BAGIAN 7

2 1 0
                                    

Setelah acara makan malam kemarin Maura sedang menikmati sejuk nya angin di pagi hari dengan secangkir teh. Suasana yang sangat ia rindukan ketika berada di Jerman, Maura meminum teh tersebut.

"Ra."

Panggilan dari belakang membuat Maura menoleh, Shella. Maura menyimpan kembali tehnya.

"Kenapa, kak?"tanya Maura.

Shella duduk di samping Maura," Kamu selamanya tinggal disini kan?"tanya Shella.

Maura menggeleng,"Aku disini hanya satu tahun kak."

Shella menatap Maura," Kenapa gak tinggal disini aja, kakak ngerasa sepi tau kalau kamu pergi ke Jerman."

"Mau gimana lagi, kak. Kuliah ku belum selesai."

"Benar juga."

Tidak ada perbincangan lagi, mereka berdua diam.

"Semalem kamu gak dimarahin ibu kan?"tanya Shella.

Maura diam. Apa ia harus jujur atau berbohong pasal nya...

Setelah mereka sampai rumah Ningsih menunggu Haris dan Shella pergi ke kamarnya. Sudah tidak terlihat lagi dengan cepat Ningsih menarik kasar tangan Maura membawanya ke kamar.

Ningsih melepaskan tangan Maura dengan kasar, Maura memegangi tangannya.

"Ibu udah bilang sama kamu buat pergi aja kenapa masih ada di rumah Arga?"

"Maura belum hafal jalan nya, bu."

"Alasan."

"Kenapa juga Arga mengajak kamu, buat apa juga Shella memperkenalkan kamu ke keluarga Arga."

"Maura kan anak ibu juga."

"Ibu nyesel."

Hati Maura tertusuk, "Ibu nyesel?."

"Iya! Ibu nyesel udah ngelahirin kamu."

"Ibu nyesel? Maura kurang apa bu? Maura udah bantuin ekonomi buat ibu sama ayah sedangkan kakak? Kakak enak-enak di rumah saharusnya kakak yang kerja bukan Maura bu!"

Pipi Maura terasa panas, karena tamparan ibunya,"Berani kamu ngelawan ibu?"

Maura hanya diam bahkan ini bukan tamparan pertama Maura sudah sering ditampar oleh ibu nya.

"Sekali lagi kamu ngelawan sama ibu, ibu gak segan-segan bikin kamu gak betah disini. Inget itu, ra!"

Maura melihat ibunya pergi dari kamarnya, Maura terduduk sambil memengangi pipi yang sakit. Maura menangis.

"Ra" Shella menepuk pundak Maura.

Maura tersadar dari lamunan nya," Gak kak, ibu gak marahin aku kok."

"Bener? Kamu gak bohong?."

Maura menggeleng.

Tak lama kemudian terdengar suara mobil dari arah depan, Shella sangat kenal dengan mobil itu. Arga, Arga datang ke rumah mereka. Maura mengambil gelas nya membawa nya masuk ke dalam. Tapi, tangan nya di tahan oleh Shella. Pintu mobil terbuka muncul lah Arga dengan kacamata hitam dan kemeja lengan baju nya digulung. Mata Arga tertuju pada Maura.

"Hai" sapa Shella.

Arga langsung menatap kekasih nya itu," Pagi".

"Pagi juga."

"Pagi" sapa Arga pada Maura.

"Pagi bang" jawab Maura dengan sedikit tersenyum.

"Bentar aku dulu ambil di dalam"ujar Shella.

Aku Atau Dia (On Going)Where stories live. Discover now