58. I Just Wanna Be Yours

27.3K 2K 290
                                    

- H A P P Y R E A D I N G-

***


"LEMPAR KE GUE, RAY!"

Kedua indra penglihatannya tampak mencari sumber suara, saat menemukan siapa pelakunya ia langsung melemparkan bola basket ke arah Elita dengan pas.

"Lemparan yang sangat bagus, Araya!" seru guru olahraga mereka.

Kelas Araya sedang mengikuti pelajaran olahraga bola basket di lapangan indoor sekolah.

"Si Aya cantik, ya."

Garvan menoleh ke arah Zeyn yang tiba-tiba berceletuk seperti barusan.

"Dia kan emang cantik banget, banyak yang suka sama dia, kecuali si Alaskar," timpal Garvan.

"Gue juga suka sama dia."

Zeyn kelabakan saat Alaskar dan Arthur langsung menatapnya dengan tajam.

"Ah, maksud gue ... gue juga suka liat wajahnya yang cantik."

Permainan Araya dan yang lainnya sudah selesai. Araya menyeka keringat yang mengenai wajahnya, ia menerima air minum yang di sodorkan oleh Elita kepadanya.

"Balik sekolah ada jadwal, ga?" tanya Elita sambil minum.

"Engga ada, sih. Tapi keknya gue bakalan balik sama si Nathan soalnya tadi dia bilang mau jemput gue jam sekolah."

"Jadi ceritanya lo sekarang move on ke si Nathan, nih?" goda Elita.

"Mana ada! Gue sama dia cuma temenan, gue kan bagian dari Levator juga, jadinya deket."

"Iya deh si paling queen Levator."

"Lo ngeledek gue?"

"Kagak, njir. Gue cuma ngomong," bela Elita.

"Nada ngomong lo kek lagi ngeledek gue!"

"Engga, Araya Loovany. Demi!"

Mendengar Elita menyebutkan nama lengkapnya membuat Araya seketika terdiam. Apakah dia harus berkata jujur kepada Elita kalau dia adalah Araya Chalista?

"Kenapa tiba-tiba diam lo?" tanya Elita heran.

"Gue laper," jawab Araya bohong seraya menampilkan sederetan giginya yang rapi.

"Yaudah, cabut kantin kuy!" seru Elita sambil mengaitkan tangannya di leher Araya, namun langsung ditepisnya oleh gadis itu.

"Engga usah kek gini, gerah gue."

"Si anjir, gue ditolak."

"Bodo amat," ucap Araya berlalu pergi jalan duluan meninggalkan Elita di belakang.

Saat menuju kantin, tidak sengaja ia berpapasan dengan Darren dan Bayu. Araya mencoba mengalihkan pandangannya ke arah lain, namun Darren menahan pergelangan tangannya.

"Gue mau ngomong sama lo bentar," ucap Darren.

Araya menatap kedua manik mata milik laki-laki itu. Entah kenapa ia merasakan sedikit rindu dengan laki-laki ini, apakah ini perasaan Araya Loovany asli?

TRANSMIGRASI ARAYA [SEGERA TERBIT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang