7

685 120 4
                                    

╭ ֹ    ⃭ ▬̸   ̥ ֺ 𝆯   ֺ  𝅄   ⃝7   ⥾ ׄ  𓊪 ̱  ֪  ֺ  ⵯ    ╮

╭ ֹ    ⃭ ▬̸   ̥ ֺ 𝆯   ֺ  𝅄   ⃝7   ⥾ ׄ  𓊪 ̱  ֪  ֺ  ⵯ    ╮

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

*. . . ⇢ ˗ˏˋ [ 𝗗.𝗜.𝗗. ˖࣪ sho'fm] ࿐ྂ*
.
.
.


Bel pulang sekolah sudah terdengar. Seluruh murid di sekolah bersiap pulang menuju rumah mereka masing-masing.

"Sho, hari ini jadwalku ekstrakulikuler dipindah besok. Jadinya aku bisa langsung pulang"

[Name] membawa tas ransel nya dan berjalan menghampiri Sho.

"Aku juga langsung pulang hari ini." Ucapan dari Sho dapat dimengerti langsung oleh [Name].

Mereka berdua keluar dari kelas secara bersamaan dan berjalan menuju rumah mereka masing-masing.

SRET

"LHO HEH?!! KALIAN MAU KEMANA?! PACARAN??!! KOK ENGGAK BILANG-BILANG??!!" Upi langsung menghadang akses tangga mereka dan bertanya dengan penuh penegasan.

"Enggak, kita mau pulang" Jawab [Name] dengan enteng.

"Kita tetanggaan bego. Makanya pikiran tuh jangan kotor mulu" Sho melewati Upi dengan santai dan menuruni tangga tanpa menyadari jika satu lorong melihat mereka.

"Bye~ Bye~ Pi~" [Name] ikut menuruni tangga dan berjalan mengekori Sho.

Seluruh murid menatap mereka berdua seakan ini adalah berita heboh yang akan muncul di esok hari.

Umami yang berada di ruang OSIS pun ikut menatap mereka dari sana. Umami tampak menunjukkan ekspresi wajah yang kurang mengenakan kepada dua adik kelasnya itu.

Kembali kepada mereka berdua, kini mereka berjalan di trotoar jalanan dengan suasana sunyi. Bukan rasa Canggung ataupun cemas, namun memang seperti ini interaksi mereka sejak mereka SMP.

"Udah lama kita enggak pulang bareng. Terakhir kali kita kayak gini itu waktu kelas 3 SMP. Habis itu kamu ikut tawuran sana-sini" Ucap [Name]

"Lu sendiri juga berubah. Waktu awal kelas 7, kamu feminim banget. Mereka manggil kamu pake nama belakang mu, 'Ara'. Waktu kelas 9 kamu pendiem banget. Baru waktu kelas 10, udah berubah banget jadi [Name] yang pinter sama teladan sekolah" Kini Sho juga ikut berbicara.

[Name] hanya tersenyum simpul mendengar ucapan Sho.

"Namanya juga remaja labil. Kadang jadi cewek banget sampe jadi pick me kalau engga ya jadi pendiem banget kek gak punya temen"

"Emang kamu punya temen?"

BUAKH

[Name] menendang betis Sho dan berjalan mendahului laki-laki bersurai hitam itu. [Name] menolehkan kepalanya ke arah Sho dan berkata,

"Dulu enggak, sekarang punya"

Senyuman lebar terpampang jelas di wajah [Name]. Pancaran sinar matahari yang tenggelam membuat lukisan gerhana pada manik hitam milik sang gadis. Rembulan yang kontras dengan langit oranye membuat gadis itu tampak menjadi sorotan di mata sang pria.

• 𝐃.𝐈.𝐃. • 𝙒𝙀𝙀! | 𝚆𝚎𝚎 𝚡 𝚛𝚎𝚊𝚍𝚎𝚛! ᶠᵐDonde viven las historias. Descúbrelo ahora