Bab 1. Awal Mula

465 38 72
                                        

"Apa?! Elo mau ketemuan sama Mo Qing Cheng?!" Athena, sahabat Athaleya memekik sembari menggebrak meja.

Selama bertahun-tahun, perempuan bersurai pendek sebahu itu menjadi saksi bagaimana sahabatnya mengagumi pria tanpa wujud bernama Mo Qing Cheng.

Perempuan dewasa berusia sekitar dua puluh dua tahun, memperlihatkan chat-nya dengan dia.

"Ya ampun, Thal ...," Athena merebut ponsel Athaleya, lalu membacanya berulang kali memastikan tidak ada sesuatu terlewat

"Bahkan elo terima aja di saat belum pernah sekali pun liat gimana rupa itu cowok, gimana kalau ternyata dia itu orang jahat atau salah satu sindikat yang lagi diburu polisi? No way! Pokoknya nanti gue temenin elo ketemu sama dia."

Athena menyerahkan kembali ponsel Athaleya ketika seseorang memanggilnya dan menyuruh ke ruang editor.

"Tungguin gue! Awas aja elo tinggal!" tuding Athena sebelum berlalu.

Athaleya terkekeh tanpa mendebat, dirinya tahu betapa khawatir sahabatnya, tetapi lubuk hatinya mengatakan kalau orang yang selama ini ia kenal lewat maya adalah orang baik. Entah dari mana datangnya rasa kepercayaan ini, dirinya pun tidak tahu mengapa bisa begitu percaya dengan feeling-nya.

Sepeninggalan Athena, Athaleya merapikan meja kerjanya sembari menunggu ojol yang ia pesan datang.

Handphone di atas meja berdering, terlihat nama sahabatnya terpampang.

"Kenapa, Then?" Begitu Athaleya mengangkat panggilan

Terdengar embusan napas kasar di seberang, "sorry, Ley, gue nggak bisa nemenin elo. Ada rapat. Gimana dong?"

"It's okay, Then, gue bisa sendiri. Elo fokus kerja aja."

"Gimana gue fokus kerja sedangkan sahabat gue mau ketemu sama cowok antah berantah yang entah datang dari mana rimbanya," sembur Athena.

Athaleya menjauhkan sedikit ponselnya.

"Pokoknya handphone harus selalu stand by, kalau perlu, nyalain perekam biar kalau macem-macem ada bukti, kita ancem balik."

"Ketemuannya di cafe, Then, ramai juga. Nggak mungkin dia berani macam-macam."

"Kejahatan bisa dilakukan di mana pun Ley, nggak mandang tempat ataupun waktu. Pokoknya kalau udah sampe, langsung kabarin dan tetep aktif HP-nya! Gue rapat dulu ... bye."

Tanpa mendengar jawaban Athaleya, Athena memutus panggilan sepihak.

Athaleya menggeleng lalu beranjak saat melihat notifikasi jika ojol yang ia pesan sudah di depan kantor.

Beberapa menit dalam perjalanan, Athaleya akhirnya sampai di tempat tujuan, jantungnya mendadak berdegup kencang, tangannya pun sedikit bergetar.

"Calm Ley ... calm ...." Athaleya menarik napas kuat-kuat lalu mengembuskan perlahan, berulang kali cara itu dilakukan berharap rasa yang berkecamuk di dadanya mereda.

Athaleya masuk dengan penuh percaya diri, matanya menatap sekeliling, mencari seseorang berdasarkan ciri-ciri di dalam chat. Tidak lama kemudian ia melangkah ke sudut ruangan, menghampiri cowok berjaket abu-abu, kepalanya ditutupi topi hitam dari salah satu merk ternama.

"Mo Qing Cheng?" sapanya begitu di depan cowok yang sedang memainkan handphone.

Cowok itu berdiri, mempersilakan Athaleya duduk.

"Maaf ... telat, ya?" Athaleya melirik dua cangkir yang isinya tinggal sedikit di atas meja.

"Oh, ini ... karena urusan saya selesai lebih cepat makannya saya di sini lebih awal." Cowok itu menyodorkan buku menu, "kamu pesan dulu. Tadinya mau saya pesankan, tapi saya pikir itu nggak sopan karena kita baru kali ini ketemu."

Return with youWhere stories live. Discover now