Part 12 : Tingkatan yang baru

12 6 0
                                    

"Kesedihan yang berlarut juga berdampak buruk untuk hidupmu. Lama-lama kau juga akan terbiasa" 

Shireen sudah naik kelas 12. Shireen harus tetap kuat dan membiasakan diri walaupun ia baru saja kehilangan sahabatnya. Dunia akan terus berputar walaupun Shireen menangis darah setiap hari. Shireen tetap di kelasnya yaitu 12 Akuntansi 2, sedangkan Raquel dan Wilona mereka dipindahkan jadi 12 Akuntansi 3. Shireen sekelas lagi dari awal sampai sekarang sama Felicia. Mereka tak lagi memakai sesi pagi dan siang dan tidak perlu memakai masker lagi.

"Yah Ren, Fel, aaa gue misah sama kalian" Kata Raquel merengek

"Ya mau gimana lagi we, lagipun kelas kita pasti sebelahan nanti" Kata Shireen

"Bye bye Raquel, nanti kita calling calling ya kalau mau main" Kata Felicia

Mereka masuk kelasnya masing-masing. Hari ini mereka kosong dan tidak belajar karena baru hari pertama masuk. Jadi mereka hanya bersih-bersih kelas. Dan sialnya ternyata kelas Shireen tidak bersebelahan dengan Raquel. Kelas Shireen bersebelahan dengan Tristan, dan itu adalah laboratorium Akuntansi dulunya. Namun komputernya dipindahkan ke laboratorium yang baru dan akhirnya ruangan itu dijadikan kelas untuk belajar. Kelas Shireen dan Tristan bersebelahan, namun jika ingin bermain ke kelas Tristan tidak perlu keluar kelas, karena di dalam ruangan itu ada pintu yang jika dibuka akan langsung menuju ke dalam kelas Tristan. Namun tidak ada gunanya juga Shireen bermain di kelas Tristan karena mereka berpura-pura tak mengenali satu sama lain jika di sekolah dan banyak orang yang tidak tau kalau mereka saling kenal. Namun ada juga yang tau namun tetap saja tidak tau kalau mereka seakrab itu.

"Ren, sumpah Ren. Gue liat Ayana woi. Pantes aja dia benci sama lo, ternyata emang mukanya aja kalah sama lo" Kata Felicia

"Hah? Apa sih? Gue ngga ngerti" Kata Shireen

"Lo belom tau muka Ayana kan?" Tanya Felicia

"Ya gue tau dari foto sih, itupun mukanya beda-beda. Terus juga selama gue liat dia, dia kan pakai masker terus, jadi gue ngga tau muka aslinya yang mana" Kata Shireen

"Sumpah Ren. Cantikan lo! Is sumpah deh" Kata Felicia

"Dih, lo tu ngga usah ngga enak sama gue. Di foto aja dia cantik, pasti lo bilang gini karena gue temen akrab lo kan" Ucap Shireen dengan ketua

"Dih engga. Emang sekarang lo masih inget Ayana yang mana?" Tanya Felicia

"Engga hehe. Gue dari dulu walaupun pernah liat tapi gue tetep ngga bisa inget dia yang mana. Sekarang aja gue lupa" Kata Shireen

"Dasar. Yaudah kapan-kapan liat aja sendiri" Kata Felicia

"Iya, gue ngga kepo juga kali" Kata Shireen

Shireen memang orang yang cuek dan bodo amat. Dia tak pernah mengurus kehidupan orang ataupun kepo dengan urusan orang. Namun orang selalu kepo dengan urusan Shireen. Saat Shireen keluar kelas ia melihat gadis yang tubuhnya kecil seperti Shireen juga, namun Shireen masih lebih tinggi.

"Eh siapa itu? Anak kelas Tristan? Kok diantara yang gue kenal kayaknya gue ngga pernah liat dia ya? Asing banget mukanya" Kata Shireen

Namun setelah itu Tristan keluar kelas dan duduk di depan kelas bersama Ayana. Tepat di depan mata Shireen, untuk pertama kalinya ia melihat Ayana sedekat itu dan dalam keadaan tidak memakai masker lagi.

"Hah? Itu Ayana? Ngga ada yang mirip sama sekali dari mukanya yang di foto. Pantes gue ngga ngenalin" Kata Shireen

"Dorrr! Akhirnya lo ngeliat Ayana juga haha" Kata Felicia

"Ga sengaja pun. Yuk cabut kantin" Kata Shireen

"Yuk, gue mau beli es krim" Kata Felicia

Shireen melewati Tristan dan Ayana begitu saja sambil bercanda dengan Felicia. Tristan melirik kearah Shireen dan Shireen bisa melihat itu walaupun matanya mengarah ke depan, bukan kearah Tristan. Shireen sudah sedikit berdamai dengan hidupnya yang baru saja kehilangan seseorang. Hubungannya dengan Arga pun tidak jelas, romantis, tapi Arga selalu melampiaskan kemarahannya ke Shireen jika dia kalah di game. Hati Shireen juga sudah mati terbunuh oleh Arga sendiri.

HIDDEN FEELINGS [TELAH TERBIT]Where stories live. Discover now