Chapter 3 : RUANG BASKET

Start from the beginning
                                    

Aluna hanya bisa pasrah sekarang. Ia tidak bisa berkata apapun.

Bruk!!

Suara hentakan buku didepan sana mengalihkan pandangan mereka. Buk Santi guru Fisika itu menghentakkan bukunya saat kelasnya begitu berisik. Wanita itu baru saja memasuki kelas.

Semua murid berbondong-bondong duduk ke kursinya masing masing.

"Aluna?" panggil buk Santi.

"Iya. Saya buk?" tanya Aluna mengangkat tangannya.

"Keruang basket sekarang. Kamu di tungguin Sagara," ucap Buk Santi. Kemudian wanita itu memulai pembelajarannya.

Aluna mengangguk kemudian melihat Aletta sekilas yang cewek itu juga menatapnya tajam. Setelah itu Aluna langsung keluar kelas ingin menemui Sagara.

"Apa lagi kali ini?"

***

"Lama banget lo anjing!" sentak Sagara saat Aluna baru saja masuk kedalam kelas. Kelihatan sekali dari raut wajah Sagara cowok itu begitu marah sekarang.

Aluna mendekat kearah Sagara yang duduk di sofa sana. Tidak hanya ada Sagara, disana juga ada sahabat cowok itu, juga ada Gerald si batu.

"Duduk sini," ucap Sagara menepuk sofa disampingnya. Aluna langsung mematuhinya.

"Kenapa manggil gue, Ga?" tanya Aluna.

"Gue lagi mau ngerokok. Jadi harus ada lo," ucap Sagara. Aluna mengerti, cewek itu langsung mengambil bungkus rokok didalam saku seragam Sagara dan membukanya.

Rayyan memberikan korek api pada Aluna saat melihat cewek itu kebingungan.

"Makasih, Ray," ucap Aluna tersenyum manis. Rayyan hanya mengangguk.

Aluna menjalankan aksinya, ia membakar rokok itu dan menyondorkan pada Sagara. Sagara menatap Aluna tajam.

"Hisap rokok itu pakek mulut lo," ucap Sagara langsung membuat Aluna mengerutkan keningnya bingung. Biasanya cowok itu hanya menyuruh nya untuk membakar rokok, lantas sekarang?

"Gue gak ngerokok, Ga."

"Gue gak peduli. Hisap sekarang sebelum gue main kasar," ucap Sagara dingin. Aluna menatap seluruh sahabat Sagara yang mereka sibuk dengan aktivitasnya masing-masing.

"Cepat Aluna!" sentak Sagara membuat Aluna memejamkan matanya takut. Aluna menatap rokok di tangannya, perlahan ia mulai mendekatkan rokok itu pada mulutnya.

Sagara tersenyum smirk saat Aluna mematuhi perintahnya. Ia suka Aluna yang selalu mematuhinya. Aluna terbatuk beberapa kali. Namun, cewek itu terus memaksa dirinya untuk menghisap rokok itu.

Sagara sudah tidak bisa menahannya. Perlahan cowok itu menempelkan mulutnya di bibir Aluna. Aluna membulatkan matanya dengan aksi Sagara. Aluna sebisa mungkin mendorong Sagara menjauh darinya, namun itu hanya sia sia saja.

"Gue mau ngerokok dari mulut lo." Sagara kembali menempelkan mulutnya pada mulut Aluna, menghisap semua asap yang ada di mulut Aluna sekarang. Aluna kehabisan napas hingga akhirnya ia mendorong kuat dada Sagara.

"Buruan, gue mau ngerokok lagi," ucap Sagara saat melihat Aluna hanya diam saja. Aluna tentu takut, cewek itu kemudian melempar kasar rokok itu keatas meja. Tentu aksi Aluna yang terbilang berani itu membuat emosi Sagara memuncak.

"Gue gak bisa, Ga. Gue gak pernah ngerokok sebelumnya. Lo ngerokok kayak biasa aja ya," ucap Aluna pelan.

"Tolong jangan paksa gue, Ga. Kali ini aja gue mohon sama lo."

"Arrghhhh!" Aluna meringis kesakitan saat Sagara dengan kasarnya menjambak rambut Aluna. Tidak sampai disitu saja, Sagara kini menyeret tubuh Aluna ke sadut ruangan Basket itu.

"Ga, sakit.. lepasin.."

Sahabat mereka hanya acuh tak acuh, perlakuan Sagara seperti itu sudah sering mereka lihat.

"BERANI BANGET LO NGEBANTAH GUE HAH!" sentak Sagara marah.

Dugh..

