Bab 25

1.7K 375 62
                                    

Hah..hah..hah..hah..

Nafas keduanya tersenggal-senggal saat setelah keduanya melakukan pelepasan.

"Mew berat, cepat turun."

"Nanti dulu lututku lemas."

"Tubuhmu berat."

"Tadi kau tidak ngeluh berat, kau bilang  enak."

"Aduh....cabut Mew! Sakit."

"Sabar Kana, sepertinya aku mau lagi."

"Tidak akh bokongku sakit, besok lagi saja."

"Besok aku pergi."

"Kalau begitu setelah kau pulang."

"Kau yang mulai kau yang harus tanggung jawab."

"Iya,, aku tanggung jawab tapi tidak sekarang, ini sakit. Ayo keluarkan!"

Mew menghela nafasnya lalu dia mengeluarkan juniornya dan turun dari atas tubuh Kana.

Kana langsung duduk dan memeriksa  lubang anusnya.

"Tidak keliatan, Mew ambilkan kaca untukku."

"Untuk apa?"

"Aku mau liat anusku kenapa sakit sekali, ada darah juga di atas seprai apa lubangku robek?"

"Sini biar aku lihat."

Mew membuka kedua kaki Kana lalu memeriksa lubang anusnya.

"Hanya terluka sedikit."

"Obatain Mew!"

"Iya nanti aku obati."

"Besok Kau akan pergi lalu aku bagaimana?"

"Bagaimana apanya?"

"Aku tidak bisa bergerak bokongku sakit, siapa yang akan melayaniku."

"Nanti aku antar kau pulang, kau di rumah saja dulu jangan kemana-mana."

"Mamiku tidak tau aku sakit."

"Kau punya 1000 alasan untuk berbohong."

"Pakaikan aku baju."

Mew turun dari atas tempat tidur dengan tubuh telanjangnya dia mencari baju di lemari yang akan Kana gunakan.

Melihat punggung telanjang Mew, Kana menelan salivanya lalu dia turun dari atas tempat tidur, dengan jalan yang tertatih-tatih dia mendekati Mew dan memeluk tubuh Mew dari belakang.

"Katanya sakit kenapa turun?"

Cup...Kana mengecup punggung Mew lalu tangannya merayap memeras-remas buah dada Mew.

Mew menggenggam tangan Kana lalu mengecup punggung tangannya. Mew berbalik dan memakaikan baju pada Kana.

"Pakai bajumu juga," ucap Kana seraya mengecup leher Mew.

"Hmm."

Mew memakai bajunya dan Kana masih berdiri di depan Mew.

"Kenapa masih berdiri, ini sudah malam kau harus tidur."

"Aku tidak bisa jalan."

"Lalu kau bisa sampai sini bagaimana?"

"Melihat tubuh telanjangmu aku tidak sadar sudah sampai sini."

"Waw, kau sudah pandai menggodaku."

"Aku tidak menggodamu tapi memang seperti itu lah kenyataanya."

"Baiklah jadi aku harus menggendongmu?"

"Tentu saja!"

Mew menggendong Kana ala bridal style lalu membaringkan Kana di atas tempat tidur.

"Selamat malam biji bunga matahari."

K W A C I  [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang