28

9.4K 571 6
                                    

"Semenjak saat itulah mama sama papa kehilangan kamu. Sampai pada suatu hari mama pergi lagi ke rumah Abi yaitu pesantren ar-rahman untuk bertanya lebih dalam lagi".

Flashback On

Kedua sepasang suami istri sedang mengendarai mobilnya ke suatu tempat. Mereka berniat untuk pergi ke sebuah pesantren tradisional yang ada di pulau Jawa.

Sesampainya di sana mereka turun dari mobil dan menjumpai sosok pasangan setengah paruh baya. Sosok pasangan itu menyambut hangat kedatangan Regan dan Clara di pesantren. Sedangkan Bahri sudah tahu bahwa niat Regan dan Clara datang ke pesantren adalah untuk menanyakan lebih dalam tentang anaknya.

"Jadi kedatangan kami ke sini untuk menjumpai Abi Bahri. Saya butuh info lebih jelas lagi tentang anak saya. Saya tidak mau anak saya kenapa-napa di sana". Regan dengan tegas memulai pembicaraan.

"Saya sudah tahu niat kalian kemari. Dan juga saya sudah mengatakan kepada sahabat saya untuk menjaga seorang anak yang bernama Tania syauqillah. Tapi saya tidak bisa menjamin kalau hidup Tania di sana membuat Tania akan menjadi lebih baik. Karena Tania mungkin akan semakin bebas tanpa ada yang mengatur. Karena Tania hidup sebatang kara dan serba kesendirian di dalam sebuah rumah". Biar Abi.

"APA!?". Pekik Clara yang kaget saat ternyata anaknya sendiri di dunia lain. Bagaimana bisa Tania hidup sendiri tanpa ada sosok orang tua di sampingnya. Di saat seperti inilah Tania seharusnya membutuhkan seorang ibu dan ayah di sampingnya.

"Kalian tidak perlu khawatir, saat usia Tania sudah 12 tahun sahabat saya akan berjanji untuk membawa Tania ke pesantren miliknya. Semua kebutuhan Tania di sana sudah ditanggung oleh sahabat saya yang bernama Arkan. Tapi Arkan meminta saya satu hal kepada kalian?".

"Apa itu?"

"Jika suatu hari nanti Tania tidak bisa kembali ke dunianya atau dirinya tidak mau untuk kembali ke dunianya maka mereka tidak akan memaksa. Dan jika umurnya yang ke 18 tahun tidak kunjung kembali maka Tania akan berada di sana untuk selama-lamanya".

"Apa? Nggak bisa gitu dong! Tania anak saya".

"Saya paham maksud Anda, tapi saya tidak bisa melarangnya. Karena mau bagaimanapun Tania sudah dianggap anak oleh sahabat saya Arkan. Yang satu hari nanti Arkan ingin menjodohkan Tania dengan anaknya yang bernama Arlan. Saya tidak bisa menolaknya karena itu bukan hak saya. Saran saya lebih baik kalian berdoa untuk Tania agar dia segera kembali ke dunia ini. Saya akan bantu untuk mengeluarkan sosok jiwa tanpa raga itu di dalam tubuh Tania".

"In syaa Allah. Saya dan suami saya akan selalu berdoa yang terbaik untuk Tania. Saya tidak mau Tania dijodohkan oleh orang yang mungkin Tania tidak cintai. Dan juga saya tidak akan merestui hubungan mereka jika bukan suami saya yang menyerahkan anak saya kepada suami Tania kelak".

Bahari tersenyum menanggapi perkataan dari istrinya Regan. Emang bener apa yang dikatakan oleh Clara, mungkin dirinya juga akan melakukan hal yang sama seperti Clara. Karena mau bagaimanapun dirinya tidak akan sanggup melihat anaknya menderita di dunia lain.

Dan mungkin juga dirinya tidak akan mau menjodohkan anaknya dengan orang yang tidak anaknya cintai. Karena ia anaknya bahagia dengan pasangan mereka kelak. Kita sebagai orang tua tidak berhak untuk menentukan siapa pasangan mereka kelak.

"Nanti di umur Tania yang sudah 17 tahun tolong bawa Tania ke pesantren. Karena sosok jiwa tanpa raga itu tidak menyukai religi. Mungkin dengan cara seperti itu Tania akan cepat kembali sebelum pada waktunya".

