel, kan dimarah kakaa "

Sekarang dua bocah ini sudah saling berpelukan, yang satunya nangis kejar, yang satunya lagi tenangin yang nangis.
           (\____/)♡(\____/)
ᵉᶻʳᵃ    ( ᗒ⁠ᗩ⁠ᗕ )  (•́⁠︿⁠•̀   )    ʳⁱᵏᵒ
           /    > > \   / < <   \

" Umm udah, nanti kepalanya kamu pusing loh " Riko berusaha menenangkan teman kecilnya itu karena tangisnya seperti semakin kencang.

" Biarin! Hiks hu- hwaaa Ezra ngga mau hiks.. sekolahh! "

Saat ini kelas si Ezra menjadi sepi karena siswa diperbolehkan keluar kelas untuk mencari udara segar selama jamkos. Jadi Ezra bisa leluasa menunjukkan sifat aslinya.

" Ezra! Nanti Riko bilang bunda yaa "

Ezra menggosok matanya beberapa kali dan menghapus air matanya. Dia tidak ingin berlama² berada di kelas itu.

" Mau kemana? "

" Mau buat onar, biar Adeline juga pusing kepalanya "

Kemudian si bocah pun meninggalkan teman kecilnya.

" Aihh bandel sekali "

________________________________________

💌.𝐥𝐨𝐯𝐞𝐞𝐞𝐞𝐞 𝐲𝐮 𝐠𝐮𝐲𝐬 𝐚𝐥𝐥 💋

𝐛𝐭𝐰;
𝐓𝐡𝐚𝐧𝐤𝐬 𝐦𝐚𝐮 𝐦𝐚𝐦𝐩𝐢𝐫 𝐝𝐢𝐬𝐢𝐧𝐢.
𝐃𝐚𝐧 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐥𝐮𝐩𝐚 ,𝐬𝐭𝐚𝐲 𝐭𝐮𝐧𝐞 𝐞𝐩𝐬 𝐬𝐞𝐥𝐚𝐧𝐣𝐮𝐭𝐧𝐲𝐚.

𝐯𝐨𝐭𝐞 𝐧𝐲𝐚 𝐣𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐥𝐮𝐩𝐚 𝐲𝐚𝐚 𝐦𝐚𝐧𝐢𝐬.
𝐛𝐲𝐞 𝐬𝐲𝐚𝐧𝐠 ~

Junior❦︎NakalWhere stories live. Discover now