12. GALEN DAN GISA JUALAN CENDOl DI TAMAN SORE ITU

596 59 94
                                    

"STOP! APA-APAAN KALIAN INI SAYA LAPORKAN SEKARANG JUGA KE KEPALA SEKOLAH KARENA KAMU MAIN KEKERASAN!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"STOP! APA-APAAN KALIAN INI SAYA LAPORKAN SEKARANG JUGA KE KEPALA SEKOLAH KARENA KAMU MAIN KEKERASAN!"

Sontak mereka semua menoleh ke arah suara itu. Suara itu berasal dari Heru----Satpam di sekolah Bina Dirgantara membuat ketiga cewek itu terkejut melihat kedatangan satpam tersebut.

Dari kejauhan Heru berjalan ke arah mereka dengan membawa tongkat berwarna hitam. Feli meneguk salivanya dan kedua temannya sangat panik, sedangkan Gisa biasa saja, ia hanya menunduk.

"Guys." Feli menatap kedua temannya. Dia memberi kode kepada mereka, Chellsy dan Naomi langsung mengangguk paham kepada Feli.

Kemudian...

Feli berkata, "K-kabur!" Dia berlari dari sana begitupun dengan kedua temannya yang sama-sama ikut berlari dari sana.

"JANGAN KABUR KALIAN!" teriak
Heru sambil berlari mengejar mereka.

Namun, tiba-tiba Heru berhenti berlari karena terpikirkan Gisa. Kemudian Heru berbalik arah untuk menghampiri Gisa. Dia membiarkan ketiga cewek itu kabur darinya karena yang terpenting saat ini adalah Gisa.

Heru berhenti berlari tepat di hadapan Gisa, dia mengatur pernapasannya lalu melihat ke arah Gisa. "Neng Gisa, nggak kenapa-napa, 'kan?"

Gisa tersenyum kemudian menjawab, "Iya, Pak, Gisa nggak kenapa-napa, kok."

"Tapi, barusan saya lihat Neng Gisa ditampar sama cewek tadi," ucap Heru lagi.

"Iya, Pak, tapi Gisa nggakpapa, kok." Gisa menyakinkan Heru bahwa ia baik-baik saja walaupun pipinya masih terasa perih, tetapi itu tidak apa-apa.

"Bener nggakpapa, Neng?" Gisa mengangguk.

"Bener, Pak."

Heru menghela napas lega. "Kok bisa Neng mereka ada di sini?" Gisa mengelengkan kepala.

"Gisa juga nggak tahu, Pak."

"Lain kali hati-hati ya, Neng."

"Iya, Pak. Gisa bakalan hati-hati, kok."

🌧️°•🤍•°🌨️

"Gia."

"Gia."

Gadis yang dipanggil namanya itu menoleh ke samping, terdapat seorang cowok dengan seragam sekolah yang terbalut jaket hitam tersebut tengah turun dari motor sport-nya. Entah untuk yang ke berapa kalinya Gisa melihat Galen bergonta-ganti motornya setiap kali ia bertemu dengan cowok itu. Gisa yakin sekali bahwa cowok itu berasal dari keluarga yang berada.

Galen menghampiri Gisa yang ada di pinggir jalan dengan senyuman hangat, Gisa juga membalasnya dengan senyuman lagi.

"Gia, mau kemana?" tanya Galen, tasnya disampirkan di sebelah bahunya. Galen baru pulang sekolah.

"Gisa, mau lanjut jualan keliling, Kak," jawab Gisa. Galen menganggukan kepala.

"Oh iya, Kakek Gia kemana kok Gia sendirian?"

NAGISA DAN TAKDIRNYAWhere stories live. Discover now