"Ta ..., Cinta!" Sofie sengaja menyenggol lengan tangan Cinta.

Cinta meliriknya kesal, "Apa?! Lihat nih gambarnya aku, berantakan tahu!"

Sofie tersenyum, "Lihat ke depan, Ta! Ada pemandangan terindah di sana," tutur Sofie.

Cinta mengerutkan dahinya. Bagiamana bisa dosen killer-nya yang sudah uzur itu menjadi pemandangan terindah. Pemandangan indah dari Hongkong mungkin.

"Sejak kapan Pak Hotman jadi pemandangan terindah?! Mata kamu rabun nih!" balas Cinta.

Sofie menangkup kedua tangannya di wajah Cinta dan mengarahkan kepala teman baiknya itu ke depan.

"Oh my God!" seru Cinta lirih.

Cinta terbelalak. Ia kembali terpesona dengan pemandangan indah di kelasnya kali ini. Ia yakin lelaki yang dilihatnya ini bukanlah seorang dosen, namun titisan Dewa Apollo yang super duper tampan. Dengan kemeja putih, celana hitam slim fit, dasi hitam dan jaket kulit hitam, lelaki itu sungguh memesona. Tubuh tinggi, tegap, hidung mancung, mata setajam elang dan bibir tipis yang merah natural membuatnya tampak semakin sempurna.

"Oh God! Betulkah dia seorang dosen? Ataukah dia seorang dewa penyebar kegelisahan untuk para mahasiswinya?" batin Cinta.

Dengan mudah Cinta mampu mendeskripsikan pemandangan indah di kelasnya itu secara detail. Karena pemandangan terindah itu adalah lelaki yang sama, lelaki yang sempat menabraknya tadi. Lelaki yang sudah membuat mood-nya seketika berantakan.

"Good morning class," suara tegasnya mulai menggema di seluruh penjuru kelas.

"Good morning Sir," semua serempak menjawab.

"Okay, today Mr. Hotman will be replaced by me until the end of this semester with the same lecture about Legal English."

Cinta terbelalak kembali mendengar penuturan dosen barunya itu. Ini adalah berita buruk bagi Cinta, dosen muda tampan itu bisa mengecohkan fokus para mahasiswinya.

"Let me introduce myself, my name is Raka Bagaskara. You can call me Raka. And today, before I start the lesson, I want to make some regulations for you in my class," lanjut dosen barunya.

Inilah yang sedari tadi Cinta tunggu. Sebuah kontrak kuliah baru. Ia bisa menghapus rekor terlambatnya di kelas Pak Hotman. Cinta pun tertawa girang di dalam hati.

Cinta melihat beberapa teman-temannya sedang mencatat apa yang dosen baru itu sampaikan. Ia pun mendengarkannya, sembari menggoreskan pensilnya kembali. Bukan untuk menulis apa yang dosen itu sampaikan, tetapi melanjutkan kegiatan menggambarnya. Inilah salah satu hobi dan juga kegiatannya jika sudah merasa bosan. Seperti sekarang, mengikuti mata kuliah Bahasa Inggris Hukum. Mata kuliah yang sangat membosankan baginya. Bahasa Indonesia saja sudah susah, apalagi Bahasa Inggris.

Cinta tersenyum saat melihat hasil karyanya sendiri. Ia memang sangat berbakat untuk menggambar. Dan sepertinya ia telah salah mengambil jurusan untuk masa depannya. Sofie kembali menyenggolnya. Cinta pun menatapnya tajam, hingga Sofie terlihat ketakutan.

"You!" pekik seseorang dengan keras.

Cinta menoleh ke arah sumber suara. Dosen baru itu menatapnya dengan tajam. Kedua mata mereka saling bertemu, saling beradu pandang satu sama lain.

"What's your name?" tanya Raka pada Cinta.

Cinta menatapnya bingung. Ia meletakkan kedua tangannya di depan dada, memastikan apakah dirinya yang dosen baru itu maksudkan atau tidak. Dosen barunya itu mengangguk. Cinta menghela napasnya dan mengumpat kesal di dalam hatinya.

"Cinta," jawab Cinta singkat.

"So, what do you know about two major legal systems in the world, Miss Cinta?" tanya Raka, sang dosen baru itu.

DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang