33|Akhir untuk erick

6.7K 430 28
                                    

Hallo semuanya, gimana kabarnya? Semoga baik yaa

Maaf baru up, tadinya rin mau up satu hari kemudian setelah up chapter kemaren (akhir untuk aksa) tapi aku urungkan pas gabut dan baca baca komenan dari prologe sampe chapter kemarin.

Dan di situ rin minder plus bad mood buat up karna rin sadar kalau bahasanya masih tercampur campur dan alur yang cuman sedikit dari kalian mengerti.

Sedih juga ternyata lumayan banyak silent readers, komen minta cepet cepet up tapi gak vote Kek, SITU WARAS? Heran aja aku tehh ketauan banget sama rin silent readers nya.

Aku cuman mau kalian menghargai dan memberi apresiasi, bukan cuman sama aku aja tapi sama author author lain di luaran sana.

Maaf juga untuk komenan yang tidak sempat rin bales, makasih juga untuk kritikannya, tapi rin minta pakai bahasa yang tidak menyakiti hati yaa miskahh, dengan lapang dada aku menerima keritikan yang membantu dari kalian.

Aduh maaf kalau kepanjangan ><


Happy reading

♡♡♡

Eksa berjalan tergesa gesa pria itu dengan tangan terkepal memasuki sebuah bangunan bertingkat yang sangat minim pencahayaan.

Brak

Lelaki itu dengan cepat mendobrak pintu membuat orang orang yang berada di dalam sana tersentak kaget.

Para panjaga sudah siap menarik pelatuk pistol mereka, namun sesaat kemudian benda berbahaya itu mereka turunkan.

Para penjaga yang melihat ternyata sang tuan yang memasuki ruangan itu mengurungkan niat mereka.

Eksa berjalan perlahan ke arah Putri dan Erick yang tertahan dengan borgol yang mengihasi kaki dan tangan keduanya.

Putri dan Erick adalah dalang dari semua ini, lelaki tua itu yang bersusah payah dengan para bawahannya menyekap para dokter dan perawat serta orang orang yang berkeliaran di rumah sakit itu.

Saat arsen menembaki sebagian bawahan Erick lelaki tua itu melarikan diri dengan cepat.

Fllasback on

Putri dan Erick tersenyum puas saat para bawahannya berhasil menyekap para dokter dan suster yang berjaga.

Dengan langkah lebar dan angkuhnya mereka berdua di sertai beberapa bawahan erick berjalan ke ruang rawat zee tanpa halangan karna orang orang di dalam rumah sakit sudah erick urus.

Melihat beberapa bodyguard yang berjaga erick segera mengangjat tangannya memberi aba aba para bawahannya untuk membereskan mereka.

"Ingat jangan berisik." Ucapnya yang di angguki para bawahannya.

Sebgian dari mereka mengambil jarum suntik yang sudah di siapakan.

Bruk

Bruk

Bruk

VIENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang