50 : UNE VÉRITÉ

148 20 0
                                    

Kyros dan Valenca terkejut setelah membaca surat dari Rosaline

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kyros dan Valenca terkejut setelah membaca surat dari Rosaline. Seketika otak Kyros membeku tidak bisa berpikir apa-apa sebab keputusan yang dibuat Rosaline memiliki dampak yang besar.

"Bagaimana Kyros? Ini bukanlah hal yang mudah. Pernikahan? Aku tidak mengira Rosaline akan berpikir secepat itu." Valenca menghela nafas kasar sembari memegang kepala nya yang sedikit pusing.

"Valcke menganut sistem konstitusional. Bentuk pemerintahan di mana kekuasaan raja dibatasi oleh konstitusi atau undang-undang dasar. Maka, tindakan raja harus sesuai dengan konstitusi― para parlemen akan ikut andil dalam hal ini sebab kau tahu bukan? Bahwa Rosaline adalah anggota kerajaan dimana sebuah pernikahan dapat memperkuat ikatan politik, ekonomi, atau sosial antara kedua keluarga atau negara."

Valenca mengangguk paham, "Kita panggil Rosaline pulang sekarang saja. Bagaimana?"

"Kau benar, ini harus diselesaikan dengan cepat. Kemudian saudara dan saudari nya harus mengetahui hal ini, agar pendapat mereka dapat disuarakan."

"Valenca, bagaimana pun keputusannya. Andaikan suara terbanyak dari parlemen tidak setuju atas hubungan putri kita dan Helios, sebagai orang tua tentu kau dan aku harus berada di dekat Rosaline. Dia sudah besar dan dunia nya beralih kepada cinta-nya Helios." Kyros mengingat masa kecil anak-anak nya.

"Sungguh hal yang indah, menyaksikan orang anak-anak berjalan-jalan di dunia dengan jantungku berdetak di dalamnya." kedua mata Valenca berkaca-kaca, kemudian ia menggengam tangan Kyros. "Apakah Alameth dan Roderick akan dilibatkan?" tanya Valenca yang mengetahui bahwa kedua anak nya itu berada jauh dari Valcke.

"Setidaknya kita ceritakan saja hal yang terjadi nanti setelah rapat parlemen dimulai. Jika mereka ingin datang, pintu terbuka lebar."

Valenca mengangguk paham. "Baiklah, kalau begitu aku akan memberi tahu pengawal untuk memanggil Aeros dan Aragorn."

Sementara itu beberapa saat kemudian, Aeros dan Aragorn tiba membawa istri nya masing-masing menemui orang tua mereka di ruangan pribadi.

"Your Majesty," keempat nya serempak memberi hormat kepada Kyros dan Valenca.

"Untuk apa ayah memanggil kami semua?" tanya Aragorn.

"Disini aku bukan sebagai raja kalian melainkan seorang ayah. Maaf karena memanggil secara tiba-tiba di tengah kesibukan kalian. Ayah disini ingin memberi tahu sesuatu yang tentu nya membuat kalian terkejut." Kyros menatap Valenca seolah mengisyaratkan istri nya itu untuk melanjutkan pembicaraan ini.

"Seperti yang kalian ketahui, seorang ksatria yang telah mengucapkan sumpah harus mengabdi kepada kerajaan, sebab sumpah sama saja dengan perjanjian suci. Contohnya, jika seseorang melanggar itu, dia sama dengan seorang pengkhianat. Ia bisa diasingkan. Dan ini lah yang harus ibu katakan sekarang."

"Mengapa tiba-tiba membicarakan ksatria, ibu?" Aeros masih kebingungan.

"Atas izin Rosaline, ibu akan memberi tahu kalian sebuah fakta. Sir Breisacher dan Rosaline menjalin hubungan kemudian mereka saling mencintai. Disini permasalahannya adalah kedua nya ingin menjalin hubungan dengan pernikahan."

Aeros, Aragorn, Everdeen, dan Abigaia memasang ekspresi nya sama.

"Jika kami boleh mengetahui nya, hubungan antara Sir Breisacher dan Rosaline sudah berapa lama ibu?" tanya Everdeen lembut.

