59 - BRIDGE THE GAP ⚠️ 18+ ⚠️

26.1K 576 24
                                    


Special update menuju 2 juta reads...
(Bagi readers baru buruan dibaca, hanya tayang sementara ya)

*


Entah sudah berapa shot minuman beralkohol yang Adrian tenggak untuk menyingkirkan rasa gelisahnya. Kegelisahan itu muncul lantaran Elia yang telah tiba di manor. Kenyataan bahwa ia dan Elia telah kembali berada dalam satu atap membuat keresahan Adrian bergelung makin intens.

Kini di dalam bar yang ada di dalam manor, Adrian mendekam seorang diri. Situasi yang mendebarkan ini membuat jantungnya berdegup tak karuan. Bahkan sekarang ia tampak memaku tatapan pada layar ponsel dimana terdapat foto Elia yang senantiasa ia jadikan gambar latar belakang. Ia memang ingin selalu mengenang Elia sejauh apapun jarak memisahkan mereka. 

Adrian pun larut menelisik foto Elia sembari berpikir; apakah ia bisa menemui istrinya itu malam ini? apakah ia harus menyapa atau menanyakan kabarnya?

Bahkan benak Adrian juga terus menimang; apakah boleh ia sekedar melihat kembali paras menawan yang begitu ia rindukan? Lama tak berjumpa membuatnya ingin sekali menyaksikan sosok Elia dari dekat. Bahkan kalau bisa menyentuh pipi halus istrinya itu, atau... apa mungkin ia diijinkan mencium bibirnya lagi?

Glek

Cairan yang berada di dalam gelas shot kembali meluncur turun membakar tenggorokan Adrian. Kala ia membayangkan betapa dekat Elia untuk bisa ia raih, suhu tubuhnya memanas tak tertahankan.

.

*
.

Di luar bangunan manor, gerimis masih setia mengguyur. Derai hujan menimbulkan tetes-tetes air pada jendela kaca. Suasana malam terasa begitu tenteram, sunyi dengan bersimbur hawa dingin.

Usai menata isi koper dan membersihkan diri, Elia tengah bersiap untuk beristirahat. Ia telah berganti mengenakan baju tidur dan tengah merapikan ranjang.

tok tok tok tok tok

Suara gedoran tak sabar pada pintu seketika mencuri perhatian Elia yang sedang menepuk-nepuk bantal. Ia pun menengok dan mengerling ke arah depan.

tok tok tok tok tok tok

Ketukan tersebut terdengar lagi dan semakin mengganggu.

Dahi Elia mengernyit rapat. Siapa kiranya yang malam-malam begini datang dan ingin menemuinya? Apakah Margareth? Elia menduga.

Dengan diiringi kegamangan, Elia menggenggam knob pintu kamarnya yang berbentuk bulat dan terbuat dari kuningan. Namun ia lalu memutarnya guna membuka pintu. Daun pintu yang terbuat dari kayu ebony tersebut pun terbuka. Dan ia sontak melebarkan mata begitu mendapati siapa yang berdiri di baliknya.

.

*

.

Setelah pintu terbuka, Adrian seketika dapat melihat sosok seorang gadis cantik berdiri menyambutnya. Namun bukan sambutan ramah yang ia dapatkan melainkan satu raut keterkejutan.

Adrian menyaksikan Elia berdiri terpaku dengan mata melebar. Lambat laun ia pun tenggelam meneliti Elia yang malam itu tampak sederhana. Elia memakai baju tidur tipis yang lembut dari satin. Rambut panjang Elia jatuh tergerai bebas. Wajah Elia segar khas seorang selesai mencuci muka. Dan bibir plumpy Elia berwarna merah alami berair. Ranum seperti buah apel yang telah masak.

Bulu kuduk di belakang leher Adrian meremang kala melihat sosok jelita Elia di bawah tatapannya. Elia tampak sangat dekat, sangat nyata. Apalagi saat pandangannya dan tatapan Elia bertemu, jantungnya langsung berdesir jungkir balik. Sorot mata elangnya ikut menyipit seiring ia yang sekuat tenaga memelankan laju nafas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 4 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hold Me With Your Lies [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang