49 : L'ÉTAPE SUIVANTE

Mulai dari awal
                                    

"Aku takut." kata Rosaline jujur.

"Princess?" Jane sedikit kebingungan.

"Aku takut namun rasa cinta ku kepada Helios membuat keberanian ku mengalahkan segala nya. Meski seribu orang memilih untuk mencemooh dan meremehkan diriku, maka aku jadikan cemooh mereka menjadi penyemangat― dan sekarang tiba saatnya seperti apapun akhirnya itu karena ulahku yang memulainya bagaimana pun itu akulah yang memulai dan akulah yang menanggung akibatnya." Rosaline mengepalkan kedua tangan nya.

Jane tersenyum hangat kepada Rosaline, "Di dalam kehidupan, kita tidak selalu berada dalam kondisi yang baik-baik saja, namun bagi yang pernah mengalami cobaan dan berhasil mengatasinya, akan sangat mudah menghadapi kondisi yang sesulit apapun."

Rosaline mengangguk paham lalu tersenyum kembali kepada Jane.

Rosaline lalu mendekati gaun yang ia kenakan kemarin dan sedang tergantung disana. Gaun yang terkena noda darah menjadi saksi bagaimana Helios membuat pernyataan bahwa ia akan rela melakukan apa saja untuk nya.

"Pada saat-saat tergelap, kita harus tetap fokus untuk melihat cahaya. Dua orang yang sedang jatuh cinta, sendirian, terisolasi dari dunia, itu indah. Aku melihat dan melihat sisa hidupku di depan mata nya... Bagaimana menurutmu Jane?"

"Setiap orang memiliki cara unik untuk menemukan keindahan dalam kegelapan."

Tiba-tiba Helios datang menemui Rosaline yang ada di dalam tenda.

Baik Rosaline atau Jane pun menoleh ke Helios secara bersamaan. Sangat panjang umur.

"Maaf, aku kemari karena ingin memeriksa apakah kau sudah tidur atau belum." Helios mengatakan niat nya.

"Permisi, Your Highness." Jane memberi salam hormat kepada Rosaline, "Selamat malam Sir Breisacher." kemudian Jane meninggalkan tenda.

Helios lalu melangkahkan kaki nya mendekati Rosaline, "Apa ada sesuatu yang menganggu mu?" tanya Helios penasaran.

"Tidak." Rosaline lalu mengangkat tangan kiri Helios untuk melihat telapak tangan kekasih nya yang sedang di perban itu. "Dasar bodoh." cemooh Rosaline kepada Helios.

Helios terkejut mendengar ucapan Rosaline, "Apa?"

"Bodoh, kau bodoh." tentu saja Rosaline bercanda. "Mengapa aku jatuh cinta dengan pria bodoh sepertimu?"

Kedua nya kompak tertawa bersama.

"Ya, aku bodoh karena mu." Helios lalu merengkuh pinggang Rosaline.

Rosaline menatap sendu Helios, "Aku ingin mengatakan sesuatu padamu."

"Sesuatu? Apa?" Helios lalu menggigit kecil rahang Rosaline karena mereka masih memiliki humor untuk membuat candaan.

"Hey! Berhenti." wajah Rosaline yang mula nya tersenyum menjadi sedikit serius sekarang sebab ia akan mengatakan sesuatu yang ditanyakan oleh Helios.

"Katakan padaku."

"Sepertinya aku akan kembali ke istana lebih awal sebelum musim berganti."

"Mengapa? Apakah kau mendapat tugas kenegaraan yang lain?"

"Tidak, hanya saja aku ingin mengadakan rapat dengan beberapa parlemen termasuk ayah ku karena ada sesuatu yang sangat penting. Disana lah keputusan tentang hubungan antara kita akan diputuskan."

"Apa―" mulut Helios dibungkam langsung oleh Rosaline.

"Jangan bicara apapun, dengarkan aku. Aku sudah memutuskan bahwa hubungan ini tidak lagi sembunyi-sembunyi Helios. Aku ingin mengatakan pada dunia bahwa kau adalah milik ku, begitu pun sebaliknya. Aku ingin menjalin hubungan denganmu secara terbuka lalu kita akan hidup bersama selamanya."

Helios mengalihkan tangan Rosaline dari bibir nya. "Rosaline..." Helios tidak percaya apa yang didengarnya barusan, ia tidak bisa berkata apa-apa sekarang. "Aku― aku tidak percaya." Helios tersenyum dengan gemetar dengan kedua bola mata berkaca-kaca.

Kedua nya berpelukan dengan sangat erat sembari menutup mata merasakan ketulusan masing-masing. Helios memberikan kecupan manis di dahi Rosaline.

*****

Astoria dan Garret berada di satu kamar yang sama sebab mereka telah resmi menjadi suami istri sekarang, tetapi tidak ada cinta di antara kedua nya.

Garret sibuk dengan buku-buku nya sedangkan Astoria tengah duduk di atas ranjang dengan tatapan kosong.

Astoria bangkit kemudian mendekati Garret.

Garret pun segera menutup buku nya setelah menyadari kehadiran Astoria, ia pun berdiri dari kursi kemudian menatap Astoria. "Ada yang perlu kau bicarakan?" tanya Garret.

"Ya." jawab Astoria dengan kedua tangan nya meremas gaun nya sendiri. "Ini tentang pernikahan antara kau dengan ku."

Garret memasang wajah datar seolah paham kemana arah tujuan pembicaraan mereka.

"Aku ingin menawarkan sesuatu padamu. Aku tahu ini akan sangat aneh, tetapi aku akan berusaha menjadi istri yang baik padamu. Namun hanya satu permintaan ku padamu, tolong kabulkan." Astoria sangat canggung sekarang.

"Permintaan? Katakan padaku."

"Jika kau ingin bercerai denganku, aku akan mengiyakan nya. Tetapi tunggu sampai semua keadaan membaik― dan untuk permintaan, aku meminta maaf karena sekarang aku tidak ingin memenuhi kewajiban antara suami istri terlebih dahulu. Aku belum siap." rupanya Astoria meminta agar mereka tidak memenuhi kewajiban terlebih dahulu.

Garret mengangguk paham, "Baiklah."

"Dan satu lagi, tidak mungkin Marquess Linbergh memberikan mu perintah tanpa alasan yang jelas. Apa kau sudah tahu kebenaran mengapa kau menikah denganku?" tanya Astoria sekali lagi dengan nada hati-hati.

Garret mengangguk kembali, "Tentu saja."

"Antara Lord Lauren dengan ku, kau pun mengetahui nya?" Astoria merasa tidak enak membicarakan hal seperti ini.

"Benar Miss Frantz, aku mengetahui nya." Garret yang melihat wajah canggung Astoria pun segera membuat percakapan kembali, "Tidak apa. Lagipula pernikahan ini adalah sebuah perintah, jangan terlalu dipikirkan."

"Aku akan tidur di kamar lain." ucap Astoria.

"Aku saja."

"Tidak, tidak. Kau harus nyaman berada disini. Ini bukanlah masalah sebab ini masih berada di rumah ku. Selamat malam Mr. Ledger." Astoria tersenyum miris, setelah itu ia pergi meninggalkan Garret sendirian di kamar karena dirinya memilih tidur di kamar lain.

Masih membeku di tempat, Garret tidak bisa berekspresi apapun. Seketika ingatan tentang wajah Astoria yang berada di hadapannya saat kedua nya mengucapkan janji pernikahan memenuhi isi pikirannya.

"Dia secantik langit, selembut bulan, dan berkilau seperti bintang..." batin Garret memuji Astoria.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
~~~~~~~~~~
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Next?

Jangan lupa vote + komen + share!❤️

Semoga diberi kemudahan yaa Princess😗

Kacau nih Astoria sama Lauren😭

@N.Z.K

ENOUMENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang