Chapter 9

8 1 0
                                    


JANGAN LUPA VOTE, COMMENT, AND FOLLOW‼️

HAPPY READING

.............


Selama sejam menempuh perjalanan, keduanya tiba disebuah gedung bertingkat dengan tulisan terpampang jelas Rumah sakit jiwa pelita.

matanya mengamati ke segala arah dengan kening yang tak hentinya berkerut bingung.

Banyak pertanyaan yang hanya bersarang dibenak tak berani ia lontarkan pada lelaki yang berada disampingnya.

Erlandga berjalan memasuki RSJ tersebut tanpa berbicara sepata kata apapun. Walaupun bingung dengan keadaan saat ini, Vanessa tetap mengekori Erlandga yang berjalan didepannya.

Tiba didepan pintu sebuah ruangan, Erlandga mulai membuka pintu tersebut dan masuk.

Didalam ruangan tersebut, terdapat wanita paru baya cantik memakai baju khas RSJ yang duduk di pinggir ranjang dengan memeluk dirinya sendiri. Wanita tersebut terlihat ketakutan saat melihat kedatangan Erlandga.

"Siapa kamu?!" ucapnya membentak. terlihat sangat jelas raut wajah wanita tersebut ketakutan sehingga bergerak menjauh dari erlangga yang berjalan semakin dekat dengannya.

"Aku Akza" Ujarnya selembut mungkin berusaha menenangkan wanita tersebut.

Wanita tersebut berjalan mendekat kearah Erlandga. kemudian, tangannya perlahan  bergerak menyentuh pipi dengan rahang yang tegas itu. "Akza?"

"Iya, ini Akza " ucapnya tersenyum lebar.

Erlandga maju memeluk erat wanita tersebut. Dengan tatapan kosong wanita tersebut membalas pelukannya. Ketakutan tadi kini hilang sirna dalam sekejap.

Vanessa yang berdiri tak jauh dari keduanya terlihat sangat bingung  dengan keadaan yang terjadi. Pertanyaan-pertanyaan kini bersarang dibenaknya.

Ia benar-benar tak paham dengan apa yang terjadi saat ini. Siapa sebenarnya wanita ini dan apa hubungan antara keduanya. Dan masih banyak lagi  pertanyaan-pertanyaan.

"Mama udah makan?" Tanya Erlandga lembut menuntun wanita tersebut kearah ranjang.

"Awas Akza!!" Seketika Wanita tersebut berteriak menarik Erlandga agar berlindung dibelakang tubuhnya.

Teriakan tersebut membuat Vanessa yang masih membisu melihat interaksi keduanya terkejut.

"Kau boleh sakiti aku! Tapi jangan sakiti anakku!!" Bentaknya entah pada siapa.

"Jangan!! Aku mohon jangan!!" Ujarnya memelas masih berusaha menjauhkan Erlandga.

Wanita tersebut memberontak disertai dengan air mata yang mengalir deras.

Hati Erlandga terisis sakit melihat wanita tersebut terus memberontak berusaha menghindar.

Erlandga maju dan memeluk wanita itu untuk menenangkannya. "Udah mah, dia udah pergi. Kita aman sekarang" bisiknya dengan tangan yang mengusap surai indah wanita  paru baya tersebut.

Air mata yang ia tahan sedari tadi kini turun dengan paksa, hatinya  berdenyut sakit melihat sosok  malaikatnya hancur seperti ini.

"Dia jahat akza, kamu jangan dekat dengan dia" ucapnya masih dengan isakan yang terdengar pilu.

Tanpa sadar  jemari Erlandga terkepal kuat hingga memperlihatkan urat-uratnya ketika mendengar ucapan wanita tersebut.

"Iya, mama tenang aja, Akza bakal balas sakit mama. Mama sekarang istirahat ya" Ujarnya membujuk dan menuntun kembali wanita itu kearah ranjang saat ia mulai tenang.

BerbedaWhere stories live. Discover now