"iseng doank, biasalah cowok"

"Iseng-iseng terus kenapa kamu juga bilang yang sama didepan Marsel tadi"

"Gwenchana" jawab Aska santai

"maksudnya apa itu" Zila sedikit kesal

Aska hanya tersenyum

Zila kesal dan melepas tangan Aska, ia menunjukkan wajah kesalnya kepada Aska

"janga marah-marah dong sayang" Aska merayu

"udahlah Aska, aku males becanda"

"kamu beneran marah sayang" Aska bertanya

"dasar cowok, maksud kamu apa ngomong seenaknya didepan semua orang aku pacar kamu, padahalkan ngak" Zila mengomel

Aska memegang bahu Zila "kamu lupa sayang kita kan memang pacaran"

"kapan kita pacaran?, aku aja baru kenal kamu kemarin"

"itu cinta pandangan pertama namanya, lagian kemarin sore kamu ngungkapin prasaanmu padaku kan?"

"Perasaan?" Zila mengingatnya

"Secara otomatis kamu nembak aku, dan aku terima jadi kita ya pacaran" Aska menjelaskan

"ya tapi kan itu" ucapan Zila terputus

Aska menutup mulut Zila, ia menatap wajah Zila sangat dekat "suut, kamu lucu kalo lagi kesal"

Zila membuka mulutnya "kamu" nada emosi "taaar" Zila menampar Aska "aku tau kamu berkuasa disini tapi jangan seenaknya berbuat, memangnya kamu ngak pernah diajarin sopan santun sama orang tua kamu hah?"

Mendengarnya Aska kesal ia memojokkan Zila ke dinding, menunjukkan wajah yang sangat marah dan berkata "jaga ucapanmu jangan pernah sebut orang tuaku dihadapanku karena aku sangat benci mereka dan ingat sebaiknya mulai sekarang kamu mebiasakan diri menjadi pacar ku, dasar penggemar" Tatapan Aska dengan serius

"ngak" Zila membentak

"kenapa? bukannya itu yang kamu mau, menjadi pacar seorang Aska Rafella Nandra" Jawab Aska dengan nada sombongnya

"kamu memang sudah gila" Zila meninggikan suaranya

"Apa katamu?" Tanya Aska

"Gila, kamu memang gila" Zila berterima

Aska tertawa kecil "hahaha baru kemarin kamu menembak ku, dan sekarang kamu ngak mengakui, sungguh Wanita yang na'if"

Zila pergi "serah kamu mau bilang apa, yang jelas aku bukan pacar kamu"

Mendengarnya Aska menarik dan mendekatkan wajahnya kepada Zila, sangat dekat hingga nafas pria itu terasa panas dipipi Zila "kamu nantang aku, kamu ngak tau siapa cowok yang kamu bentak ini nona, aku bisa membuatmu berlutut didepanku" tatapan Aska sangat tajam.
Pria itu mendekatkan wajahnya dengan hawa panas, segera Zila menyingkirkan tubuhnya dan berlari meninggalakan Aska.

Zayan dan Agara yang sedang berjalan, tidak sengaja melihat Zila berlari, melihatnya Zayan penasaran dan mengikutinya Agara yang bersamanya terpaksa mengikutinya juga. Zila berlari menuju kelasnya dengan Zayan dan Agara yang mengikuti.
semua murid melihatnya dan membicarakannya "kenapa semua pangeran terus mengejar murit baru itu? Biasalah cewek cari muka, pinter banget dia ektingnya, iya pura-pura polos biar disangka anak bener" murid-murid menggosipi Zila

Sesampainya Zila dikelas ia segera duduk "kesel banget aku, kenapa si Aska itu kepedean banget jadi orang, mana ngaku-ngaku pacar aku lagi, kan jadi malu aku, mana murid-murid lain percaya lagi, astaga ya tuhan tolong aku, aku capek hidup kayak gini"

CRYSTAL ROSE Where stories live. Discover now