7. Feel It Again

0 0 0
                                    

Sampai didalam Villa milik pria ini, ia langsung merebahkan tubuhnya diatas sofa. Tubuhnya sangat lelah saat ini. Tapi seakan tau ini bukan rumahnya, ia segera duduk dengan tegap. "Dimana kamar milikku, tuan Savarga?" Pertanyaan yang langsung ia berikan, ketika netranya menangkap sang pemilik villa ini yang baru masuk kedalam villa milik dia.

Sementara sang empuh yang mendengar kalimat pertanyaan itu, ia langsung tersenyum smirk menatap wanita yang saat ini tengah menatap dirinya. "Hanya ada satu kamar disini." Jawaban yang langsung ia berikan, dan langsung melenggang masuk kedalam kamarnya, meninggalkan wanita mungil yang saat ini sedang mematung.

"ARION SAVARGA! KAU BERHASIL MEMBUAT KESABARANKU HABIS!" Teriakan yang lansung ia berikan, dan langsung menghampiri pria yang sedari tadi sudah menjadi targetnya dalam melampiaskan kekesalannya.

Ia langsung menghampiri pria ini dengan sangat tergesa. Setelah sampai di depan kamarnya dia, ia langsung mendobrak pintu kamar milik dia, dan memukuli sang pemilik dengan sangat brutal.

"Kau tau? Aku daritadi menahan seluruh amarah milikku untuk tidak memukul wajah sialan kamu itu! Tapi, sepertinya kau tidak pengaruh akan itu semua. Sungguh, aku tidak tahan lagi dengan dirimu, Asshole!" Teriakan yang langsung ia berikan, seraya memukul pria ini dengan sembarangan.

"Yak! Yak! Yak! Kenapa kau memukulku. Eungh..." seruan yang pria ini berikan diiringi desahan diakhir kalimat, yang sukses membuat dirinya langsung membelalakan matanya.

"Sialan, kantong hormon! Kenapa kau malah mendesah daripada meringis! Menjijikan!" Serunya, dan masih melakukan pukulannya, atau lebih tepatnya menambahkan pukulannya semakin brutal.

Dengan satu kali hentakan, tubuh mungilnya langsung terjatuh diatas ranjang, dengan kedua tangannya yang sudah dicekal oleh satu tangan besar milik pria ini. "Apakah kau berniat menggoda diriku?" Pertanyaan yang pria ini berikan dengan suara beratnya, yang sukses membuat dirinya bahkan tubuhnya langsung menggelenjing.

"Mimpi kau! Untuk apa aku menggoda kantong hormon seperti dirimu ini!" Seruan sarkas yang ia berikan, malah membuat pria ini tersenyum. Pria ini juga mengusap bibir miliknya yang ada di dalam kungkungannya dia dengan satu tangan miliknya. "Mengapa bibir seksi ini selalu berbicara sarkas kepada diriku, heum?" Seruan yang dia berikan, yang tentunya langsung ia balas dengan decihan tak suka.

"Bisakah kau enyah dari hadapanku? Kau berat, bodoh!" Sentakan yang ia berikan, yang terus berusaha menyingkirkan tubuh besar pria ini, namun usahanya selalu gagal karena bobot tubuh mereka yang berbeda.

Dan bukannya bangun dari hadapannya, pria ini malah semakin mendekatkan tubu mereka. "Mengapa kau memakai kemeja kebesaran tanpa celana dihadapanku? Apakah kau benar-benar menggoda diriku saat ini?" Tanya dia, dengan suara beratnya.

Dan ia sendiri yang mendengarnya pun langsung membelalakan matanya. Apakah benar yang dikatakan dia ini? Padahal dirinya sendiri tidak sampai memperhatikan itu semua. Semua itu pure ia lakukan untuk melampiaskan kekesalannya terhadap pria bernama Arion Savarga ini, yang saat ini ada dihadapannya. 

Ia memang membuka celananya karena dirinya sudah merasakan gerah, dan emang dirinya ini sudah terbiasa menggunakan kemeja kebesaran yang menurutnya nyaman. Tidak bermaksud untuk menggoda kantong hormon yang ada dihadapannya. "Yak! Aku tidak berniat itu semua! Jadi, jangan harap aku menggoda dirimu! Bisakah kau menyingkir dariku?!" Pekiknya tepat didepan wajah milik pria bertubuh besar ini.

Sementara sang empuh langsung meringis dibuatnya, seraya menutup wajahnya sebentar ketika perempuan ini memekik tepat di depan wajahnya. Ia langsung mengambil salah satu tangan mungil milik sang wanita, dan membawanya menuju kejantanannya. "Kau meminta aku untuk melepaskan dirimu setelah apa yang kau lakukan? Jangan harap, Alora Savarga." Tolakan yang langsung ia berikan.

Baru saja wanita ini ingin memprotes uflcapannya, mulut mungilnya sudah lebih dulu ia bungkam oleh ciuman panas dan menuntut yang dilakukan olehnya yang ada di atas dia. "Aku akan merasakannya lagi dengan sadar, dan tanpa mabuk." Ujarnya dengan suara beratnya, lalu melanjutkan aksinya.
***

Saat ini dirinya sedang merutuki seseorang yang meneleponnya. Ia baru tidur beberapa jam sehabis kegiatan malam, dan sekarang ada yang meneleponnya? God damn! Dengan cepat ia mengambil ponselnya yang ada dinakas, berjalan jauh supaya tidak membangunkan wanita yang sedang tidur terlelap, lalu mengangkat telepon itu.

