Bagian 4 Pelajaran yang Berharga

0 0 0
                                    


Setiap orang mempunyai pengalaman-pengalamannya sendiri. Pengalaman itu selalu memberikan pelajaran yang berarti. Pada suatu hari menjelang musim panas, Mayleen sedang merapikan kamarnya yang sudah mulai berdebu. Sayangnya, di kamar berukuran sedang itu, ia harus merapikannya sendiri. Orang tuanya sedang bepergian ke luar kota selama tiga hari karena ada tugas yang menanti mereka di sana. Barley menemani Stacey berbelanja di pasar rakyat pagi itu. Dan Hailey berkata ia ingin pergi ke tukang jahit di kota untuk menjahitkan gaun musim panasnya yang robek di bagian lengan atas.

Dengan rambut panjangnya yang digelung, lengannya yang dinaikkan supaya tidak mengganggunya, dan sapu di tangan kanannya, ia merapikan, membersihkan, lalu menata ulang kamarnya. Pigura-pigura yang menghiasi dinding dipindahkan di sisi lain. Sebuah nakas kecil di sebelah tempat tidurnya dipindahkan sedikit lebih dekat dengan lemari pakaiannya supaya dia bisa menyapu dengan bersih. Tempat tidurnya yang berukuran sedang digesernya dengan kekuatan tangannya, dan ia gerakkan mendekati jendela kamarnya supaya ia bisa melihat matahari terbit saat ia bangun di pagi hari, dan melihat matahari terbenam di sore hari. Saat ia membuka kembali lemari pakaiannya yang tinggi, ia juga merapikan seluruh isinya. Pakaian-pakaiannya yang tertumpuk dengan rapi ditata ulang seluruhnya.

Kemudian ia melihat sesuatu yang menarik perhatiannya. Sebuah buku besar berwarna hijau. Ia pun teringat sesuatu. Ia lupa bahwa sebelumnya ia pernah mengumpulkan sisa uang jajan yang pernah diberikan orang tuanya. Seketika saat ia melihat kembali buku itu, ia pun menjadi bersemangat. Buku itu adalah buku yang mencatat seluruh tabungannya. Ketika ia membaca kembali isi bukunya, ia teringat ia memiliki uang dengan jumlah sebanyak enam puluh dolar. "Aku lupa aku memiliki tabungan sebanyak ini?" pikirnya. Dengan melanjutkan menata kamarnya, ia pun berpikir beberapa kali apa yang akan ia lakukan dengan uang sebanyak itu.

Begitu ia selesai merapikan kamarnya, ia pun berkeringat dan ingin segera membersihkan diri. Beberapa menit setelah keluar dari kamar mandi, Mayleen melihat dirinya di depan sebuah cermin setinggi dirinya. Gadis itu selalu mensyukuri dirinya sendiri dengan kecantikannya dari ujung rambut hingga ujung kakinya yang indah. Banyak orang yang mengakui betapa cantiknya ia. Tetapi hari itu ia merasa berbeda.

"Rambutku! Kenapa harus seburuk ini?" gerutunya saat melihat rambut hitamnya yang panjang menjadi lebih kusut dari biasanya. "Tidak, tidak! Ini terlalu jelek! Ah, bagus sekali! Sebentar lagi ulang tahunku dan rambutku sangat buruk!" Untuk siapapun yang begitu menyukai hari ulang tahun, pasti akan berusaha sebaik mungkin mempersiapkan segalanya untuk hari spesial itu. Mayleen adalah contohnya. Hampir setiap tahun ia memiliki benda-benda baru yang bagus yang bisa ia gunakan di hari terbaiknya. Setahun lalu dengan uang yang diberikan orang tuanya, May membeli renda dan pita berwarna putih yang senada dan ia memasang keduanya di gaun satin putih favoritnya supaya memberi kesan mewah dan orang yang melihatnya menyangka bahwa gaun itu adalah gaun baru. Dua tahun lalu ia membeli sebuah topi kecil berenda dengan warna kuning keemasan. Tiga tahun lalu, gadis itu memiliki sepasang sepatu berwarna ungu muda yang nampak manis dengan hiasan pita berwarna sama untuk kakinya yang mulus.

Tahun ini dengan ide yang menurutnya cukup buruk, ia berpikir barangkali ia harus menata rambutnya di tukang penata rambut. Pikirnya, "Aku selalu membeli barang-barang cantik yang bisa kupakai di hari spesialku. Mungkin tahun ini bisa berbeda sedikit. Aku rasa rambutku juga membutuhkan perhatian. Dengan tabunganku, aku rasa itu lebih dari cukup untuk sekadar menata rambut panjang ini dan membiarkan penata rambut untuk merawatnya untukku."

Dengan usianya yang sudah cukup dewasa, ia sekarang tidak harus meminta pendapat dari orang tuanya ketika akan menentukan sebuah pilihan. May tidak memberitahukan keinginannya untuk menata rambutnya kepada keluarganya. Ia bahkan tidak memberitahu kakak dan adik-adiknya.

The Cloud of DreamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang