Part-2

14.6K 109 1
                                    

"Mbak, lo kenal anak Faisal Lesmana? " tanya Jihan, pada manajernya bernama Novi, yang sekarang sedang sibuk dengan ponsel nya.

Mereka sekarang sedang berada di ruang make up, dengan Jihan yang sibuk di rias, oleh  make up artis, untuk pemotretan produk barunya.

Novi yang ditanya oleh sang artis yang sudah dianggap adik itu, mengernyitkan dahinya bingung. Tak biasa nya sang artis menanyakan seseorang pada nya.

"Samuel Lesmana? " tanya Novi, sambil menaikan alisnya.

"Bukan, yang satu lagi, " ujar Jihan, sambil menggelengkan kepalanya, menolak ucapan Novi.

Sedangkan Novi yang mendengar ucapan Jihan itu, kian mengernyitkan dahinya, tampak begitu bingung. " Ha? Satu lagi siapa? Bukan nya anak pak Faisal Lesmana itu cuma satu, dan dia juga sering muncul di berita kok, " ujar Novi, menatap kearah Jihan.

"Jonathan Lesmana, anak pertama pak Faisal. Dia dokter, makanya nggak pernah kesorot, " beritahu Jihan pada Novi.

Novi yang mengetahui Jihan mendapatkan informasi itu, tak bisa untuk tak menyembunyikan rasa kaget nya.

"Tahu dari mana, lo? " tanya Novi ingin tahu.

"Dari dia. Dia pacar kakak sepupu gue, " ujar Jihan, tersenyum manis pada perias yang telah selesai merias Jihan.

"Wah, keren juga tangkapan kakak sepupu lo, Ji. Kalau bener dari Lesmana, " puji Novi, membuat Jihan berdecak kesal. Tapi tak menyangkal.

"Tapi, kalau kakak lo dapat Lesmana, lo pasti dibandingin lagi sama nenek lo itu, kan? " tanya Novi, teringat pada sosok Ema, wanita tua yang sering mereka bicarakan.

"Menurut lo, " dengus Jihan. "Mana tu tua bangga lagi, serasa dapat harta karun. Cucunya dapat Lesmana. "

"Iya gimana ya, Ji. Lesmana ini loh, Lesmana, ya apa nggak bangga, " greget Novi, dengan kalimat nya.

"Seru kali ya, bikin tu orang putus, biar nenek gue tentrum, tangkapan nya lepas, " ujar Jihan, sambil meniup kuku tangannya yang baru saja dikasih kutek.

"Maksud nya? " tanya Novi, sembari menaikkan alisnya.

"Gue mau menggoda Jonathan Lesmana, biar hubungan kakak sepupu gue sama dia berantakan, " ujar Jihan, sambil tersenyum miring, sedangkan Novi membesarkan matanya, untung perias tadi telah meninggalkan ruangan yang ditempati Jihan dan Novi.

Jadi, mereka bebas berbicara, tanpa takut ada yang merekam.

"Heh, lo mau jadi orang ketiga? Gue nggak mau ngurusin skandal perselingkuhan ya, Ji. " Sambil menggelengkan kepala nya, Novi mengatakan itu.

"Tenang aja, gue bakal main rapi kok, " ujar Jihan.

Tapi tetap saja membuat Novi berdecak. "Ini yang buat gue malas sama lo, Ji. Kalau pengen sesuatu pasti dikejar sampai mampus, " ujar Novi, membuat Jihan tertawa. "Kenapa lo berniat goda tu orang? " lanjut Novi bertanya.

"Mau balas dendam lah, " balas Jihan cepat.

"Kan bisa dengan cara lain? "

"Bisa, tapi anakan Faisal Lesmana ini, terlihat berharga di mata keluarga besar gue, jadi bermain di sana, tak masalah. "

"Terserah, tapi jangan bawa hati dalam permainan lo, Ji. " Ingat Novi yang dibalas anggukan oleh Jihan.

Setelah itu mereka terdiam, sampai Jihan dipanggil untuk pemotretan.

***

Dengan masker yang menutupi wajahnya, dan kacamata hitam menutupi matanya. Jihan berjalan memasuki kawasan rumah sakit, tempat target nya bekerja.

Setelah seminggu, usai pembicaraan nya dengan Novi, Jihan mempunyai kesempatan untuk mencari tahu tentang Jonathan Lesmana.

Walau tak semua nya, tapi cukup membantu Jihan dalam menjalankan aksinya.