Hallo Arion, kau dimana?

Aku sedang berada di Villa. Kenapa emang?

Oh god! Kau lupa kalau hari ini ada pertemuan antara dirimu dengan produser Lim, masalah drama yang akan kau mainkan?

Aku tau. Bisakah kau handle itu untukku terlebih dahulu? Saat ini aku membutuhkan waktu memikirkan tawaran itu.

Aku akan bilang iya kalau kau menyuruh aku untuk mendatanginya.

Terserah kau saja!

Aku tidak mau kau terlibat skandal, apalagi masalah percintaan! Cukup tadi malam aku mengurus wartawan itu. Mengerti?

Aku tidak perduli! Toh aku akan menikah dengannya!

Finalnya, sebelum ia menutup panggilan itu secara sepihak. Ia menatap wanita yang sedang berada di atas ranjangnya, yang saat ini sedang tertidur pulas.

Senyuman bangga miliknya langsung terpatri diwajahnya, ketika ia menatapi karyanya yang terpampang dileher jenjang nan mulus milik wanita ini. Ia sendiri yakin kalau perempuan ini sudah bangun, perempuan ini akan memukuli dirinya lagi secara brutal.

Menggelengkan kepalanya mencoba untuk tidak memikirkan semuanya, dan memutuskan untuk tidak melihat leher mulus milik wanita ini lagi, yang membuat dirinya ingin menerkam dia yang sedang tertidur pulas. Ia memilih untuk pergi kedapur, dan membuat sarapan untuk mereka berdua makan. Ia langsung memakai apron, dan mulai membuat nasi goreng kimchi untuk sarapan mereka.
---

Setelah berkutat beberapa menit, masakan yang ia buat pun akhirnya jadi. Ia segera melepaskan apron, dan mulai menata piring, makanan, dan hal lainnya di meja makan lalu bergegas membangunkan wanita yang sepertinya masih tertidur lelap.

Ia membuka pintu kamarnya secara hati-hati. Bergerak secara perlahan menghampiri wanitanya yang masih tertidur pulas di atas ranjangnya. Setelah berada disampingnya, ia lantsung mengecup kening, pipi, serta bibir secara bergantian sampai wanita ini terbangun. "Enghh~~" seruan seperti gumaman yang wanita ini berikan, diiringi dengan gulatan kecil. Ia pun langsung membuka matanya, dan menatap dirinya yang saat ini tengah menatap dia dengan healing smile andalannya.

'Manis' satu kata yang keluar dalam benaknya, ketika melihat wajah serta eye smile milik pria yang ada dihadapannya ini.

"Morning, love." Sapaan yang ia berikan dengan suara Huskynya. "Kau harus bangun. Aku sudah menyiapkan sarapanmu." Sambungnya.

Tanpa menunggu jawaban dari dari wanita ini, ia memutuskan untuk langsung menggendongnya ala bridal style menuju kamar mandi. "Ayo kita mandi bersama." Serunya, lalu mulai melakukan kegiatan mandi bersama dengannya, walaupun wanita ini sempat dan sangat serimg memaki dirinya, bahkan mengumpati dirinya karena kantong hormonnya yang berlebihan.
---

Niat mandi cepat yang ia inginkan pun ternyata sia-sia. Dirinya malah dicecar habis-habisan oleh pria bermarga Savarga ini, sewaktu mereka didalam kamar mandi. "Yak, Savarga! Berapa banyak kau membuat ini semua!" Pekikan yang langsung ia berikan, yang saat ini sudah berada didepan kaca, dan melihat keusilan pria berzodiak Aquarius ini terhadap dirinya yang tak pernah pudar.

Dengan cepat, ia langsung memakai bajunya, lalu menghampiri sang pelaku dengan tergesa. Niatnya ingin memukuli pria ini pun terhenti, namun ketika ia melihat makanan yang sudah tertera diatas meja makan, ia malah langsung saja ia duduk, dan mulai memakan makanan itu.

"Pelan-pelan, Alora!" Peringatan yang langsung ia berikan kepada wanita yang saat ini tengah makan dengan lahap.

Sementara dirinya langsung mendelik sinis kearah pria yang saat ini ada dihadapannya. "Diam! Aku masih mar-- uhuk-uhuk!" Omongannya langsung terpotong karena dirinya yang tersedak makanannya sendiri.

Dan ia pun segera memberi wanita cantik ini sebuah air, dan menepuk pelan punggung sang wanita. "Aku kan sudah bilang, pelan-pelan! Mengapa susah sekali sih dibilanginnya!" Rutukan kesal yang langsung ia berikan.

Sementara dirinya sendiri hanya bisa mendengus. "Terserah!" Balasnya, lalu mulai melanjutkan kegiatan makannya yang sempat tertunda.

CHOOSE THE ONE - JOHNSOO/JIJOHNWhere stories live. Discover now