"Sudah cukup lama. Sebelum Debutante Ball dimulai." jawab Kyros.

"Kenapa ayah tidak memberi tahu kami sejak awal?" Aragorn menghela nafas, "Sebagai saudara nya tentu kami harus mengetahui nya."

"Aragorn," Abigaia memperingatkan suami nya untuk bersikap tenang dengan suara kecil dan senyuman di bibir nya.

"Dan ayah akan memberi kalian satu fakta lagi."

Valenca beserta anak dan menantu nya itu memperhatikan ucapan yang akan dilontarkan oleh Kyros.

"Helios adalah putra satu-satunya Marquess Linbergh terdahulu yang telah meninggal sebagai pengkhianat, yaitu mending Caesar de Linbergh."

*****

Dua utusan kerajaan bergelar ksatria yang kerap disapa "Sir Lionel" dan "Sir Belerick" diikuti rombongan Yeoman Warder (pengawal) dibelakang nya datang menjemput langsung Rosaline dan Helios di barak militer. Tentu saja ini membuat kehebohan para tentara yang melihat langsung kejadian tersebut.

Helios yang berada di sebuah bangunan berbentuk aula menyambut kehadiran rekan kerja nya di istana.

Sir Lionel san Sir Belerick turun dari kuda nya lalu melangkahkan kaki menuju tempat Helios berada.

"Lama tidak berjumpa, Sir Breisacher." sapa Sir Belerick dengan senyuman ramah.

"Kedatangan tiba-tiba? Apa ini?" tanya Helios terkejut melihat kedatangan rombongan kerajaan yang membawa lambang istana atau lambang kerajaan pada bendera yang salah satu pengawal bawa.

Sir Lionel membawa secarik kertas yang digulung lalu memperlihatkannya pada Helios, "Kami diberi titah oleh His Majesty dan Her Majesty untuk membawa mu kembali ke istana beserta Her Highness Princess Rosaline, sekarang juga."

Tiba-tiba Rosaline datang dan ikut pembicaraan bersama Helios.

Seketika Sir Lionel, Sir Belerick, dan pengawal berlutut memberi hormat pada Rosaline. "Your Highness!"

Helios pun turut berlutut pada Rosaline.

"Berdiri lah dan katakan padaku apa yang terjadi." kata Rosaline.

Semua pun berdiri kembali.

"Surat perintah dari King Kyros, Your Highness. Untuk membawa princess dan Sir Helios kembali ke istana." Sir Lionel menjelaskan nya sekali lagi.

Rosaline mengangguk paham, "Baiklah, aku akan kembali bersama kalian. Tapi sebelum itu izinkan aku memberi salam perpisahan dan permintaan maaf karena kembali terlalu awal kepada para tentara."

"Maaf Your Highness, tidak ada waktu lagi. Sebab His Royal Highness Prince Aeros beserta istri nya, Her Royal Highness Princess Everdeen kemudian His Highness Prince Aragorn dan bersama istrinya pula, Princess Abigaia juga menunggu." ucap Sir Belerick.

"Saudara-saudara ku?" tanya Rosaline sambil berpikir tampaknya rapat parlemen nanti sudah pasti suasana nya akan terasa tegang.

"Silahkan masuk ke kereta kuda yang kami siapkan―dan untuk salam perpisahan, biar salah satu perwakilan kami saja yang menyampaikannya Your Highness." Sir Lionel melirik Helios sekilas. "Sir Breisacher, kau bisa menunggangi kuda."

"Baiklah." Helios lalu menatap Rosaline dengan tatapan seolah enggan untuk meninggalkan.

Rosaline menatap Helios sejenak sebelum akhirnya ia masuk ke dalam kereta kuda.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
~~~~~~~~~~
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Next?

Jangan lupa vote + komen + share!❤️

Halo guys, maaf ya kalo update nya ga sesering dulu. Soalnya sekarang aku udah mulai sibuk, tapi aku usahain untuk tetep nulis ya! Terima kasih xoxo🤩❤️❤️

@N.Z.K

ENOUMENTWhere stories live. Discover now