💉TriKa-03💉

3.5K 608 64
                                    

Jimplang guys, unpub aja ya.

Banyak sider, heran, JANGAN SIDER!

200 vote dan 50 komen, gas!

💉Happy Reading💉

"KAK ICIIIIII!" Syaka berlari riang saat keluar dari gedung sekolah, dia berlari penuh kebahagiaan, terlebih saat melihat Tricia menunggunya di parkiran sekolah.

Tricia naik mobil, dengan santai menunggu Syaka pulang sekolah, ya namanya juga Tricia vampir pengangguran, walau uangnya banyak.

Dengan tenang, Tricia menggendong Syaka dan mencium pipinya.

"Bagaimana dengan sekolahmu?" Tanya Tricia tenang seraya memasukan Syaka ke kursi sebelah kursi pengemudi.

Lalu memakaikan seatbelt.

"Baik, Kak Ici, tadi ada kerajinan tangan, Caka bikin ini." Syaka dengan semangat memberikan sebuah gelang tangan dari benang merah, ada hiasan bintang kuning kecil.

Tricia tersenyum tipis, dia menerima gelang tersebut "Bagus sekali, kau pintar, sebagai hadiah akan kubelikan es krim," ujarnya seraya masuk ke kursi kemudi.

Syaka memekik bahagia, dia memeluk lengan Tricia lalu memakaikan gelang tadi ke pergelangan tangan Tricia.

Lilith sendiri sudah kembali ke wujud burung kenari, dan lagi asik bercinta dengan burung kenari betina yang Trici berikan.

"Caka mau es krim coklat," ujar Syaka dengan kaki mungilnya berayun riang.

Anggukan Trici berikan "Iya-iya, sabar."

Kikikan pelan Syaka berikan, hidupnya sangat bahagia setelah bersama Tricia, bahkan lebih bahagia daripada bersama bunda.

....

D

i cafe, Syaka menikmati es krim coklat yang Trici berikan, sementara Tricia sibuk menatap tajam pada salah satu pria ber jas hitam yang terus menatap kearah Syaka.

Tricia tau siapa pria itu, itu dari ras siren, kenapa bisa Siren nyasar kesini.

Tricia dengan segera beranjak dan berjalan kearah pria itu, lalu mencengkram kerah jas pria tersebut.

"Apa yang kau lihat hah? Dasar ikan amis," bisik Tricia dengan tatapan predator yang mengerikan, mata merahnya menyala khas para makhluk penghisap darah.

Beberapa pelangga di cafe mengabaikan hal itu, terutama manusia, mereka tak mau ikut campur dengan masalah para makhluk imortal.

"Mate kecilmu itu special," ujar Pria Siren dengan senyum sinis.

"Aku merasa beruntung, lalu apa urusannya denganmu?" Cengkramannya mengerat, membuat Pria Siren itu mulai sulit bernapas.

Pria Siren itu berusaha mencengkram tangan Tricia, namun justru sengatan panas terjadi, memang kaum air seperti Siren dan Mermaid sangat bertentangan dengan makhluk darat seperti Vampire, Manusia dan Werewolf.

"Lepaskan aku! Kau, harus menjaganya dengan baik, atau dia bisa diubah menjadi makhluk buruk lainnya," desis pria siren sebelum menghilang seperti abu.

Tricia menggeram kesal, dia menarik napas dalam kemudian mengurut pangkal hidungnya.

"Kak Ici." Syaka menggenggam tangan Tricia dengan tangan mungilnya, Syaka mendongak menatap Tricia dengan mata biru nya yang polos.

Senyum tipis Tricia berikan, dia menggendong Syaka lalu mencium pipinya.

"Tenang saja, kau aman bersamaku," bisik Tricia kemudian membawa Syaka keluar dari Cafe.

Apa tadi katanya? Syaka special? Itu tidak mungkin, karena Syaka hanya manusia biasa, Tricia sangat yakin sebab tak ada jejak darah makhluk imortal dalam diri Syaka.

Atau, Syaka itu special karena menjadi mate Tricia?

Tapi yang penting, Siren adalah makhluk penipu, dan suka makan manusia, pasti tadi dia sengaja berkata begitu karena tipu muslihatnya.

Jadi untuk saat ini, Tricia hanya akan fokus menjaga Syaka dari para makhluk imortal.

"Ingat, jangan pernah percaya pada makhluk imortal selain aku dan Lilith, paham?"

Syaka mengangguk patuh "Paham, Kak Ici~" Senyumnya sangat manis.

Tricia mencium pipi Syaka dan memeluknya pelan, mate kecil Tricia harus aman.

Tricia tak sanggup membayangkan Mate kecilnya ini terluka, Syaka terlalu kecil, imut dan sangat berharga bagi Tricia.

Diantara ratusan tahun Tricia hidup, baru kali ini dia merasakan secercah kebahagiaan karena mate kecilnya ini.

"Ayo pulang, kau harus tidur siang."

"Caka mau bobok dipeluk Kak Ici."

"Ya setiap hari juga begitu, kapan kau mandirinya."

"Hehe, Caka suka meluk Kak Ici, empuk."

"Jadi maksudmu aku gendut?"

Gelengan pelan Syaka berikan, dia menangkup wajah Tricia dengan tangan mungilnya.

"Bukan begitu Kak Ici, Kak Ici itu, selalu membuat Syaka merasa aman, walau Kak Ici vampir, tapi Syaka ndak takut," ujarnya tulus.

Senyum geli Trici berikan "Manisnya mulutmu."

Kecupan Tricia berikan didahi Syaka, yah, mate kecil Tricia.

Tricia sangat menyayanginya.

💉Bersambung💉

Alur ini sangat tak bisa diduga, jadi jangan terlena🙏

Dominant VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang