Suara pecahan kulit kwaci mengganggu pendengaran Jesson, pandangan mata Jesson pun tertuju pada anak muda yang yang duduk di samping  Mew.

"Bisa berikan alamat perusahaan anda Tuan Jesson."

Jesson hanya tersenyum melihat Kana yang sedang asik dengan biji bunga mataharinya.

"Tuan Jesson?"

"Tampan sekali, bibirnya juga sangat imut."

"Maksud anda?"

"Eh maaf, apa yang tadi anda katakan?"

Mew menoleh pada Kana lalu menoleh lagi pada Jesson.

"Anda tidak mendengarkan saya?"

"Maaf saya sedikit tidak fokus."

Jesson menoleh lagi pada Kana sementara Mew memperhatikan Jesson yang pandangan matanya tertuju pada Kana.

"Mohon maaf Tuan, sepertinya Tuan harus mencari arsitek yang lain, saya membatalkan kerja sama kita."

"Maksudnya bagaimana? kita bahkan belum membicarakan apa pun kenapa sudah di batalkan."

"Saya menolak kerja sama dengan Tuan, permisi!" Mew berdiri dari kursinya lalu menarik tangan Kana keluar dari cafe.

"Mew, Kwaci ku ketinggalan kenapa buru-buru sekali."

"Sudah aku katakan kau pergi kuliah, susah kah kau mendengar ucapanku?"

"Tadi kau sudah bolehkan aku bolos."

"Mana kunci motormu."

"Ada apa? Bukan kau sedang membicarakan pekerjaan dengan Klienmu?"

"Tidak jadi!"

"Hah tidak jadi, berarti kau tidak jadi dapat uang banyak."

"Mana kunci motormu."

Kana merogoh kantongnya lalu menyerahkan kunci motor pada Mew.

"Cepat naik atau aku buang kau di sini."

Kana yang bingung pun mengambil helm lalu memakai helm tersebut di kepalanya.

"Cepat naik!"

"Sabar Pak, aku sedang mengunci helmku."

Setelah memakai helm, Kana naik ke atas motor lalu merekatkan pegangannya pada pinggang Mew.

Beberapa menit kemudian mereka sampai ke rumah.

"Lain kali kau tidak perlu ikut aku kerja, kau hanya akan mengacaukan kerjaanku."

"Salahku apa, aku bahkan tidak mengganggu pekerjaanmu."

"Pergi ke kamar mandi terus cuci mukamu."

"Hah! Kenapa harus cuci muka."

"Aku tidak sudi ada mata keranjang menempel di wajahmu."

"Apa sih aku tidak paham, dari cafe sampai rumah kau marah-marah padaku tapi aku tidak tau apa yang salah dariku."

"Cuci muka aku bilang!"

"Ok baiklah, pakai kembang 7 rupa tidak?"

"Kana!"

"Iya..iya..Mew..iya!" Kana pergi ke kamar mandi untuk cuci muka.

"Ramai sekali, ada sih Mew?"

"Tidak ada apa-apa."

"Mulutmu berisik sekali."

"Kana makan kwaci di sembarang tempat, akhirnya kita kena marah."

"Ko bisa?"

K W A C I  [End]Where stories live. Discover now