Karena hari ini dia tak memiliki kesibukan, jadi Jihan memutuskan untuk datang ke rumah sakit, membuat janji dengan sang dokter. Dengan alasan gatal pada vegina nya. Untuk bisa dilakukan pemeriksaan, serta pengobatan.

Setelah melewati rangkaian administrasi, sekarang disinilah Jihan berada didepan praktek Jonathan.

Dia juga berulang kali menanyakan, kalau yang praktek ialah Jonathan, bukan orang lain.

Tak lama setelah itu, Jihan disuruh masuk untuk melakukan pemeriksaan.

"Jadi, keluhan nya apa? " tanya pria yang kemarin malam ngobrol dengan keluarga besarnya.

Tampak berbeda dengan kemaren yang dilihat nya, sekarang pria itu terlihat bersahaja dengan kacamata yang membingkai wajah rupawan nya.

"Vagina ku gatal Mas, nggak tahu karena apa?" ujar Jihan blak-blakan, membuat pria yang tadi nya fokus dengan tulisan nya, menatap kearah Jihan sambil menaikan alisnya.

Mungkin bingung, karena biasanya pasien akan memanggilnya Dok, daripada Mas.

Sadar diri, Jihan segera melepaskan masker nya, dan suster yang sedari tadi mendampingimu nya tampak shock.

Mungkin tak menyangka akan bertemu dengan pusat model negeri ini. Jihanne Calista, itu nama panggung Jihan. Dia hanya membalik nama awal dan tengah nya.

"Mbak Ji, " pekik suster itu, tampak bahagia, setelah bisa menguasai dirinya. "Aku ngefans banget loh sama mbak, aku suka niru gaya outfit mbak, " lanjut nya memberitahu.

Membuat Jihan membalasnya dengan senyuman tipis. "Terima kasih. "

"Sama-sama, mbak."

Tapi balasan perawat itu Jihan abaikan, karena sekarang fokus nya kembali pada Jonathan, yang masih menatap bingung kearahnya.

"Hallo, Mas. Seminggu yang lalu kita pernah ketemu di pesta Dokter Voni, " ujar Jihan, menyebutkan nama kakak sepupu nya itu, sekaligus kekasih dari pria di hadapan nya.

Tapi, kerutan di dahi Jonathan kian menjadi, sebelum akhirnya pria itu menarik nafasnya kasar. Terlihat tak peduli.

Jihan yang melihat itu berdecak kesal, tak terima ucapan nya diabaikan.

"Oke, kita akan ngelakuin pemeriksaan. Kenapa bisa vagina mu gatal, " ujarnya tampak profesional sekali.

Dan Jihan, mau tak mau melakukan itu juga, sampai akhir nya pemeriksaan pada inti tubuh nya dilakukan, Jihan tersenyum miring disini, tak sabar menjalankan rencananya.

"Ayo ganti pakaian nya dulu, Mbak Ji, " ujar suster itu, membimbing Jihan menuju ruang ganti, dan tentunya Jihan mengikutinya dengan suka cita.

"Sus, mau permen? " tanya Jihan, sambil mengulurkan sebungkus permen pada suster yang disamping nya itu.

Suster itu tentunya menerima dengan suka cita, karena yang memberikan nya salah satu yang orang yang ia idolakan.

"Terimakasih, Mbak. " yang dibalas anggukan oleh Jihan.

Dan suster itu, langsung membuka bungkus permen itu, untuk bisa memakan isinya, tanpa tahu permen itu, merupakan permen yang bisa membuat orang mengantuk.

"Saya tunggu disini ya, Mbak. Semua pakain mbak dilepas untuk pemeriksaan ya. " ingatnya yang dibalas anggukan oleh Jihan.

Kalaupun semua pakainya tak dilepas, Jihan tetap akan melepaskan nya, niatnya datang kesini adalah menggoda. Jadi dia harus mendapatkan sedikit hasil bukan?

Setelah memasang pakaian pemeriksaan, yang seperti kimono itu, Jihan segera keluar dari ruang ganti itu, sambil menenteng pakainya.

Dan bisa ia lihat, suster yang tadi telah ia kasih permen, sudah tertidur nyenyak diatas meja. Dan  dengan santainya Jihan melewati suster itu, untuk bisa segera diperiksa oleh Jonathan sekalian untuk bisa menggoda pria itu.

T. B. C

MYS✨

Jihan(21+) Where stories live. Discover now