Tubuh Aluna berhasil terbentur keras di atas bola bola basket disana. "Ampun, Ga. Sakit.." ringis Aluna saat Sagara kembali menendang kaki Aluna. Sagara sekarang sudah dibalut kemarahan.

"Lo semua keluar sebentar. Gue mau kasih pelajaran sama jalang ini!" ucap Sagara pada sahabatnya. Mereka semua tidak ada yang membantah.

Setalah memastikan seluruh sahabatnya keluar. Saat itu juga, Sagara melucuti seluruh pakaian Aluna hingga hanya tersisa bra saja.

Aluna membulatkan matanya dengan apa yang Sagara lakukan sekarang. Aluna memeluk tubuhnya sendiri menutupi tubuh yang terekspos jelas itu.

Sagara mencekik kuat leher Aluna hingga cewek itu terbatuk berkali kali. Aluna memohon ampun pada Sagara. Namun, cowok itu seakan menulikan pendengarannya.

Plak..

Plak..

Plak..

Tiga tamparan itu Aluna terima. Cewek itu tidak peduli dengan perihnya di pipi sekarang, cewek itu masih menutupi tubuhnya. Cewek itu merasa malu sekarang.

Sagara semakin dibalut kemarahan. Cowok itu kembali menarik Aluna dan mendorongnya kasar kearah sofa. Tubuh Aluna sekarang hanya di balut dengan Bra saja. Sedangkan bajunya sudah tergapar di lantai sana.

"LO EMANG CARI MATI SAMA GUE!" sentak Sagara menindih tubuh Aluna.

"Jangan sentuh gue!" sentak Aluna keras saat tangan Sagara mulai meraba tubuhnya. Aluna sungguh merasa takut dengan Sagara sekarang. Cowok itu sungguh menyeramkan.

"DIAM!" sentak Sagara. Wajah cowok itu sekarang terlihat begitu merah menahan amarah.

"LO EMANG COCOK SEBAGAI ANAK SEORANG PELACUR! GUE BAKAL BUAT LO JADI PELACUR SEKARANG!" ucap Sagara.

Aluna menggeleng pelan. Sebisa mungkin cewek itu mendorong Sagara. "Ga, gue mohon cukup. Gue minta maaf, gue bakal turutin sekarang kemauan lo. Lo mau gue ngerokok kan? Okey," ucap Aluna berlinang air mata.

Sagara sudah tidak membutuhkan itu. Cowok itu kini kembali mencekik Aluna hingga cewek itu terpaksa memegang tangan Sagara. Tubuh Aluna terekspos jelas. Sungguh pemandangan yang sangat indah menurut Sagara.

"Dasar jalang!" sentak Sagara melepas cekikannya. Wajah Aluna sekarang sudah terlihat begitu merah.

Sagara mengusap wajahnya kasar, entah kenapa sekarang ia begitu marah. Sagara sekarang merebahkan tubuhnya di sofa satunya membiarkan Aluna disana.

Aluna menghela napas lega saat Sagara sudah menghentikan aksinya. Cewek itu dengan cepat berlari kecil mengambil bajunya. Namun, baru saja ingin memakainya, suara Sagara menghentikan.

"Jangan berani-beraninya lo pakai baju!"

Aluna terdiam membeku, ia tidak mungkin dalam keadaan seperti itu sekarang di depan Sagara.

"LO DENGER GAK HAH!" bentak Sagara saat melihat Aluna hanya diam. Aluna semakin takut, seragamnya perlahan terjatuh dari tangannya. Air mata cewek itu terus mengalir membasahi pipi mulusnya.

"Berlutut disana sampai gue puas liat tubuh lo," ucap Sagara.

Aluna lagi dan lagi terisak pilu. Cewek itu mendekat kearah Sagara. Tepat di hadapan cowok itu, Aluna berjongkok dan menunduk. Sekarang ia begitu malu dengan Sagara.

Cetakkk..

Ponsel berbentuk apel itu Sagara lempar tepat di hadapan Aluna.

Deg.

Jantung Aluna seakan berhenti berdetak. Dunia seakan berhenti berputar. Oksigen disana semakin panas. Aluna menatap Sagara yang menatapnya begitu tajam.

"Jangan sok malu di depan gue. Gue udah liat seluruh tubuh lo."

***

SATU KATA UNTUK SAGARA?

TOLONG KASIH MASUKAN KE AKU TENTANG CERITA INI! AKU BAKAL TERIMA KRITIKAN KALIAN! TERIMAKASIH BANYAK❤️❤️🫶🫵🏻

SAGARALUNAWhere stories live. Discover now