BAB 13 : Apapun Yang Terjadi, Tetaplah Tersenyum

7 2 0
                                    

Di pagi hari sabtu nan cukup dingin ini, terlihat Katsubaki Yumiko sedang menelaah satu persatu bajunya dari dalam lemari.

Nampak bingung dan sedikit cemas, ia terus memeriksa baju mana untuk ia pakai bertemu dengan Kawahara Kyutsuki siang ini.

"Ini bukan, ini juga bukan. Gak ada yang cocok sama sekali." Keluh Yumiko, terus mencari.

Di saat Yumiko sedang sibuk sendiri. Ia tak sadar, ada seorang wanita paruh baya berdiri di belakangnya sambil berkacak pinggang.

Wanita yang sedang menatap heran pada Yumiko adalah ibunya, Katsubaki Nanako.

"Dipanggil berkali-kali gak nyahut. Memangnya ada apa sampai berantakan gini, Yumiko?" tegur Nanako.

Terkejut, Yumiko segera membalikan badan. "Eh, ibu?!"

"I-Itu, ya .... Sebenarnya te-teman ngajakin jalan siang ini." Yumiko menyambung gagap.

Merasa ada yang aneh dari Yumiko. Nanako mendekat, lalu ia duduk di kasur anaknya itu.

Semakin penasaran, Nanako bertanya. "Tidak biasanya sampai bingung cari baju. Mau ke mana sampai bingung milih baju segala?"

"Cuma belajar aja sih, bu."

Tatapan curiga Nanako berikan. "Belajar? Tumben kamu mau belajar bareng di hari libur."

"Se-sebenarnya bukan temen, tapi sama pembimbing yang pernah Yumiko ceritain kemarin." Balas Yumiko, sedikit tertahan.

"Owh, laki-laki yang bawa kamu lari pagi sambil belajar itu ya?"

Yumiko mengalihkan pandangan, kemudian memberikan jawaban mengangguk tanda iya. Sedikit rona merah juga terlihat dari pipi putihnya.

Seringai Nanako berikan setelah melihat ekspresi tidak biasa dari anaknya. "Owh gitu ya."

"Sini biar ibu saja pilihin, gimana?" saran Nanako.

Merasa malu, Yumiko pun menolak. "E-Enggak usah kok bu, Yumiko bisa sendiri."

"Nanti bakal keburu telat kamu, kalau kelamaan milih baju."

Rasa ragu mengisi setengah dari isi kepala Yumiko. Setengahnya lagi, ia berpikir kalau ucapan ibunya juga benar.

Tak ada pilihan lain, Katsubaki pun menerima bantuan ibunya.

"Minta tolong ...." Ucap Yumiko rendah.

Senyum bahagia terpancarkan dari wajah Nanako. "Oke, sini biar ibu bikin kamu cantik."

Merasa ada yang aneh dengan ucapan ibunya, wajah Katsubaki berubah 180 derajat.

"Tunggu, gak perlu cantik bu!"

Seraya menyerukan itu, wajah Katsubaki kembali memerah karena tahu kalau ibunya kini telah salah tangkap akan maksud ia.

"Ibuuuuuu!!"

***

Sudah hampir setengah jam menunggu, namun batang hidungnya masih tak terlihat dalam jarak pandangku.

Memang ini belum waktunya buat ketemuan. Tapi seharusnya saat ini ada adegan di mana seseorang berlari ke arahku, lalu meminta maaf karena terlambat. Atau juga adegan satunya, yang mana ia menunggu lama lalu dijawab baru datang.

Hahahaha, sungguh adegan yang klise sekali.

Tunggu, kenapa malah kepikiran alur galge? Ini dunia nyata, tak mungkin kejadian seperti itu ter—

Suara hati terhenti di saat sebuah tepukan terasa di punggungku.

Kuberbalik lamban ke belakang, mengetahui kalau Katsubaki-lah pasti melakukan hal itu.

Project Revenge Do i going to help them get their Revenge?Where stories live. Discover now