"Kenapa tidak sekarang saja?".

"Sosok jiwa tanpa raga hanyalah manusia biasa yang tidak mempunyai raga. Mereka juga ingin hidup seperti manusia yang lain dengan raganya. Maka dari itu mereka mempunyai sifat yang suka mengambil raga milik manusia. Berilah dia waktu sementara untuk menikmati dirinya menjadi manusia. jika sudah waktunya nanti dia akan pergi, baik itu dalam keadaan terpaksa maupun ikhlas".

Flashback off

"Sosok jiwa tanpa raga itu siapa?". Tanya Tania.

"Sosok jiwa tanpa raga itu sering kamu temui Tania. Bahkan dirinya terpaksa keluar dari tubuhmu. Dan sampai sekarang dia masih ada di dekat mu". Abi yang menjawab pertanyaan Tania.

"Di dekat Tania?". Beo Tania.

"Iya. Sosok perempuan yang kamu lihat setiap malam itu adalah sosok jiwa tanpa raga yang kita bicarakan. Dirinya masih menginginkan ragamu karena ia betah di ragamu. Namun karena  keimanan kamu yang kuat membuat dia menjadi susah untuk mengusirmu dari tubuhmu sendiri". Jawab Umi.

"Jadi kuntilanak itu sosok jiwa tanpa raga?".

"Iya".

"Dan yang waktu itu mau buang jiwa Rubi juga ulah dia?". Tanya Tania lagi.

"Iya. Untung saja kita cepat untuk menyembuhkan Rubi".

"Terus? Gimana caranya supaya dia nggak ada lagi di dekat Tania?". Tanya Tania lagi. Jujur Dia sangat risih saat sosok jiwa tanpa raga itu ada di sekitarnya. Tania seperti merasa seorang buronan yang diperhatikan dari jauh oleh polisi.

"In syaa Allah, Abi ke sini untuk membantu kamu agar kamu tidak lagi diganggu olehnya. Perbuatan sosok jiwa tanpa raga itu.

"Tunggu apa lagi? Bantu Tania sekarang". Desak Tania yang sedari tadi menahan kekesalannya.

Abi tersenyum simpul melihat Tania yang sepertinya sangat tertekan. Abi meminta air kepada Nasya yang dibawanya dari rumah. Air itu sudah dirinya bacakan ayat-ayat suci Alquran dan penghalang dari jin-jin.

"Air itu sudah Abi bacakan ayat-ayat suci Alquran. Jangan lupa sebelum minum membaca doa terlebih dahulu. Untuk mengusir sosok jiwa tanpa raga itu tidak cukup dengan air ini. Kamu harus memperbanyak ibadahmu dan senantiasa membaca Alquran".

Tania menerima air pemberian dari Abi. Lantas ia langsung meneguk air yang diberi setelah membaca mengucap basmalah. Tania menyerngit heran saat merasa air yang ia minum agak sedikit membuatnya pusing. Karena tak tahan dengan rasa pusing yang ia alami Tania menghentikan minumnya.

"Tapi Tania masih nggak percaya dengan semua ini. Bukankah ini cuma dunia novel?".

"Ini bukan dunia novel namun ini adalah dunia paralel".

Tania syok bukan main saat Umi menjawab hal yang sangat tidak masuk akal. Otaknya bahkan tidak bisa sampai ke sana untuk memikirkan hal-hal yang di luar nalar. Dunia kuantum saja dirinya tidak percaya bagaimana dengan dunia paralel.

"Tapi semua tokoh-tokoh yang ada di dunia ini mirip sama cerita novel yang Tania baca". Sergah Tania tak terima.

"Novel itu hanya sebuah karangan manusia dan pembuat novel itu secara tidak sengaja menuliskan hal-hal yang sama dengan yang ada di dunia ini. Buktinya banyak kejadian yang berbeda di dunia ini dengan dunia novel yang pernah kamu alami?". Tanya Abi membuat Tania terpaksa untuk yakin dengan semua ini.

Tapi tidak mungkin pembuat novel itu membuat tidak sengaja hal-hal yang sama dengan dunia ini. Tania pusing dengan semua ini. Tuhan! Tolong ambil Tania.

Ukhti Figuranحيث تعيش القصص. اكتشف الآن