Part 8 || Permintaan maaf Kaivan

4 2 0
                                    

"Semua orang bisa membuat kesalahan, namun tidak semua orang bisa memaafkan. Menjadi orang baik bukan kejahatan, maafkanlah walau hati masih terluka." ~ Abiela Zoya Alessya.

------------------------------------------------------------

Abiela berjalan menuju rumah Rafa, setelah kejadian kemarin Rafa malamnya langsung demam. Abiela menatap ragu kearah gerbang rumah Rafa, ini pertama kali untuk Abiela pergi ke rumah Rafa selama mereka berteman Abiela belum pernah pergi ke rumah Rafa.

Abiela mengetuk gerbang rumah Rafa. "Permisi! Rafa!" teriak Abiela.

Abiela mengaruk kepalanya bingung, Abiela perlahan menarik gerbang rumah Rafa dan berjalan masuk. Abiela berjalan kearah teras lalu mengetuk pintu beberapa kali.

"Rafa! Ini Abiela!"

Setelah beberapa saat Abiela mundur saat melihat pintu terbuka, terlihat Wanita paruh baya dari balik pintu. Riana—bunda Rafa, Abiela sering bertemu dengan Riana dijalan dan hanya sekedar menyapa atau saling melempar senyum, belum pernah mengobrol lama.

"Abiela, tumben mampir kesini?" tanya Riana.

Abiela tersenyum canggung, "Rafa ada tante? Katanya dia demam, Abiela mau liat,"

"Ayo masuk!" ajak Riana dengan membuka lebar-lebar.

Abiela masuk dan mengikuti Riana.

"Bentar yah, bunda panggil dia dulu, kamu duduk aja dulu," Riana berlalu pergi meninggalkan Abiela diruang tamu.

Abiela duduk di sofa dan menundukka kepalanya, jujur Abiela merasa gugup dan takut, tapi setelah melihat keramahan Riana, Abiela sedikit tenang. Setelah beberapa saat Rafa datang bersama dengan Riana, Rafa berjalan kearah Abiela namun Riana berjalan kearah dapur.

"Tumbenan lo mau ke rumah gue?" tanya Rafa sembari duduk disamping Abiela.

Abiela mendekat lalu mengangkat tangannya dan menempelkannya di kening Rafa. "Panas,"

Rafa menjauhkan tangan Abiela dari keningnya, "Kan namanya demam, El. Kalo dingin mati namanya,"

Abiela reflek memukul lengan Rafa. "Kalo ngomong tuh dijaga yah!"

Rafa terkekeh, "Lo gak jawab pertanyaan gue, tumben mau ke rumah gue?"

"Mau liat keadaan lo! Gegara kemarin lo pakein jaket lo ke gue, sekarang lo malah demam," Abiela sembari menjauh sedikit dari Rafa.

"Gue gapapa, cuman demam doang," kata Rafa dengan santai.

"Cuman? Gak yah! Ini masalah karena bikin lo gak bisa kerja!"

Riana datang dengan napan ditangannya lalu menyimpan gelas berisi jus dimeja. "Ini minum, marahin orang butuh tenaga,"

Abiela tersenyum canggung, "Makasih tante,"

"Jangan panggil tante, panggil bunda aja," Riana sembari tersenyum pada Abiela.

"Gue udah di kerokan sama bunda jadi aman gak usah khawatir," Rafa berkata mencoba menyakinkan Abiela.

Abiela menatap Rafa, "Udah minum obat?"

"Udah kok," jawab Rafa.

"Bunda pamit ke kamar yah, kalian mengobrol saja," Riana berkata lalu pergi meinggalkan Abiela dan Rafa.

Setelah kepergian Riana, suasana menjadi sunyi. Mau Rafa ataupun Abiela keduanya hanya terdiam. Rafa berdehem lalu menatap Abiela yang menundukkan kepalanya.

"Lo denger perkataan gue ke Kavian kemarin 'kan?" tanya Rafa.

Abiela terkejut lalu menoleh pada Rafa setelah itu mengangguk dan kembali menundukkan kepalanya. Sebenarnya Abiela sudah bangun saat Rafa menyandarkan kepalanya pada dinding, Abiela juga yakin saat Rafa menggendong Abiela bisa merasakan Abiela sudah bangun namun Abiela tidak menyangka akan kedatangan Kaivan dan perdebatannya dengan Rafa, jadi Abiela memilih berpura-pura tidur saja.

When I'm With YouWhere stories live. Discover now