2.

64 16 30
                                    

Yutto menyembunyikan kepalan tangannya di balik jas dokter itu, ketika mendengar bahwa dirinya akan di mutasi ke Indonesia

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Yutto menyembunyikan kepalan tangannya di balik jas dokter itu, ketika mendengar bahwa dirinya akan di mutasi ke Indonesia. Sebenarnya ia juga merupakan pria Indo-Japan, Nenek dari pihak Ayahnya merupakan suku Betawi. Namun ia lahir dan besar di Jepang menjadi warga lokal, dalam dirinya tak pernah terpikirkan untuk tinggal dan menginjakan di sebuah negara bekas jajahan.

Ia berbaring lesu dan membanting jasnya asal, menatap langit-langit kamar sambil berusaha menelepon Angie berkali-kali. Kesaksiannya yang tidak relevan membuat dirinya dihukum sendirian, padahal awal dari tragedi dipicu oleh perawat sialan itu. Sekali lagi ia kembali meneleponnya, namun mendadak nomor itu tak aktif. Ia melirik pada sebuah koper besar terselip di sisi lemari dengan nanar, teringat bahwa dirinya harus segera berkemas menuju Indonesia besok.

"Yutto, lihat!" Sho tiba-tiba berteriak memasuki kamar Yutto dengan ipad yang ia bebankan hanya di satu tangan. 

Setelah mengetahui bahwa Sahabatnya akan di mutasi ke Indonesia, gegas ia penasaran untuk mengulik tentang negara tersebut.

"Apa?"

"Para wanita disana terkenal cantik, kau tahu maksud ku kan. Bahwa faktanya wanita Asia tenggara memang sangat menawan, lihat ini!" Sho meletakan ipad nya di perut Yutto yang saat itu sedang berbaring terlentang.

"Aku kesana untuk dihukum kau tahu!"

"Ayolah, Yutto. Ku lihat juga Ibukotanya sangat modern, hotel bintang lima, mall eksklusif, diskotik, kau harus lihat ini semua! Sudah ku carikan referensi tempat bersenang-senang disana."

Yutto mulai terlihat menggeliat malas, ia menggenggam ipad itu sambil masih berbaring, "dimana ini?"

"Jakarta."

"Jadi semua tempat ini ada disana?"

Sho mengangguk riang, ia tahu bahwa usahanya akan disukai Yutto. Jasanya selalu terpakai jika masalah mencarikan tempat elok untuk bersenang-senang dan menyalurkan hasrat kelelaki-lakiannya.

"Ini bagus!"

"Sudah kubilang disana bagus! cepat berkemas. Bukankah besok kau akan pergi pagi-pagi sekali?" Sho mengeluarkan koper berdebu disana ke atas tempat tidur.

"Jadi kau benar akan pergi?" Kali ini Keiji ikut muncul tiba-tiba.

Yutto menaikan kedua bahunya malas, "jangan memberitakan ku yang tidak-tidak di program mu itu."

"Sebenarnya naskah tentang mu sudah naik kepada ku, tapi tiba-tiba ditarik kembali. Aku tahu itu karena profesor Matsuda, berterimakasih lah padanya, kau tidak jadi dibenci satu negara." Keiji berkacak pinggang memerhatikan Yutto yang sedang berkemas dengan separuh nyawa.

"Berhentilah mengejek ku, fuck!." Yutto menegakkan jari tengahnya, sementara Keiji dan Sho terbahak sebab geli melihat wajah kesalnya.

******

Mantra Wanita Sinting Where stories live. Discover now