10. Just Say I'm Jealouse

1 0 0
                                    

Saat ini dirinya tengah merebahkan tubunya diatas sofa. Sudah sangat lama dirinya tidak bersenang-senang hingga larut begini. Dan ia juga heran kenapa adiknya ini mau menemani dirinya hingga larut begini! Setahu dirinya, adiknya ini tidak akan mau menemani dirinya hingga 2 jam lebih! Batas maksimumnya itu hanya 2 jam! Selebihnya, ia akan memberikan beribu alasan untuk membebaskan dirinya dari dirinya.

Ponselnya berdering, dengan langkah malas ia mengangkat telepon tersebut.

Ya, Belva?

Aku berpacaran dengan Brian.

(Mendengar perkataan dari temannya ini, sukses membuat dirinya langsung terbangun dari tidurnya)

Wah! Benarkah? Bagaimana bisa? Manager kamu serta managernya dia sudah menyetujuinya?

Tidak! Kami belum bilang kepada manager kami masing-masing. Kami berdua sepakat dan memutuskan untuk berpacaran secara diam-diam.

Wah, selamat ya. Akhirnya impian kamu terwujud untuk pacaran dengan laki-laki bermarga Leonardo itu. Hati-hati! Jangan sampai ketahuan awak media! Terutama dakjalnya media disfuck.

Iya, tenang saja. Aku ini tidak akan sebodoh dirimu. Kau cepat menyusul dengan Arion, ya! Kutunggu!

Ck! Aku tidak ada apa-apa dengannya!

Yayaya! Terserah kau saja!

Setelah mengatakan itu, temannya langsung menutup sambungannya secara sepihak. Sementara dirinya sendiri hanya bisa menghela nafasnya, dan menggelengkan kepalanya melihat tingkah temannya yang begitu random.

Malam-malam menelepon dirinya hanya untuk memberitahukan ini? Sungguh! Sangat-sangat tidak penting! Tapi ia bersyukur juga sih, lalau temannya ini masih membagi cerita kepada dirinya.

Baru saja ia ingin masuk kedalam kamar, pintu rumahnya berdering. Dengan rasa malas yang sudah tertimbun, ia berjalan menuju pintu dan membukanya. "Loh, Adrian? Kenapa kau kesini malam-malam? Masuk dulu!" Titahnya, yang langsung membawa pria bermarga Jamaliel ini masuk. Ia sangat takut jika ada fans gila or awak media yang mengikuti pria ini. Bisa tidak tenang hidupnya.

"Maafkan aku karena malam-malam kerumahmu." Sesal pria ini, yang saat ini sudah duduk disofanya bersama dirinya.

Dan ia mengangguk lalu tersenyum. Ia segera mengambil beberapa minuman serta makanan untuk dia dan dirinya, lalu duduk disampingnya. "It's oke. Tidak apa, aku hanya heran saja. Manager kamu tidak mencari dirimu?" Tanyanya.

"Tidak. Manager memberi kebebasan satu hari untuk kami sebelum comeback. Tadi setelah latihan, diriku pergi ke club sahabatmu. Tapi, ketika aku mau pulang, asramaku sudah dikunci. Bibi asrama serta temanku disana sudah pada tidur. Ponselku mati, dan dompetku hilang entah kemana. Mungkin besok aku akan meminta manager mengurusnya." Jelasnya.

Dan ia mengangguk, lalu menepuk punggung pria yang ada di sampingnya secara perlahan. "Tak apa! Kau bisa menginap disini. Aku masih punya kamar kosong. Btw, kau sudah makan? Mau kupesankan makan?" Tawaran  yang ia berikan, yang sudah siap memegang ponselnya untuk memesan.

Sementara dia langsung menggeleng. "Tidak usah. Kasihan kalau kita delivery malam-malam." Tolakan yang langsung di berikan.

"Oke kalau gitu. Kau suka mie? Akan ku masakan untuk dirimu!" Serunya yang saat ini sudah berada di kitchen bar.

Dan dia yang melihat itu tentu saja tidak tinggal diam. Dia langsung mengikuti dirinya dan duduk di pantry. "Memangnya kau bisa memasak?" Tanya dia, guna mengusir keheningan di antara mereka.

Mendengarnya membuat dirinya langsung mendecak kesal. "Ck! Kalau hanya masak mi3, aku bisa! Jangan meremehkan aku, tuan Kalanath!" Peringatan yang langsung ia berikan.

CHOOSE THE ONE - JOHNSOO/JIJOHNWhere stories live. Discover now