Chapter 3.1

1.4K 297 7
                                    


Kaia dan babang Aysar kambeeekkk...

Semoga kalian mulai suka yaaa sama kisah merekaaa... 🤭


🐪🐪🐪

(Visual Kaia Laxos)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

(Visual Kaia Laxos)



Suara musik mengalun dalam kamar mandi itu, dengan jendela terbuka dan gorden yang berkelebat tertiup angin malam. Suara gemericik air pun menjadi satu-satunya latar dalam kamar mandi. Lilin-lilin berjejer dan bergoyang sesekali ketika angin berembus, kelopak-kelopak bunga bertebaran di sekitar bathtub.

Kaia berbaring di dalam bathtub dengan permukaan air tertutupi kelopak mawar merah. Gemericik air pun kembali terdengar ketika ia bergerak. Rasa dingin dari air seakan memijat seluruh tubuhnya di malam yang panas itu. Dia memejamkan mata, dengan tetesan-tetesan air menggantung di ujung bulu matanya.

Suara langkah kaki pun terdengar mendekat, memasuki telinganya dan membuatnya mengulas senyum manis tanpa membuka matanya. Ketika langkah kaki itu semakin dekat, suara kecipak lainnya terdengar ketika kaki orang itu menginjak genangan air di lantai.

Kaia semakin melebarkan senyumannya ketika dirasa seseorang membungkuk di atasnya, meraih dagunya. Dalam kegelapan, dia merasakan rasa hangat dan nyaman dari tangan besar dan lebar itu. Rasa halus di telapak tangan besar itu membawanya dalam kenyamanan yang seakan berbahaya. Ketika sosok itu menarik tangannya, saat itu juga Kaia membuka kelopak matanya secara perlahan. Air mengalir dan jatuh dari bulu matanya, membuatnya berkedip dua kali.

Sosok yang membungkuk di atasnya tersenyum padanya, dengan mata yang tertarik dan nyaris membentuk garis lurus yang indah. Pipinya terangkat, dan bibirnya yang merah alami dan terlihat lembut membentuk satu garis senyuman. Dengan tubuh membungkuk, tangan terulur padanya, sosok pria itu terlihat sangat mengesankan dan memesona.

Senyuman di wajah Kaia perlahan mengendur ketika dia melihat pria di hadapannya. Pria itu adalah Aysar, yang memberikannya permen manis kala senja. Rasa manis itu seakan masih tertinggal di mulutnya, ketika mencecapnya, akan meleleh di mulutnya dan membawa rasa manis keabadian bersama senyuman hangat dan suaranya yang lembut.

Kaia bergerak terkejut, dia bangun membuat air beriak dan tumpah dari bathtub, dengan kelopak-kelopak bunga mawar merah menutupi dada telanjangnya. Rambutnya yang hitam legam tergerai di punggung basahnya.

"Aysar?" bisik Kaia.

Aysar di hadapannya persis sama dengan yang ada di kediaman. Pria itu memiliki aura yang mengesankan yang menguar dari tubuhnya secara alami.

Aysar di hadapannya hanya mengenakan celana panjang yang menggantung rendah di perut ratanya yang berotot, tanpa mengenakan pakaian atas. Pria itu membungkuk di atas Kaia, kemudian memasuki bathtub hingga air semakin banyak yang tumpah ke lantai.

Emir Want to Marry Me (21+)Where stories live. Discover now