16 || Your Lips On Mine

Start from the beginning
                                    

Gue membuka satu kancing bangian teratas kemeja gue, mengipasnya berkali-kali agar lebih sejuk.

"Pak.." panggil gue. Tiba-tiba aja sesuatu terlintas di kepala gue. "Emang bener bapak suka sama saya?"

"Kamu mabuk? Dikasih minum apa kamu sama dia?" bukannya jawab, pak Arjuna malah balik bertanya sama gue.

Dibalik mata gue yang berat gue bisa melihat matanya yang terus melirik gue. Jakun di lehernya terus naik dan turun. Lucu.

Gue menggeleng pelan. Mengalihkan pandangan ke depan. Pas banget di depan gerbang masuk komplek gue. Gimana gue bisa mabuk orang sadar gini kok.

"Di depan pak." gue nunjuk rumah gue.

Wah gue masih waras!

Gue sampai lupa tadi itu ngasih pertanyaan ke pak Arjuna tapi gak dapet jawabannya.

Tapi kenapa gue ceplas ceplos nanya kayak gitu sih ke pak Arjuna? Dia marah nggak ya?

Mobil pak Arjuna berhenti di depan gerbang rumah. Pak Arjuna turun lebih dulu dan membukakan pintu mobilnya buat gue.

Hmm apa begini kah pria dewasa kalau bersikap?

Gue sama pak Arjuna beda berapa tahun ya? Sepuluh tahun lebih sih kata temen-temen. Pak Arjuna kan termasuk dosen muda. Mungkin usianya 30 lebih dikit?

"Ayo turun."

"Kenapa bapak mau pegang tangan saya?"

"Lovely? Ada apa dengan kamu?" pak Arjuna bertanya bingung. Gue pun juga bingung.

Pada akhirnya gue turun dibantu pak Arjuna. Gue ngerasa aneh saat tangan kita bersentuhan.

Gue merinding. Sungguh reaksi tubuh yang gak pernah gue alami sebelumnya.

"Ada orang di rumah? Biar saya yang masuk dan jelaskan semuanya."

"Pak Arjuna mau bilang ke mama sama abang kalau bapak suka sama saya?"

Muka pak Arjuna langsung berubah serius banget.

Gue tertawa. "Bercanda kok."

"Love?"

Gue menolehkan kepala mendengar suara itu. Kak Julian ada di sini, dia menatap gue dan pak Arjuna bergantian. Raut wajahnya terkejut dan marah (?)

Hoho itu juga ekspresi yang lucu!

"Kak Ian!"

Kedua tangannya yang berada di saku celana dia keluarkan untuk menarik tangan gue agar menjauh dari sisi pak Arjuna.

Wah ada mbak bule cantik juga ternyata di sini. Gue baru sadar. Betah banget dia tinggal di rumah kak Julian ya?

Gue iri gue enggak bilang. Batin doang aja. Gue udah janji enggak mau peduli soalnya. Meski dalam hati aslinya mewek parah.

"Siapa?" tanya pak Arjuna dengan tatapan penuh intimidasi.

Gue menoleh ke kak Julian. Dia juga enggak jauh beda. Keliatan nggak suka sama kehadiran pak Arjuna di sini.

"Dia?" Gue menunjuk wajah kak Julian dengan senyum lebar.

"Kakaknya Lovely!!" lantas gue merangkul lengan kak Julian erat.

•••

"Fuck!"

Gue nggak salah denger? Barusan kak Julian mengumpat keras-keras.

Seorang kak Julian?

Setelah perdebatan sengit yang dimenangkan sama kak Julian. Dia yang mengambil alih gue dan meminta pak Arjuna pergi dari rumah gue dengan sopan.

LOVEIANWhere stories live. Discover now